Selasa, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 19 Juni 2012 17:32 wib
8.770 views
Kemenangan Mursi dan Perintah Amerika Terhadap Militer Mesir
Tim Kampanye Mursi melakukan konfirmasi dari data terhadap seluruh TPS (Tempat Pemungutan Suara), di seluruh propinsi Mesir, dan sudah 100 persen, bahwa kemenangan Mohammed Mursi, tidak diragukan lagi.
Tim kampanye Mohamed Mursi menegaskan kembali kebenaran dan keakuratan hasil penghitungan yang sudah diumumkan membuktikan kemenangan kandidat dari Ikhwan, berdasarkan catatan resmi hitungan terakhir dari tempat pemungutan suara di seluruh Mesir.
Di mana Tim Kampanye Mursi memiliki salinan resmi, yang didukung-penuh yang disertai dengan tanda tangan hakim yang mengawasi proses pemungutan suara. Ini adalah angka akhir, bukan dugaan atau perkiraan, dan akan tersedia bagi semua yang berkepentingan.
Menurut angka terakhir yang diterima dari perwakilan Tim Kampanye Mursi, di semua tempat pemungutan suara di Mesir (tepatnya 13.099 tempat pemungutan), calon dari Ikhwan Mohammad Mursi, menang dengan dukungan 13.242.657 suara, yaitu 52%, sedangkan Marsekal Ahmed Shafiq mendapatkan dukungan 12.353.822 suara, yaitu 48%.
Sedangkan, jumlah suara sah adalah 25.596.479 dari 50.524.939 pemilih terdaftar total dalam daftar pemilih. Itu adalah jumlah pemilih 51,07%.
Rakyat Mesir merayakan kemenangan Mursi di jalan-jalan di seluruh negeri, dan memadati Lapangan Tahrir (Taharir Square), yang menjadi ajang gerakan perubahan menumbangkan rezim militer Mubarak. Mereka berjalan dan menaiki mobil menyampaikan kegembiraan, sementara itu, di berbagai tempat lainnya, para pendukung Mursi menyampaikkan rasa syukur atas kemenangan Mursi.
Dengan konfirmasi dari Tim Kampnye Mursi itu, sangat jelas kemenangan yang dicapai oleh Mohammad Mursi dalam pemilihan presiden pertama di Mesir. Ini merupakan pertama kali dalam sejarah Mesir, sepapanjang lebih 60 tahun. Berlangsung pemilihan presiden secara bebas, dan memberikan kemenangan kepada kalangan sipil. Selama ini Mesir berada dalam genggaman militer. Mursi merupakan presiden pertama Mesir yang dipilih secara bebas.
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Victoria Nulan, menegaskan, hendaknya militer Mesir segera menyerahkan kekuasaannya kepada presiden yang terpilih melalui pemilihan bebas pertama di Mesir. Militer tidak menunda-nunda pengalihan kekuasaan kepada presiden yang terpilih. Karena, dampaknya akan membahayakan stabilitas di Timur Tengah, ujar Nulan.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, bertemu dengan Ketua Dewan Militer Agung (SCAF), Marsekal Ahmed Husien Tantawi, yang menyampaikan keprihatinan Pentagon, yang melihat tindakan militer yang membubarkan parlemen yang baru dipilih secara bebas.
Panetta mengkawatirkan, dampak dari konflik antara kekuatan-kekuatan sipil yang mendukung perubahan di Mesir dengan militer, yang dapat mengancam keamanan regional, dan itu semakin memberatkan beban keamanan bagi Amerika Serikat. af
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!