Jum'at, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Oktober 2010 13:00 wib
7.099 views
Pembatalan SBY ke Belanda Besarkan RMS, Padahal RMS Sudah Mati 60 Tahun Lalu
BEKASI (voa-islam.com) – Jusuf Kalla (JK) menyayangkan pembatalan kunjungan Presiden SBY ke Belanda karena ancaman RMS. Menurutnya, pembatalan SBY ke Belanda justru membesarkan RMS, padahal RMS sudah mati 60 tahun lalu.
Untuk menyelesaikan kasus RSM tersebut, JK meminta pemerintah agar mengelola dan membenahi isu Republik Maluku Selatan (RMS).
“Organisasi itu sudah dibubarkan sejak 1953 oleh pengadilan dan sudah mati sejak 60 tahun lalu. Kenapa sekarang isu RMS itu jadi terkenal di seluruh dunia? Itu yang perlu dikelola pemerintah,” kata JK saat menghadiri peresmian galeri unit donor darah di sebuah mal Kota Bekasi Jabar, Kamis (7/10/2010).
Mantan Wakil Presiden RI periode 2004-2009 itu menegaskan, RMS itu seharusnya sudah tidak ada lagi. Karenanya, lanjut JK, pembatalan kunjungan presiden telah menjadi berita besar yang justru menguntungkan RMS.
“Dengan berita besar itu nama RMS kembali seperti jadi besar,” ujar JK yang juga Ketua Umum PMI.
Menurut JK, pemerintah harus memenej isu RMS agar orang bisa melupakannya. “Pemerintah perlu melakukan berbagai langkah hingga orang bisa melupakan RMS,” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden SBY membatalkan lawatannya ke Belanda pada menit-menit akhir menjelang keberangkatan, Selasa (06/10/2010). Padahal rombongan sudah bersiap di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur untuk bertolak ke negeri kincir angin itul.
Setelah menunggu dua jam di bandara, SBY mengungkapkan alasan pembatalan kunjungan yang sedianya berlangsung 5-10 Oktober, yaitu adanya ancaman sidang kasus penuntutan terhadap Presiden Republik Indonesia di pengadilan Den Haag yang mulai digelar di Belanda.
“Ada pergerakan yang menuntut soal hak asasi manusia di Indonesia dan menuntut agar Presiden RI ditangkap,” kata Presiden. “Yang mengajukan tuntutan adalah organisasi yang di dalamnya ada RMS (Republik Maluku Selatan).”
SBY tidak dapat menerima adanya tuntutan pengadilan internasional yang mencakup penangkapan Presiden RI.
“Kalau sampai digelar pengadilan, (ini) menyangkut harga diri sebagai bangsa,” kata Yudhoyono.
Keputusan SBY Diklaim Kemenangan bagi RMS
Pembatalan lawatan Presiden SBY ke Belanda itu disambut dengan penuh kegirangan oleh Presiden RMS sebagai sebuah kemenangan. Di pengasingan, Presiden RMS John Wattilete, mengatakan keputusan Presiden SBY batal berangkat ke Belanda adalah kemenangan bagi RMS.
“Sebenarnya kami sudah menunggu dia, sehingga bisa berhadapan langsung dan mempertanyakan kekerasan HAM yang dilakukan,” katanya kepada sebuah kantor berita asing. “Tapi yang terpenting dari peristiwa ini adalah kemenangan kami.” [taz/antr, tempo]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!