Sabtu, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Oktober 2011 07:18 wib
11.423 views
Penelitian Ngawur Lazuardi Birru Sebut Voa-Islam Mata Rantai Terorisme
Jakarta (voa-Islam) – Lazuardi Birru dalam bukunya yang berjudul “Memutus Mata Rantai Radikalisme dan Terorisme” (cetakan kedua), menyebut situs voa-islam.com dan arrahmah.com sebagai situs radikal dan menuduh sebagai mata rantai radikalisme dan terorisme. Sebuah tuduhan ngawur dan tendensius.
Buku yang pertama kali diterbitkan tahun 2010 itu, merupakan hasil seleksi terhadap 248 naskah yang masuk dalam Simposium Nasional Memutus Mata Rantai Radikalisme dan Terorisme. Dari 248 artikel tersebut, dewan juri memilih enam makalah untuk diberikan penghargaan dan diterbitkan menjadi sebuah buku. Setidaknya ada delapan penulis yang terlibat didalamnya.
Salah satu topik yang ditulis dalam buku tersebut adalah berjudul “Analisis Rubrikasi Media Online dan Pengaruhnya Membendung dan Menyebarkan Perkembangan Ideologi Radikalisme dan Terorisme.” Makalah “tidak ilmiah” itu ditulis oleh Andika Hendra Mustaqim S.S, seorang sarjana jebolan Sastra Inggris, Universitas Brawijaya. Pernah bekerja sebagai reporter di Harian Umum Nusa Bali di Denpasar. Saat ini tercatat sebagai reporter di Desk Internasional pada Seputar Indonesia di Jakarta.
Andika Hendra Mustaqim dalam makalahnya menulis, media online Islam yang berhaluan radikal, antara lain voa-Islam.com dan arrahmah.com. Kedua situs tersebut, ungkap Andika, mengidentikkan sebagai media online Islam yang mengumandangkan pembenaran atas aksi terorisme, dalam bahasa mereka disebut dengan kata jihad.
Menurut Andika, agenda setting kedua situs tersebut sangat tampak dari nama rubriknya, yakni Jihad Fie Sabilillah untuk voa-islam.com dan Jihad Analysis untuk arrahmah.com. Sedangkan, eramuslim.com, republika.co.id dan lazuardibirru.com disebut-sebut sebagai media online Islam yang moderat. Ketiga situs (eramuslim, republika dan Lazuardibirru) tersebut, dikatakan sebagai situs yang mampu membendung pemikiran dan ideologi terorisme dan radikalisme yang berkembang di dunia maya.
Tidak Ilmiah
Andika mengklaim tulisannya sebagai hasil penelitian dan merupakan karya ilmiah, meski sesungguhnya jauh dari sikap ilmiah. Terlebih voa-islam tidak pernah dikonfirmasi, apalagi diwawancarai oleh penulisnya. Ini membuktikan, sang penulis menjadi tidak objektif dalam menilai situs islam seperti voa-islam.
Dalam makalahnya, Andika menggunakan analisis isi untuk menganalisis rubrikasi pada situs berita islam online. Penulis memilih sampel penelitian beberapa media online islam yang menurutnya berhaluan radikal dan moderat. Media online Islam radikal (menurut penulis) yang dipilih adalah Voice of Al-Islam dan Arrahmah. Sedangkan media yang cukup moderat (menurut penulis), situs yang dipilih adalah eramuslim.com, republika.co.id dan www.lazuardibirru.org. Andika mencoba memetakan, sekaligus mendikotomi media Islam, berdasarkan prasangka buruknya.
Andika menulis, voa-islam tergolong situs berita Islam baru di dunia maya (beroperasi sejak 1 Juni 2009). Meski baru, sekilas dari tampilan dan judul yang disajikan situs tersebut tergolong radikal. Dengan gegabahnya, Andika menyebut, tidak ada kesan situs voa-islam membawa nuansa perdamaian.
