Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
7.374 views

Stigmatisasi Rezim Paranoid: Dari Kontra Revolusi Hingga Teroris

Jakarta (voa-islam) - “Revolusi adalah harga mati..Kontra Revolusi, adalah pengkhianatan terhadap perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia”

“Menentang pemerintah adalah subversif, siapa yang membangkang, tunggulah, ia akan mati terbujur di Nusakambangan.”

 “ Al-Qaidah, Jamaah Islamiah, Dr.Azhari, Noordin M.Top dan jaringan-jaringannya adalah teroris yang mengancam kedaulatan negara, harus dilenyapkan dari muka bumi ini.”

Begitulah kira-kira tiga petik kalimat yang mendeskripsikan “cap” atau stigma dari negara kita kepada orang-orang yang dianggap mengacaukan stabilitas politik dan keamanan negeri ini. Kontra Revolusi pada masa orde lama, Subversif di orde baru, dan Teroris pada orde reformasi. Sebutan yang, jika ditilik hakikatnya, sesungguhnya setali tiga uang (serupa), cuma saja zamannya berbeda.

Begitu mudahnya negara Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) yang dikomandoi oleh Ansyad Mbai memberi stigma kepada aktivis sebagai teroris. Irjenpol (purn) Ansyad Mbai tidak sendiri. Ia banyak dibantu oleh rekannya yang sama paranoid terhadap Islam, mulai dari pengamat “titipan”, kelompok liberal, kelompok salafi murji’ah, media sekuler, hingga seorang Sydney Jones dengan ICG nya, untuk membantu penyebaran program deradikalisasi.

Bahkan Ansyad Mbai mengajak Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan kalangan kampus untuk melancarkan program deradikalisasi yang dianggapnya sebagai proyek berkesinambungan. Seperti diketahui, dana untuk pelatihan dan operasional Densus 88 guna pemberantasan terorisme mengucur dengan lancar dari tuannya AS dan Australia. Proyek inilah yang menjadi pendapatan para propagandis bayaran untuk menakut-nakuti umat Islam dengan stigmatisasi teroris.

Ansyad berasumsi, bahwa orang-orang yang berjuang untuk formalisasi syariah Islam dalam perundang-undangan negara adalah kelompok radikal yang selangkah lagi akan menjadi teroris. Dan akar terorisme adalah cita-cita penegakan syariah Islam oleh negara. Asumsi tersebut diambil dari data, bahwa tujuan para teroris adalah untuk menerapkan syariah dan tegaknya daulah Islamiyah atau khilafah Islamiyah. Jihad pun dikebiri, dengan tuduhan sebagai makar.

Ansyad berasumsi, bahwa orang-orang yang berjuang untuk formalisasi syariah Islam dalam perundang-undangan negara adalah kelompok radikal yang selangkah lagi akan menjadi teroris. Dan akar terorisme adalah cita-cita penegakan syariah Islam oleh negara.

Dengan serampangan, aktivis Islam yang pernah berjihad ke Ambon, Poso, Moro dan Afghanistan untuk membela kaum muslimin yang terdzalimi, ditandai sebagai jaringan teroris. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyo kerap menyebut para mujahid ini sebagai habitat teroris yang harus dihabisi hingga akar-akarnya.

Menurut Sekjen FUI Ustadz Al Khaththath, benang merah dari pemberantasan terorisme di Indonesia sangat kuat aroma rekayasanya, karena asumsi dasar mereka  adalah radikalisme. Buktinya, AS membidik  aktivis Islam yang selama ini berjuang mengkampanyekan syariat Islam sebagai kaum radikal dan musuh AS.

Dari sudut pandang Hak Asasi Manusia (HAM), banyak sudah pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan Densus 88 dalam menangani kasus terorisme. Mereka menangkapi orang-orang yang diduga teroris tanpa mempedulikan prinsip presumption of innocence (praduga tak bersalah). Beberapa orang yang masih berstatus diduga teroris, bahkan ditembak mati ditempat.

Kasus Cawang, dua orang yang tak diketahui identitasnya diterjang peluru hingga tewas. Terahir kasus salah tembak oleh Densus 88 di Sukoharjo, Solo yang menimpa pedagang angkringan. Belum lagi, tahanan yang diduda teroris acapkali mencapat siksaan dan tindakan kekerasan lainnya.

Menurut catatan Tim Pengacara Muslim (TPM) ada sekitar 500 orang yang telah ditangkap dan diadili atas nama kasus terorisme. Imparsial mencatat, terdapat 36 kasus salah tangkap dengan tuduhan terorisme (sejak tahun 2004-2009)

Konyolnya, Undang-undang Subversif yang dulu sempat diberlakukan pada era orde baru dipaksa untuk dimunculkan kembali untuk memberantas aksi terorisme. RUU Intelijen yang saat ini sedang digodok DPR, akan menjadi legitimasi bagi aparat untuk menghabisi para mujahid di negeri ini. Dalihnya, para pelaku aksi teror diprediksi akan banyak masuk ke Indonesia. Mereka diduga sudah memetakan bahwa Indonesia lah yang paling potensial untuk dimasuki kegiatan terorisme.

Inilah republik teror, negeri yang ingin mengembalikan zaman Orde Baru yang represif dan brutal. Stigma kontra revolusi, subversif, dan teroris tak lebih alat politik untuk menghabisi lawan-lawan politik penguasa yang paranoid. Sacara sadar, Rezim yang saat ini berkuasa, telah menjadi kacung sekaligus pembunuh bayaran bagi rakyatnya sendiri.

Satu hal, rakyat semakin muak dengan kebohongan yang diciptakan. Setiap kali muncul skandal besar yang menyeret nama “Sang Penguasa”, pengalihan isu menjadi modus yang sangat mujarab.● Desastian

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Dakwah Indonesia lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X