Jum'at, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 13 Agutus 2010 06:15 wib
14.476 views
Dituduh Lakukan Pengrusakan Patung 'Bima', FUI Purwakarta Pasang Badan
Purwakarta (voa-islam.com) – Dinilai tidak memberi manfaat sama sekali, umat Islam Purwakarta ingin patung Bima dirobohkan atau dipindah dari area publik. Meski belum berhasil merobohkan patung Bima karena dihalangi aparat kepolisian namun, Forum Ulama Indonesia (FUI) menyatakan kesiapannya dan tak gentar menghadapi proses hukum kasus dugaan perusakan patung Bima di Kabupaten Purwakarta.
Organisasi yang menggalang unjuk rasa pada 9 Agustus lalu ini tidak akan menggubris laporan polisi yang dilayangkan Kepala SMK YPK Jainurrizal terhadap kepolisian belum lama ini. Ketua FUI Purwakarta Abdullah AS Djoban mengatakan, pihaknya baru akan menanggapi setiap pemanggilan polisi bila pelapornya adalah pemegang kebijakan atas pendirian patung Bima di Jalan Terusan Ibrahim Singadilaga.
...Kami tidak akan datang memenuhi panggilan polisi jika laporannya sebatas dari pelaksana proyek,”ujarnya...
Selama ini masih ada ketidakjelasan penanggung jawab pembangunan patung. “Kalau posisi Kepala SMK YPK hanyalah sebatas pelaksana proyek, sementara siapa yang menunjuknya sama sekali tidak diketahui, apakah bupati atau siapa? Karena itu, kami tidak akan datang memenuhi panggilan polisi jika laporannya sebatas dari pelaksana proyek,”ujarnya kemarin.
Pernyataan Djoban seperti itu sengaja dia katakan sebagai jawaban terhadap upaya memerkarakan terkait kasus dugaan perusakan patung Bima. Dalam kesempatan itu pun, kiai Djoban juga mengklarifikasi bahwa keinginan FUI bukan merobohkan patung tersebut, melainkan membongkarnya yang kemudian diamankan atau dipasang di tempat yang tidak termasuk ruang publik.
Tidak Bermanfaat dan Pemborosan
Sebelumnya, Forum Ulama Indonesia (FUI) Kab. Purwakarta memang sudah memberikan ultimatum Bupati Purwakarta untuk segera membongkar Patung Bima bernilai ratusan juta yang baru sebulan dibangun di Jalan Baru, Kel Nagri Kaler, Kec/Kab Purwakarta. Pembangunan Patung Bima dinilai tidak membawa manfaat bagi masyarakat Purwakarta.
Sikap protes FUI, Kamis (6/8) pagi, dilakukan dengan long march turun ke jalan, membawa puluhan santri meninjau langsung ke lokasi Patung Bima di Jl Baru dilanjutkan menuju ke Kantor Bupati di Jl Gandanegara 25 Purwakarta.
FUI berpendapat pembangunan Patung Bima ditinjau dari tujuh aspek tidak membawa manfaat. Aspek ekonomi menjadi pemborosan, aspek sejarah bukan pahlawan nasional/daerah, aspek sosial justru membawa umat ke alam jahiliyah, aspek budaya mengkultuskan tokoh khayalan, aspek agama mengarah ke kemusyrikan, aspek politik terjadi pemaksaan kepercayaan terhadap tokoh tahayul secara sistemik dan aspek hukum dapat meresahkan masyarakat.
Di tengah orasinya, Ketua FUI kabupaten Purwakarta, KH Abdullah Djoban, mendesak Bupati Purwakarta, segera membongkar patung tersebut karena alasan bertolak-belakang dengan keberadaan Purwakarta sebagai kota santri.
...”Bila dalam waktu 2×24 jam setelah aksi ini, patung Bima tersebut tidak cepat dibongkar, maka kami yang akan membongkarnya,” seru KH Abdullah AS Djoban, Ketua FUI Purwakarta, Kamis (6/8)...
"Kota santri Purwakarta telah banyak tercemar oleh kemaksiatan dan kemusyrikan. 0leh sebab itu patung Bima harus dibongkar," katanya.
Sebuah patung tokoh pewayangan "Bima" berukuran raksasa, bertengger di atas tangga tembok kokoh di tepi jalan negara perlintasan Jakarta-Bandung, tepatnya di jalan Baru, Purwakarta.
”Bila dalam waktu 2×24 jam setelah aksi ini, patung Bima tersebut tidak cepat dibongkar, maka kami yang akan membongkarnya,” seru KH Abdullah AS Djoban, Ketua FUI Purwakarta, Kamis (6/8).
Dalam pernyataan sikapnya, FUI menegaskan ditinjau dari segala aspek pembuatan patung Bima di Purwakarta, berdampak jelek dan merupakan pemaksaan kepercayaan terhadap tokoh takhayul secara sistemik.
"Dari aspek politik, merupakan pemaksaan kepercayaan kepada tokoh takhayul secara sistemik. Dari aspek ekonomi hanya pemborosan, dan dari aspek hukum telah meresahkan masyarakat," paparnya.
Selain itu, FUI juga meminta Pemkab Purwakarta segera membongkar dan menggantikan patung Bima dengan diganti simbol-simbol islami, sebab Purwakarta sebagai kota santri.
Pembongkaran Dihalangi Massa dan Polisi
Karena protes tidak digubris, akhirnya ratusan laskar Forum Ulama Indonesia (FUI), Kabupaten Purwakarta, Senin (9/8) berupaya merobohkan patung 'Bima' yang terletak di pertigaan batas dua kecamatan yaitu Kota dan Babakan Cikao.
Namun, upaya perobohan patung salah satu tokoh wayang tersebut akhirnya digagalkan pihak keamanan setelah sebelumnya diwarnai dengan aksi saling dorong antara massa FUI dan polisi.
Padahal, sebelumnya patung tersebut sudah diikat tambang oleh peserta aksi, dengan maksud akan dirobohkan dengan cara ditarik, namun lagi-lagi dicegah pihak polisi. Aksi massa ini, tak pelak membuat ketegangan pada warga dan pelajar yang berada di sekitar jalan baru.
FUI pun tak sendiri melakukan aksinya tersebut, sebelumnya memang aksi ini mendapat lampu hijau dari Wakil Bupati Dudung Bachdar Supardi yang secara pribadi mendukung langkah-langkah yang dilakukan FUI. Namun kala itu, Dudung baru menjanjikan akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada Bupati Dedi Mulyadi.
Kini, FUI siaga dan pasang badan menghadapi tuntutan hukum, namun FUI tidak akan menggubris laporan polisi yang dilayangkan Kepala SMK YPK yang hanya kepala proyek. (Ibnudzar/dbs)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!