Dalam pandangan Andika, voa-islam akan terlihat semakin radikal setelah ditelusuri memajang secara khusus rubric yang membahas tentang jihad. Nama rubriknya “Jihad Fie Sabilillah”. “Nama yang sangat berani untuk ukuran situs berita baru. Padahal, sangat jarang situs berita Islam memunculkan atau menamakan rubric dengan kata jihad,” katanya.
Wahai Andika! Dalam Islam, kata Jihad terdapat dalam Al Qur’an. Jihad itu sendiri merupakan ajaran Islam, dan puncak segala amal. Tentu saja, jihad harus dilakukan secara syar’I, tidak serampangan. Sebagai penegasan, voa-Islam tidak menyetujui ijtihad aksi pengeboman. Namun Voa Islam sebagai situs Islam tetap kritis dan tabayun. Seperti visi-misinya, voa-Islam tampil sebagai situs yang memberi advokasi terhadap umat islam Asia Tenggara dan dunia, dan berupaya menyampaikan informasi berimbang.
Voa Islam adalah situs Islam yang komprehensif dalam hal kontennya. Bukan hanya rubrik Jihad, tapi juga menampilkan isi seputar remaja, muslimah, tanya jawab, wawasan keislaman, hingga silaturahim. Bahkan voa-Islam menjembatani kaum muzakki dengan mustahik.
Penelitian Kaum Paranoid
Voa-Islam, dinilai Andika, menerapkan agenda setting. Media ini memberikan tekanan pada suatu peristiwa, sehingga media itu akan mempengaruhi khalayak. Andika pun menuduh voa-islam menebar wacana permusuhan antar umat beragama, dengan memunculkan rubrik bertemakan jihad. Konyolnya lagi, Andika memfitnah voa-Islam membenarkan aksi pengeboman di Tanah Air, dengan menggunakan dalil-dalil agama dalam pemberitaan untuk menguatkan argumentasi.
Yang menggelikan, Andika menjadi “paranoid” dan “gerah”, ketika voa-islam menjelaskan dasar pemikiran pendirian situs ini dengan mengutip QS. An-Nahl ayat 125, QS. Al-Hujarat ayat 6, QS. As-Shaff ayat 10-12.
Apakah ada yang salah dari Kitab Suci Al Qur’an dengan ayat-ayat tersebut? Jika anda Muslim, kenapa Al Qur’an yang merupakan wahyu Allah Swt, dinilai sebagai ideology berbahaya? Jika anda tidak suka dengan kutipan ayat-ayat Ilahi tersebut, sepertinya, keimanan anda harus dipertanyakan kembali.
Anehnya lagi, Andika, sang reporter “bau kencur” itu merasa terganggu dengan pembelaan voa –islam atas hinaan sebuah Blog Santo Bellarminus yang jelas-jelas menghina dan menghujat Islam secara vulgar dan kasar (diposting Rabu, 21 April 2010), dalam hal ini menghujat Allah, Rasul-nya dan ajaran Islam. Seharusnya Andika, mempelajari lebih dulu hinaan yang diupload di blog pemeluk Kristen itu. Seperti diketahui, bahwa blog tersebut memuat kata-kata: “Habisi Islam di Indonesia”.
Andika telah sepihak dalam menilai. Kenapa yang memicu dan memantik permusuhan yang dilemparkan oleh blog Kristen dengan menghujat Islam tidak diurai secara jujur dan objektif. Padahal sangat jelas, merekalah (sang blogger)yang memulai menebarkan kebencian, permusuhan, memprovokasi umat Islam, dan menabuh genderang “perang”. Ini membuktikan, Andika yang mengklaim dirinya peneliti, betul-betul tidak teliti dalam menilai sesuatu secara arif. Sebagai peneliti ‘pesanan’, Andika dibayang-bayangi oleh wawasan sempit dan dangkal, membela yang bayar.
Seorang reporter seperti Andika merekomendasi agar media seperti voa-Islam dan Arrahmah yang diposisikan sebagai situs “counter terrortist strategy” agar mengurangi ekspos tentang terorisme, dan diminta agar tidak terlibat melakukan interpretasi apapun, sampai menghentikan ekspos tersebut (untuk sementara waktu). Ini menjadi aneh dan lebay. (Desastian)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!