Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
11.119 views

Maarif Institute Launcing Buku Pendidikan Karakter yang Rusak Karakter

JAKARTA (VoA-Islam) – Kemarin, Jum’at (27/4) di Hotel Grand Melia Alia, Cikini, Jakarta, Maarif Institut, sebuah NGO milik mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, meluncurkan dua buah buku Materi Pengayaan “Pendidikan Karakter : Mengarusutamakan Nilai-nilai Toleransi, Anti Kekerasan dan Inklusif”. Masing-masing buku itu untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan PKn untuk Tingkat SMA.

Tim Penulis buku Pendidikan Karakter untuk Mata Pelajaran PAI disusun oleh Dian Lestari, S.Ag dan Drs. Hamid Supriyatno. Sedangkan Buku Pendidikan Karakter untuk Mata Pelajaran Kewarganegaraan ditulis oleh Dr. Benny Ahmad Benyamin dan Joko Budi Santoso, S.Pd.

Peluncuran dua buku tersebut mendapat dukungan dari Kemendikbud RI bekerjasama dengan Dinas Pendidikan di empat kota/kabupaten (Dinas Pendidikan Kota Surakarta, Kota Yogjakarta, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Pandeglang. Pemerintah Daerah tersebut telah mereview program “Pendidikan karakter untuk Mengarusutamakan Nilai-nilai Toleransi, Inklusifitasm dan Anti Kekerasan”.  Rencananya, buku itu akan dibagikan ke sekolah-sekolah di berbagai daerah sebagai pembekalan bagi guru yang mengajar PAI dan PKn di sekolah, khususnya pendidikan karakter untuk siswa.

Hadir sebagai pembedah buku tersebut di depan guru-guru mata pelajaran PAI dan PKn, yakni: Wamendikbud Prof. Musliar Kasim, Hernowo Hasim (Pemerhati Masalah Pendidikan, Penerbit Mizan), dan Fajar Riza Ul Haq (Direktur Eksekutif Maarif Institute).

Buku Bernuansa Liberal

Dalam sebuah press realese yang berjudul “Merawat Toleransi dan Memutus Budaya Kekerasan”, Direktur Program Maarif Institute, Muhammad Abdullah Darraz mengatakan, menguatnya radikalisme keagamaan dan tindakan kekerasan di kalangan pelajar SMU merupakan sebuah keprihatinan bersama. Hal tersebut ditandai oleh munculnya sikap-sikap ekstrem yang menolak ideology negara dan berbagai symbol kebangsaan.

“Kita masih temukan, misalnya pandangan yang menolak Pancasila, mengharamkan nasionalisme, yang dalam prakteknya dilakukan dengan penolakan terhadap upacara penghormatan bendera. Mengutip Buya Ahmad Syafii Maarif, fakta ini telah menodai tujuan pendidikan nasional kita, bahkan merusdsk kebangsaan yang telah dirajut sejak lama.” Kata Darraz.

Lebih lanjut Syafii Maarif mengatakan, masalah radikalisme keagamaan dan munculnya kelompok-kelompok radikal pada beberapa dekade terakhir ini, tak lain merupakan satu bentuk pelarian dari kegagalan dalam menghadapi situasi social-politik yang terjadi dewasa ini. Dan itu berakar dari ketidakadilan struktur social, politik, dan ekonomi bangsa ini.

Sedangkan Prof. Komarudin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, menyatakan, kita patut cemas terhadap munculnya radikalisme di kalangan pelajar. Karena kelompok-kelompok radikal telah menjadikan para pelajar sebagai lahan bagi penyebaran doktrin radikal yang mereka miliki.

“Siswa-siswa yang masih sangat awam soal pemahaman agama dan secara psikologi tengah mencari identitas diri ini menjadi lahan yang diincar oleh pendukung ideology radikalisme. Bahkan, mereka menyusup ke sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler,” tandas Komarudin menuduh.

Direktur Eksekutif Maarif Institute, Fajar Riza Ul Haq menambahkan, setidaknya ada dua sebab menguatnya radikalisme keagamaan di lingkunga sekolah. Pertama, lemahnya penanaman nilai-nilai kemanusiaan dan karakter kebangsaan di dalam proses pembelajaran. Kedua, menguatnya penetrasi kelompok radikal melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dengan mengajarkan cara pandang keagamaan hitam-putih, eksklusif, dan ekstrem.

Menurut Fajar, dua mata pelajaran inti, Pendidikan Agama Islam(PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), yang diasumsikan sebagai kunci utama bagi pengembangan pendidikan karakter di sekolah, kini dianggap tidak efektif dalam menginternalisasikan nilai-nilai toleransi, inklusif, dan anti kekerasan.

“Pengajaran dua mata pelajaran ini tidak mampu memfilter berbagai infiltrasi sikap-sikap radikal, eksklusif, dan fanatic yang muncul dari berbagai factor di sekolah. Kurangnya bahan bacaan alternative dan jam pelajaran yang sangat terbatas menjadi sebab utama dua mata pelajaran initidak maksimal menularkan dan menanamkan nilai-nilai dan karakter kebangsaan,” tandas Fajar lebay.

Buku itu justru tidak mengajarkan siswa dengan pendidikan karakter, tapi menghantarkan siswa pada pendangkalan akidah, melunturkan tauhid, dan menjadi pribadi yang liberal, pluralis, dan sekuler. Buku ini sangat berbahaya sebagai pembekalan bagi guru-guru yang mengajar PAI dan PKn. Hendaknya umat Islam berhati-hati. Desastian

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Dakwah Indonesia lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X