"Dalam Islam tidak ada pengkhususan tentang hari pernikahan, apalagi memaknai hari dan tanggal tertentu dengan keistimewaan tertentu," katanya di Padang, Minggu.
..."Masalah walimah yang melanggar aturan Islam saja belum dapat dituntaskan, ditambah lagi dengan masalah baru karena jahilnya umat memaknai tanggal 10-10-2010 hari ini," katanya....
Ia mengatakan, hari ataupun tanggal tidak dapat dikatakan memiliki keistimewaan kecuali ada landasan syar`i di dalamnya, baik melalui Al-Quran dan Hadist. Ia mencontohkan, seperti hadis Rasulullah tentang keutamaan hari Jumat, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
"Rasulullah pernah bersabda, hari terbaik di mana matahari terbit di dalamnya ialah hari Jumat. Pada hari itu Adam Alaihis Salam diciptakan, dimasukkan ke surga, dikeluarkan daripadanya dan kiamat tidak terjadi kecuali di hari Jumat (Hadist Riwayat Imam Muslim)," kata Ketua MUI Sumbar Bidang Fatwa itu.
Namun, terkait hari pernikahan, Rasulullah SAW tidak pernah mengkhususkan hari tertentu agar umatnya menikah pada hari-hari tertentu itu. Semua hari dalam Islam itu baik asalkan dimulai dengan niat karena Allah SWT, katanya.
Ia menilai, dalam pandangan Islam, tidaklah salah bila umat Islam menikah pada hari (10-10-2010) jika itu memang telah dimusyawarahkan antara keluarga dari kedua mempelai.
Yang salah, katanya, jika masyarakat menganggap hari ini memiliki keistimewaan tertentu berdasarkan perhitungan-perhitungan yang mengandung nilai kurafat lalu menjadikannya sebagai sesuatu yang sakral sehingga dalam kategori ini, orang itu dapat dianggap sebagai orang jahil (bodoh) dalam agama.
Terkait hal itu, ia mengingatkan, masyarakat khususnya umat Islam agar tidak menjadikan opini umum yang berkembang saat ini sebagai suatu pemahaman yang harus dibenarkan. Ia menegaskan, masyarakat harus lebih cerdas memahami kontekstual kehidupan termasuk perihal pernikahan dengan memperdalam ilmu-ilmu Islam.
Ia mengatakan, ilmu agama terkait pernikahan itu sangat penting sebab pernikahan merupakan pintu dari amalan besar ketika seseorang telah memiliki tanggung jawab untuk membina keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah.
Ia menambahkan, jika ada umat Islam yang terjebak dalam kesalahpahaman terhadap hari ini (10-10-2010), berarti telah muncul pula kejahilan baru dalam masyarakat.
"Masalah walimah yang melanggar aturan Islam saja belum dapat dituntaskan, ditambah lagi dengan masalah baru karena jahilnya umat memaknai tanggal 10-10-2010 hari ini," katanya.
Terkait persoalan tersebut, ia menambahkan, hal itu terjadi akibat tatanan dakwah di kalangan umat Islam saat ini sudah beralih kepada dakwah enterteint (dakwah yang hanya mengandung nilai hiburan), tanpa memperhatikan tujuan dasar dan sasaran dakwah itu sendiri.
Menurutnya, tatatanan dakwah harus kembali difungsikan oleh mubaligh tidak sebatas kajian parsial saja, namun harus menyentuh hingga persoalan dasar dalam agama Islam yakni kajian tauhid (keyakinan).
"Dakwah harus kembali di arahkan pada kajian tauhid yang menyentuh persolaan keyakinan umat pada nilai ukhrawi (akhirat) hingga umat Islam tidak terjerumus dalam pemahaman kurafat," katanya.
Bayi 10-10-10 Dianggap Bawa Hoki
Memang, Tanggal 10 Oktober 2010 (10-10-10) bagi sebagian orang dianggap sebagai hari istimewa yang mampu mendatangkan keberuntungan atau hoki.
Karena itu, hari tersebut banyak dipilih pasangan suami istri (pasutri) sebagai waktu yang tepat untuk melahirkan bayi serta sejumlah pasangan untuk melangsungkan pernikahan. Maka tidak mengherankan bila di berbagai kota banyak pasutri yang ingin bayinya lahir tepat pada saat angka kembar 10-10-10 melalui operasi caesar.
Namun ada bayi yang lahir normal di hari tersebut meskipun jumlahnya lebih sedikit. Di RSUD Sidoarjo misalnya, hanya ada satu bayi yang lahir secara normal, yakni bayi pasangan Hendrik (25) dan Munawaroh (19), warga RT 3 RW 1, Dusun Jabon, Desa Grabakan, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur.
...“Kata orang kalau bayi lahir tanggal, bulan, dan tahunnya kembar membawa hoki,” ujar Mianah, kakak Munawaroh...
Bayi laki-laki dengan berat 3,5 kg itu lahir tepat pukul 10.00, tanggal 10, bulan 10 dan tahun 2010 dengan proses persalinan normal. “Kalau bayi yang lahir hari ini secara normal hanya ada satu. Kalau yang lahir caesar ada tiga bayi,” ujar Dr Teguh Wiyono, di RSUD Sidoarjo, Minggu (10/10/2010).
Bayi pasangan Hendrik dan Munawaroh, lanjut Teguh, lahir dengan panjang 50 cm dan saat ini masih dirawat di ruang bayi dengan kondisi normal. Karena tidak ada gangguan apa pun, bayi yang belum diberi nama oleh orang tuanya itu hari ini sudah diperbolehkan dibawa pulang. Teguh mengatakan, dalam beberapa hari ini ada beberapa pasien yang akan melahirkan.
Namun, hanya bayi pasangan Hendrik dan Munawaroh saja yang lahir di tanggal, bulan, dan tahun yang angkanya sama. Mengenai pasutri yang menginginkan bayinya lahir di tanggal, bulan, dan tahun yang sama secara caesar, Teguh mengatakan, untuk kelahiran caesar harus memenuhi beberapa kriteria. Di antaranya, kandungan harus berumur di atas tujuh bulan.
Meski demikian, harus pula melalui pemeriksaan medis terlebih dulu apakah bayi yang dikandung dan ibunya sehat kondisinya sehingga memungkinkan untuk dilakukan operasi. Sementara itu, Hendrik dan Munarawoh serta keluarganya menyambut gembira lahirnya anak pertamanya itu.
Apalagi, bayi itu lahir dengan kondisi normal. “Kata orang kalau bayi lahir tanggal, bulan, dan tahunnya kembar membawa hoki,” ujar Mianah, kakak Munawaroh. Mianah bercerita, adiknya itu dibawa ke RSUD Sidoarjo, Sabtu (9/10), sekitar pukul 09.50 WIB.
Namun, dia tidak menyangka bahwa bayinya lahir keesokan harinya. Sementara di Jombang, kemarin dua bayi dilahirkan dengan cara operasi. Syaiful Arief, salah satu orang tua bayi, mengungkapkan, sebenarnya dirinya menginginkan kelahiran anaknya secara normal. Namun, pihak rumah sakit menyarankan kelahiran putranya dengan cara operasi karena kondisi kesehatan istrinya.
”Dan saya memilih hari ini (kemarin). Kebetulan, hari ini hari yang istimewa,” ungkap Syaiful Arief. Pilihan yang sama juga dilakukan pasangan Wawan Hari Wibowo-Agus Hendrawati. Saat pihak rumah sakit menawari kelahiran dengan jalan operasi, seketika dia mengiyakan. (Ibnudzar/dbs)