Senin, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Maret 2011 13:35 wib
6.108 views
Sunata-Ba'asyir Tak Saling Kenal dan Tak Terkait Pelatihan Militer Aceh
JAKARTA (voa-islam.com) – Dua orang ustadz yang dijerat kasus terorisme terkait pelatihan militer di Aceh Darussalam, Abu Bakar Ba'asyir dan Abdullah Sunata, menyatakan tidak saling mengenal dan tidak terkait terorisme.
Sidang lanjutan dugaan terorisme terkait pelatihan militer di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam dengan tersangka Ustadz Abu Bakar Ba'asyir di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (28/3/2011), menghadirkan enam orang saksi: Abdullah Sunata, Joko Daryono, Bayu Seno, Pandu Wicaksono, Abdullah Alkatiri dan Abdul Rohim.
Dalam sidang yang dimulai pukul 09.00 WIB itu, Abdullah Sunata mengenakan baju koko hitam dan kopiah putih.
"Posisi terdakwa (Ba'asyir) akan menghadiri sidang jika saksi meminta. Kami meminta tangapan saksi bagaimana?" tanya hakim anggota kepada keenam saksi yang hadir.
"Ya," jawab Sunata sembari menganggukkan kepala. Hal yang sama dilakukan kelima saksi lainnya.
Mereka berenam kemudian disumpah bersama-sama. Abdul Rohim adalah orang pertama yang didengar kesaksiannya. Sementara 5 saksi lainnya diminta menunggu giliran di luar ruang sidang.
Dalam kesaksiannya, Abdullah Sunata menyatakan dirinya tidak mengenal Ba'asyir.
"Apakah saudara mengenal terdakwa?" tanya jaksa penuntut umum kepada Sunata,
Tanpa ragu Sunata menjawab, "Tidak!" Sunata juga menyatakan dirinya tidak pernah ikut dalam pengajian Ba'asyir. "Tidak kenal dengan terdakwa, dan tidak pernah mengaji dengan beliau," imbuhnya.
Terkait pelatihan di Aceh, Sunata menegaskan dirinya tidak mengikuti pelatihan militer di Aceh. Ia sempat mendatangi Aceh pada bulan Mei 2009 diajak oleh Sofyan Tsauri untuk menggelar pelatihan laskar Front Pembela Islam (FPI) terkait krisis Palestina. Namun pelatihan itu tidak terjadi karena ditolak oleh FPI. "Saya tidak ikut," tegas Sunata.
Sunata menjelaskan, dirinya bertemu di sebuah hotel di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur bersama Dulmatin dan Abu Tholut untuk membicarakan pelatihan laskar FPI di Aceh. Namun karena penawaran itu ditolak FPI, maka dirinya hanya melakukan pembinaan santri di Aceh dengan biaya yang didapatkan dari Abu Tholut yakni Rp10 juta.
Abdulah Sunata berada di Aceh selama dua hari, di sana dia bertemu dengan Sofyan Tsauri. Abdulah juga mengenal Dulmatin saat konflik Ambon terjadi. Dulmatin lalu memberinya uang senilai Rp195 juta. Uang itu kemudian dibelikannya tiga pucuk senjata M-16 dengan Rp100 juta yang diserahkan kepada Abu Tholut, Dulmatin dan Tongji. Setelah itu, Abdulah Sunata tidak mengikuti pelatihan militer Aceh dan tidak mengetahui konseptor pelatihan tersebut.
Ustadz Abu, demikian sapaan akrab Baasyir, yang hadir di persidangan juga menyatkan tidak mengenal Sunata. Saat ditanya tentang sosok Abdullah Sunata, dengan tegas Ustadz Abu menyatakan tidak pernah bertemu dengannya.
"Kalau nama sering dengar, tapi saya tidak kenal," ujarnya kepada wartawan di PN Jakarta Selatan, Senin (28/3/2011).
Sementara itu, tim pengacara Abu Bakar Baasyir, Achmad Michdan menegaskan bahwa tidak ada kaitan antara Abdullah Sunata dengan Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) ini.
Michdan mengungkapkan, Sunata memang pernah mengunjungi Aceh, dan diminta oleh Sofyan Tsauri untuk mengikuti pelatihan militer di Palestina. Namun pelatihan di Aceh itu tidak ada hubungan dengan Sunata, karena dia tidak terlibat lagi dalam pelatihan militer di Aceh karena anaknya sakit. "Soal Aceh dia hanya dihubungi Sofyan Tsauri," paparnya.
Karenanya, menurut Michdan, pelatihan militer di Aceh itu tidak ada hubungannya dengan Ba'asyir. "Tidak ada kaitannya dengan Ustadz Abu Bakar Baasyir," ujarnya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (28/3/2011).
Dengan demikian, imbuh Michdan, keterangan saksi-saksi sebenarnya sudah selesai. Sehingga Hakim dan jaksa tidak perlu lagi mengadirkan saksi selanjutnya.
"Saksi-saksinya sebenarnya sudah selesai. Seharusnya sidang ini pembacaan tuntutan," tandasnya. [silum/trb, mi, dtk]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!