Kamis, 5 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Mei 2012 17:17 wib
5.820 views
DDII Gelar Dialog Selamatkan Indonesia dengan Dakwah
JAKARTA (voa-islam.com) - Selasa (22/5/2012) malam, Dewan Da’wah menggelar Dialog Dakwah di Gedung Menara Dakwah Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat. Dialog bertajuk ‘’Selamatkan Indonesia dengan Dakwah – Sejuta Umat Tak Cukup Satu Da’i’’ itu dihadiri sekitar 50 peserta.
Diantaranya adalah M Nasir Tajang (Direktur Yayasan Baitul Mal BRI), Eko Apriyanto (ZIS Indosat), Adityawarman Thaha (Keluarga Besar Alumni PII) Dessylia Puspita dan Feti Kusmiati (PMI Pusat), Abdurrahman Gayo (Masjid Raya Al Azhar), Prawoto (DKM Sarinah), Sukarno (DKM Masjid Tanah Abang), Sulaiman (DKM Masjid Baiturahman Ancol), H Sarbani (DKM Masjid Raya Puloasem) dan Masjudi (YAPI Al Azhar).
Dari kalangan pengusaha hadir antara lain Saud El Hujjaj (Ketua Harian Indonesian Islamic Business Forum), Asep Jembar (Greenlightcool), Haji Nuzli Arismal (pengusaha Tanah Abang), Widarto SR, Moh Iqbal, Dody Wahyudi (Bank Syariah Mandiri), Tatang TS, Ade Kusuma (PT Arsen), Civic Jati P (Syafaat Marcom), dan Achmadin (Hotel Sofyan).
Selaku tuan rumah, Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia KH Syuhada Bahri didampingi Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Da’wah Ade Salamun.
KH Syuhada Bahri mengatakan, Indonesia saat ini harus diakui sedang berada di tepi jurang kehancuran. Indikatornya antara lain kualitas hidup manusia (Human Development Index), peringkat korupsi, peringkat akses pornografi, narkoba, HIV/AIDS, dan sebagainya.
Oleh karena itu, Dewan Da’wah mulai tahun ini menggemakan tema ‘’Selamatkan Indonesia dengan Dakwah’’. Syuhada menegaskan, satu-satunya gerakan yang mampu mencegah Indonesia dari kehancuran adalah gerakan dakwah.
‘’Hanya dalam waktu 10 tahun di Mekah dan 13 tahun di Madinah, Nabi Muhammad SAW sukses mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat beradab melalui gerakan dakwah,’’ Syuhada mencontohkan.
Ketua Umum Dewan Da’wah yang sebenarnya malam itu sedang tidak fit lantaran kelelahan, mengingatkan, dakwah adalah tanggungjawab bersama segenap komponen umat. Jika dakwah diabaikan, maka resikonya akan menimpa semua orang termasuk orang yang baik sekalipun. Sebagaimana firman Allah SWT: ‘’Dan selamatkan dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah, Allah amat keras siksa-Nya’’ (QS Al Anfaal/8 : 25).
Peringatan tersebut dipertegas oleh Nabi Muhammad SAW: ‘’Hendaklah kalian benar-benar mengajak perbuatan maruf dan melarang perbuatan mungkar, atau Allah akan menjadikan orang-orang jahat di antara kalian berkuasa atas kalian semua, lalu orang-orang baik di antara kalian berdoa (agar kejahatan dan kemungkaran sirna) tapi doa mereka tak dikabulkan’’ (HR Al Bazzar dan At Thabrani).
Karenanya, KH Syuhada Bahri mengajak peserta dialog untuk memikul bersama pelaksanaan program-program Dewan Da’wah.
‘’Dewan Da’wah sudah menempatkan 300-an da’i di berbagai pelosok Nusantara, yang hanya mendapat honor antara Rp 250 ribu sampai Rp 500 ribu perbulan. Sampai saat ini baru 80 da’i yang honornya sudah Rp 500 ribu perbulan,’’ ungkap Syuhada sambil mencontohkan da’i di Lombok Timur, Ustadz Nadjamuddin, yang kebetulan hadir. ‘’Saudara Nadjamuddin ini baru 3 bulan terakhir menerima honor Rp 500 ribu, setelah bertahun-tahun bertugas di pelosok NTT,’’ terang Syuhada.
Dewan Da’wah, lanjut Syuhada, juga terus menyiapkan kader da’i melalui beasiswa pendidikan dakwah strata-3, strata-2, strata-1, dan non-gelar. Mereka menempuh studi di Akademi Dakwah Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah M Natsir, dan berbagai perguruan tinggi mitra Dewan Da’wah seperti UI, UNS, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, dan Universitas Islam As Syafiiyah. ‘’Para kader da’i harus mengabdi selama setahun di lapangan, sebelum melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi,’’ papar Syuhada.
Para da’i Dewan Da’wah dibekali dengan ilmu dakwah dan program-program sosial-kemanusiaan bertajuk ‘Da’i Datang Desaku Terang’, ‘Da’i Datang Desaku Rindang’ dan ‘Da’i Datang Perbatasan Tenang’.
Ade Salamun menjelaskan, ‘Da’i Datang Desaku Terang’ adalah program bantuan sarana penerangan berbasis teknologi yang praktis, murah, hemat, aman, dan ramah. Sarana ini menggunakan bola lampu LED (Light Emitting Diode) dan sumberdaya accu yang bisa di-charge.
‘’Bantuan penerangan diberikan kepada rumah keluarga jamaah, pondok da’i, rumah ibadah, rumah guru, dan jalan umum di tempat tugas para da’i,’’ tutur Ade.
Sedang melalui program ‘Da’i Datang Desaku Rindang’, para da’i mengajak masyarakat untuk menghijaukan lingkungan dengan tanaman keras maupun apotek hidup.
Rawannya daerah perbatasan, diantisipasi Dewan Da’wah dengan program ‘Da’i Datang Perbatasan Tenang’. Ade mengungkapkan, Juni tahun 2012 ini Dewan Da’wah akan memberangkatkan Kafilah Da’wah Mahasiswa STID M Natsir untuk bertugas di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan.
Usai menyimak pemaparan KH Syuhada Bahri dan Ade Salamun, para peserta dialog sepakat untuk mendukung program Dewan Da’wah. Sebagian dari mereka bahkan langsung memberikan komitmen untuk menanggung pembiayaan program tertentu, seperti disampaikan secara terbuka oleh Nasir Tajang.
‘’Sebenarnya persoalan kita bukan dana, tapi persatuan. Melalui forum seperti ini, insya Allah program dakwah yang berat jadi terasa ringan karena dipikul bersama,’’ tandas Abdurrahman Gayo. [nurbowo]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!