Senin, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 2 Mei 2011 19:10 wib
8.630 views
Partai Demokrat dan Golkar Disusupi NII KW 9
JAKARTA (voa-islam.com) – Negara Islam Indonesia (NII) KW 9 yang diklaim sudah tamat oleh Panji Gumilang ternyata masih eksis. Bahkan NII KW 9 sudah melakukan penyusupan ke sejumlah partai politik besar sekelas Golkar dan Partai Demokrat.
"NII memang sengaja merekrut banyak mahasiswa, kampus, birokrasi, dan bahkan partai politik seperti Golkar, Demokrat dan beberapa partai yang lain," ujar bekas petinggi NII KW 9, Imam Supriyanto, saat diterima Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (2/5/2011).
Ia menambahkan, dalam rangka membangkitkan NII, Al Zaytun mendukung Partai Golkar. "Beliau (Panji Gumilang) ingin membangkitkan dan mengulang sejarah tahun 1970-an, maka Pemilu 2004, Panji Gumilang mendukung penuh Wiranto yang menjadi capres dari Golkar. Kalau PPP malah memerangi NII," jelas Imam.
Selain di Partai Golkar, ungkap Imam, NII KW 9 juga menyusup ke partai RepublikaN yang masih partai kecil hingga Partai Demokrat yang tengah berkuasa.
"Terakhir Pak Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum PD membawa rombongannya ke Al Zaytun lengkap dengan fraksi-fraksi termasuk Sekjennya Ibas. Tapi nggak tahu dicuci otak atau tidak.," tuturnya.
"Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum datang ke Al Zaitun bersama Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro (Ibas), beserta pengurus teras partai dan fraksi-fraksi PD, tapi saya tidak tahu, dicuci otak atau tidak. Dibaiat atau tidak, judulnya safari pesantren. Panji Gumilang itu kan banyak uang," kata dia.
Imam melanjutkan, dalam safari ke Al-Zaytun itu, Partai Demokrat memberikan sumbangan kepada Pondok Pesantren Al Zaytun US$10 Ribu, yang diserahkan langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dihadapan petinggi lainnya Partai Demokrat saat mengunjungi Al Zaytun.
"Sumbangan sebesar 10 ribu dollar Amerika itu diserahkan langsung oleh Anas Urbaningrum kepada pimpinan pondok pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang, saat berkunjung ke Al Zaytun, sekitar tanggal 16 Maret 2011 lalu," kata Imam.
Menanggapi pernyataan mantan pentinggi NII itu, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok membantah ada agenda politik antara partainya dengan NII. Meski tidak menampik adanya pertemuan maupun sumbangan Partai Demokrat sebesar US$10 Ribu kepada Al Zaytun, Mubarok mengatakan pertemuan itu hanya pertemuan biasa. Tidak ada agenda khusus termasuk membicarakan keterkaitan Pandji Gumilang dengan NII.
"Demokrat bisa ketemu siapa saja. Masyarakat pesantren bisa. Bukan agenda. Jadi hanya pertemuan biasa begitu? Iya. Kita kan partai terbuka, bisa ketemu siapa saja, bisa didatangi siapa saja. Pertemuan itu biasa saja, pertemuan antar tokoh. Itu bukan agenda politik. Karena Anas kan banyak berkunjung kemana saja. Ke NU misalnya. Saya juga selalu hadir di LDII." [taz/dbs]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!