Ahad, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 21 Februari 2010 09:04 wib
15.299 views
Arwah Gus Dur Didoakan Konghucu dengan Kidung Wei De Dong Tian
JAKARTA (voa-islam.com) – Puncak peringatan tahun baru China atau Imlek 2561 yang dihadiri Presiden SBY,dilakukan umat Konghucu penuh dengan penghormatan doa dan puisi kepada mendiang Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Doa diawali dengan kidung Wei De Dong Tian, sedangkan dalam puisinya meminta arwah Gus Dur agar membuat guyonan maha dahsyat supaya Tuhan tertawa terpingkal-pingkal.
Umat Khonghucu yang hadir dalam acara puncak perayaan Imlek di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Sabtu (20/2) secara khusus memanjatkan doa bagi Gus Dur. Doa yang diawali dengan kidung Wei De Dong Tian –salam seiman bagi umat Khonghucu– itu dipimpin oleh Hanny Kilapong, khusus untuk Gus Dur. Dalam doanya mereka mendoakan agar Gus Dur agar mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
“Secara khusus kami berdoa, bagi saudara dan sahabat kami, guru dan bapak kami tercinta, KH Abdurrahman Wahid. Berikanlah tempat terbaik di haribaan kebajikan-Mu. Atas jasa pengabdiannya khususnya perhatian bagi umat dan kelembagaan Khonghucu," kata Hanny.
Rasa hormat kepada Gus Dur juga dikemukakan Ketua Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) Budi S Tanuwibowo dalam sambutannya. "Izinkan saya mengucapkan terima kasih kepada seorang yang hadir setiap kali perayaan Imlek namun mulai tahun ini tidak lagi bisa bersama kita. Meski secara fisik tidak bisa hadir namun saya yakin jiwanya akan tetap bersama kita," ujarnya.
...Ketua Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia itu mengucapkan terima kasih kepada Gus Dur yang telah menjadikan perayaan imlek menjadi perayaan nasional....
Ketua Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia itu juga mengucapkan terima kasih kepada Gus Dur yang telah menjadikan perayaan imlek menjadi perayaan nasional.
Dalam perayaan Imlek yang di hadiri Presiden SBY tersebut umat Konghucu mempersembahkan puisi buat Gus Dur. Puisi berjudul “Selamat Beristirahat Gus, Semoga Sampeyan Tidak Melupakan Kami” yang dibacakan oleh Raissa Lauwsen itu dimaksudkan sebagai rasa hormat dan penghargaan kepada mendiang Gus Dur.
Anehnya, dalam puisi tersebut umat Konghucu memposisikan Tuhan secara “manusiawi” yang mangkel dan bosan. Sehingga mereka pun minta kepada arwah Gus Dur agar membujuk, menghibur dan melawak untuk Tuhan agar Tuhan tertawa terpingkal-pingkal. Demikian cuplikan puisi tersebut:
“Gus, sudah 53 hari sampeyan pulang, ke rumah Gusti yang Maha Sempurna, Maha Hangat, Maha Murah Senyum, Maha Welas Asih, dan maha bijaksana...
Selamat beristirahat Gus, temani Gusti yang Maha Bijak, agar beliau senang, setidaknya masih ada orang Indonesia yang sebaik sampeyan...
Namun Gus, sesekali bujuk Beliau agar mau menolong Indonesia, agar negara kita dapat maju dengan perkasa, elitnya sadar mana yang inti dan mana yang variasi, serius dan kompak bekerja demi negara, meninggalkan remeh-temeh tiada guna, fokus pada solusi dan kerja nyata.
Oya Gus, kalau Gusti mulai bosan, mangkel dan marah melihat ulah para elit kita, tolong sampeyan hibur dengan guyonan maha dahsyat, agar Gusti terpingkal-pingkal, luluh hati dan mau mengampuni dosa-dosa kita."
...Oya Gus, kalau Gusti mulai bosan, mangkel dan marah melihat ulah para elit kita, tolong sampeyan hibur dengan guyonan maha dahsyat, agar Gusti terpingkal-pingkal...
Doa dan puisi itulah persembahan terbaik kepada Gus Dur, bapak pluralisme Indonesia, dari para pengagumnya. Tapi apakah puisi nyeleneh yang beraroma pelecehan Tuhan itu yang sekarang dibutuhkan oleh Gus Dur di alam barzah?
Rasulullah SAW pernah menjelaskan, “Apabila seorang anak Adam meninggal, maka akan terputus amalannya kecuali tiga perkara: shadaqoh jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakan kepadanya” (hadits shahih riwayat Muslim dari Abu Hurairah RA).
Lantas, apakah doa umat non Islam (baca: orang kafir) untuk keselamatan Gus Dur itu sangat dibutuhkan oleh Gus Dur untuk kedamaian dan ketenangan di alam barzah? Dengan kata lain, apakah doa orang kafir di kabulkan Allah SWT?
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjawab:
"Hanya bagi Allah-lah hak mengabulkan doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka" (Qs Ar-Ra’d 14).
"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka?" (Qs Al-Ahqaf 5). [taz/dari berbagai sumber]
Berita terkait:
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
