Kamis, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 1 Maret 2012 16:58 wib
31.407 views
Mobil Esemka Gagal Dunia-Akhirat!! Dijamas Ritual Musyrik, Gagal Uji Emisi!
JAKARTA (voa-islam.com) – Meski menempuh jalan dosa besar dengan doa dan ritual kemusyrikan, Mobil Esemka tak lulus uji emisi. Akidah dan teknologi sama-sama gagal!
Kementerian Perhubungan kembali memutuskan Esemka tidak lulus uji emisi. Ini merupakan yang kedua kalinya Esemka gagal dalam uji emisi.
Esemka pertama kali melakukan uji emisi di 2010 lalu. Tanggal 3 Agustus 2010 lalu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan Darat Sudirman Lambali meminta Esemka untuk melakukan uji emisi kembali.
Di awal pekan lalu, tepatnya 27 Februari 2012, Esemka harus kembali menelan pil pahit. Esemka kembali gagal dalam uji emisi yang merupakan prasyarat mobil bisa diproduksi massal.
Berdasarkan Surat Keputusan AJ.402/17/6/DJPD/2012 dari Dirjen Perhubungan Darat, Esemka dinyatakan belum lulus uji emisi dan diharapkan akan kembali untuk melakukan pengujian ulang.
“Dirjen Perhubungan Darat sudah menerima hasil uji emisi. Dan hasilnya belum memenuhi standar Kementerian Lingkungan Hidup, ternyata masih belum memenuhi abang batas emisi gas buang,” Kapuskom Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan seperti dikutip detikOto, Kamis (1/3/2012).
Esemka dinyatakan belum memenuhi ambang batas emisi CO dengan limit 5 g/km dan HC+NOX dengan limit 0,70 g/km. “CO Esemka baru bisa mencapai 11,63 g/km dan untuk HC+NOX esemka baru mencapai 2,69 g/km,” ujar Bambang.
Tidak berhenti sampai disitu, hasil ini menunjukkan kedua kalinya, Esemka belum memenuhi ambang batas emisi gas buang sejak 2010 silam. “Kami menyarankan untuk melakukan perbaikan, atas keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 4 tahun 2009 tentang ambang batas kendaraan bermotor untuk tipe baru,” ujarnya.
Lampu mobil Esemka juga masih belum laik jalan, karena tidak memenuhi kriteria standar 12.000 CD (Candle Light). “Esemka baru berhasil mencapai 10.900 CD untuk kanan. Dan untuk kiri 60.700CD,” tambahnya.
Kegagalan itu sangat memprihatinkan. Sudah rusak akidah, gagal teknologi pula. Gagal dunia dan akhirat.
Seperti diberitakan voa sebelumnya (Mandi Kembang Mobil Esemka: Menyambut Prestasi dengan Kemusyrikan), sehari menjelang keberangkatan Mobil Esemka ke Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Serpong Tangerang, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menggelar Wilujengan dan Jamasan Mobil Esemka, Kamis malam (23/02/2012). Layaknya upacara selamatan dalam adat Jawa, Wali Kota Solo Joko Widodo juga menyiapkan satu set tumpeng lengkap yang berisi nasi gurih, ingkung, sambel goreng ati dan kedelai hitam.
Bejana perak berukuran cukup besar berisi air dan bunga setaman tujuh warna pun sudah disiapkan untuk menjamasi mobil yang fenomenal tersebut.
Mobil Esemka AD 1 A pun dihias dengan untaian kembang setaman di seluruh bagian mulai dari kap depan, atap mobil, hingga bagian belakang mobil.
Diiringi alunan lagu Dandang Gula dalam balutan tari putri sesaji, Wahyu Santoso Prabowo sebagai penari utama atau “pancer” dikelilingi empat penari putri, memulai ritual jamasan.
Secara perlahan air bunga tujuh rupa dalam bejana perunggu disiramkan ke bagian depan mobil. Alunan lagu dan gending Jawa terus dimainkan dengan pelan sehingga memberikan rasa khidmat prosesi jamasan. Secara berturut-turut Walikota Solo Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Walikota FX Hadi Rudyatmo ikut menyiramkan air bunga ke badan mobil Esemka Rajawali.
Enam tokoh agama Islam, Protestan, Katolik, Buddha, Hindu dan Konghucu menyaksikan seksama prosesi budaya Jawa tersebut. Enam pemuka bermacam-macam agama itu kemudian memanjatkan doa secara bergantian bagi kesuksesan dan keselamatan misi uji emisi Esemka Rajawali.
Senada itu, koordinator proses Jamasan Esemka Rajawali, Bambang Suhendro, saat ditemui wartawan menjelaskan esensi acara yakni doa kawilujengan atau keselamatan. Berharap perjalanan rombongan untuk uji emisi Esemka lancar, begitu juga Esemka lulus uji emisi. Perihal adanya ingkung, beras putih, sambal goreng, kerupuk rambak, kedelai hitam, jajan pasar dan air bunga setaman, menurut Bambang, merupakan bagian dari prosesi tradisi.
Koordinator proses Jamasan Esemka Rajawali, Bambang Suhendro, menjelaskan, esensi acara itu adalah doa kawilujengan atau keselamatan. Selain sesajen, rangkaian bunga pandan, melati, kantil juga menjadi hiasan aksesori mobil untuk penolak bala. “Kembang setaman mawar jambon, mawar merah dan putih, kantil kuning dan kantil putih, kenanga dan melati untuk membersihkan dari sukerto atau halangan selama perjalanan,” terangnya. [taz/dbs]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!