Rabu, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 10 November 2010 14:46 wib
13.724 views
Pemuda Harus Siap Hadapi Tantangan Zaman dalam Membangun Kejayaan Islam
YOGYAKARTA (voa-islam.com) – Di tengah padatnya kegiatan dakwah dan sosial di pengungsian Merapi, Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) tidak melupakan ilmu dan pembinaan pemuda. Ahad pagi (7/11/2010), Sariyah Da’wah Wal I’lam (Dawlam JAT) wilayah Jawa Tengah menyelenggarakan Seminar dan Diskusi Ilmiyah bertajuk “Peran Strategis Generasi Muda Dalam Membangun Kejayaan Islam & Kaum Muslimin.”
Acara pengkaderan pemuda yang digelar di Masjid Kampus Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu dihadiri oleh dua orang narasumber yang berkompeten, yaitu Ustadz Abu Al-Izz Lc dari Jakarta dan DR Amir Mahmud dari Universitas Muhammadiyah Solo.
Dalam sambutannya, Ustadz Wahyu Abdurrahman selaku penangungjawab acara, menyampaikan prihatin dan belangsukawa atas korban yang meninggal dengan adanya musibah letusan Gunung Merapi dan juga korban-korban yang masih dalam pengungsian. Ustadz Wahyu juga menjabat Ketua Sariyah Dawlam JAT wilayah Jawa Tengah ini juga menginformasikan kepada jama’ah yang hadir bahwa JAT sudah membuka beberapa posko kemanusian ditempat-tempat strategis seperti di Cangkringan Sleman, Klaten dan Musuk Boyolali guna membantu para pengungsi.
Untuk memudahkan koordinasi, lanjutnya, JAT juga membentuk relawan “KATIBAH” (Komunitas Ansharut Tauhid Peduli Musibah) untuk terjun ke lapangan. Tugas utama relawan KATIBAH ini adalah membantu pengungsi dalam merehabilitasi rumah-rumah dan mendistribusikan bantuan-bantuan kepada para relawan.
....Pemuda Islam merupakan tumpuan umat, penerus dan penyempurna misi risalah Ilahiah. Perbaikan pemuda berarti adalah perbaikan umat....
Pada acara inti, Ustadz Abu Al-Izz memaparkan hakikat pemuda dalam membangun kejayaan Islam dan kaum Muslimin. Ketua Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB) yang juga menjabat Sariyah Dawlam JAT Wilayah Jakarta ini memaparkan bahwa fungsional pemuda ada empat, antara lain:
Pertama, Sebagai umat terbaik (kuntum khaira ummat), sesuai dengan firman Allah dalam Ali ‘Imran ayat 110: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah...”
Menurut ayat ini, umat Islam adalah umat yang terbaik dari sekian banyak umat yang telah diciptakan Allah. Maka umat terbaik inilah yang seharusnya bisa merubah kondisi masyarakat yang jauh dari Islam, meski tantangan yang dihadapi umat Islam sangat berat.
Kedua, Sebagai umat yang moderat (ummatann wasatho), yaitu umat yang bersifat pertengahan dan netral dalam menyikapi semua hal di tengah-tengah masyarakat, dengan tetap berpegang teguh kepada ajaran Islam yang haq, bersumber dari Al Qur’an dan As-Sunnah. Tak kalah pentingnya, dalam hal ini harus menghindari faham-faham yang menyimpang (sesat) seperti faham SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme), Ahmadiyah, ajaran Darmogandul, Kejawen, serta faham-faham lainnya yang semisal.
Ketiga, Sebagai umat yang menjadi saksi atas manusia lain (syuhada’a ‘alan-nas). Islam adalah agama rahmat untuk alam semesta, satu-satunya jalan menuju kebahagiaan manusia. Jika Islam ditegakkan di muka bumi dengan kaidah-kaidah yang benar, maka manusia akan meraih kebahagiaan yang sempurna. Kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sedangkan pembicara yang kedua, DR Amir Mahmud mengawali pemaparan dengan menyitir ungkapan Dr Syakir Ali Salim: “Pemuda Islam merupakan tumpuan umat, penerus dan penyempurna misi risalah Ilahiah. Perbaikan pemuda berarti adalah perbaikan umat. Oleh karena itu, eksistensinya sangat menentukan di dalam masyarakat.”
Selanjutnya, pemerhati pergerakan Islam yang bekerja sebagai Dosen Pasca Sarjana UMS Solo ini memaparkan tiga tugas dan peranan pemuda dalam membangun kejayaan Islam dan Muslimin, antara lain:
Pertama, Pemuda sebagai Generasi Penerus, sebagaimana firman Allah SWT:
”Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka” (QS. Ath-Thur 21).
Kedua, Pemuda sebagai Generasi Pengganti, sebagaimana firman Allah SWT:
”Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintainya” (QS. Al-Ma’idah 54).
Ketiga, Pemuda Sebagai Generasi Pembaharu (Reformer), sebagaimana firman Allah SWT: ”Ingatlah ketika ia (Ibrahim-pen) berkata kepada bapaknya : “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong sedikitpun” (Qs. Maryam 42).
Kedua narasumber sepakat, perbedaan jarak dan waktu bukan alasan untuk menjadi generasi yang lemah. Contoh Dr . Abdullah Azam, Dr Umar syaif, Dr Abu Najih, Syaikh Abdurrahman (Mesir), Syaikh Yasin (Palestina) Yahya Ayyash, Imad Aqil, Izzudin Al-Qasam, dan pemuda-pemuda Palestina lainnya, berkat ketangguhan, kesungguhan dan kedekatannya dengan Allah menjadikan mereka seorang mujahid muda begitu juga dengan pemuda lainnya di berbagai tempat dan zaman. [Bekti Sejati]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!