Kamis, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 18 Februari 2010 08:15 wib
21.376 views
Pendeta Mengaku Habib Gegerkan Madura
SUMENEP (voa-islam.com) - Untuk mengkristenkan umat Islam, para pendeta sudah tidak punya rasa malu untuk berkata dusta, berbuat fitnah dan berlaku licik. Setidak-tidaknya, hal ini dilakukan oleh Pendeta Markus dalam ceramah kesaksiannya di gereja. Dalam ceramah yang direkam dalam keping VCD tersebut, Pendeta Markus mengaku sebagai mantan Habib pendiri FPI dan Laskar Jihad. Dalam ceramahnya, Pendeta Markus banyak melecehkan ajaran Islam.
Awal bulan yang lalu (3/1/2010), VCD kesaksian dusta Pendeta Markus diedarkan secara gelap kepada umat Islam di Bengkulu. Kini, VCD yang sama diedarkan di Sumenep, Madura.
Bulan ini, VCD kesaksian dusta Pendeta yang mengaku mantan habib FPI itu kembali gegerkan umat Islam Madura, setelah beredar luas di Kecamatan Dasuk, Pasongsongan dan Ganding, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. VCD kesaksian dusta itu disebarkan secara gelap, satu paket dengan buku-buku pelecehan Islam.
Kiyai Muhammad Hanif, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nur, Desa Mantajun, Kecamatan Dasuk, Sumenep, Selasa (16/2/2010) sangat khawatir dengan peredaran VCD dan buku tersebut, karena sangat melecehkan Islam.
...Untuk mengkristenkan umat Islam, para pendeta sudah tidak punya rasa malu untuk berkata dusta, berbuat fitnah dan berlaku licik...
"Beberapa hari lalu, sejumlah warga mendatangi dan memberitahukan pada kami telah menerima buku dan VCD yang isinya melecehkan ajaran Islam. Kami khawatir dan resah atas peredaran buku dan VCD tersebut, karena isinya tidak mengenakkan," katanya menambahkan.
Ia mengatakan, pihaknya langsung membaca dua buku dan memutar VCD yang diserahkan warga tersebut.
"Isinya memang melecehkan ajaran Islam. Di VCD, Nabi Muhammad disebutkan meninggal dunia akibat diracun oleh salah seorang istrinya dan Nabi Ismail menjadi nabi atas permintaan Nabi Ibrahim," paparnya mengungkapkan.
Di VCD tersebut, juga disebutkan thawaf (mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali) yang merupakan salah satu rangkaian ibadah haji disebut sebagai mainan anak-anak kecil.
"Kami langsung meminta warga untuk tidak percaya pada isi VCD maupun buku tersebut," ucap Hanif menuturkan.
Sesuai informasi dari warga, kata dia, buku dan VCD tersebut diperoleh dari orang yang naik sepeda motor dan tak dikenal oleh warga sekitar.
"Salah satu buku diterima oleh salah seorang siswa sekolah dasar (SD). Ketika itu, anak tersebut pulang dari sekolah dan di jalan tiba-tiba dilempari buku oleh orang yang naik sepeda motor," tutur Hanif menjelaskan.
...Salah satu buku diterima oleh salah seorang siswa sekolah dasar (SD). Ketika pulang dari sekolah dan di jalan tiba-tiba dilempari buku oleh orang yang naik sepeda motor...
Dalam VCD Pendeta Makrus itu tidak dicantumkan penerbit dan alamat jelas, hanya mencantumkan judul: "Yang Kuasa sudah Ubahkan Hati Keras", dan nomor telepon genggam 0812891942xx.
Dua buku yang beredar di Desa Mantajun berjudul "Jalan (Tauhid) Menuju Surga" dan "Siapa Membelenggu Tuhan, Penuntun Menjadi Kaum Imani yang Tidak Membelenggu Tuhan". Kedua buku ini sama sekali tidak mencantumkan nama penulis dan alamat penerbit, hanya terdapat nomor telepon genggam 0852255590xx.
Dalam buku yang beredar itu disebutkan Nabi Muhammad tertipu jin Arab ketika menyebarkan agama Islam dan Ka'bah adalah patung berhala.
Sementara di desa Mordejeh, Kecamatan Ganding, disebarkan judul buku lain, yaitu “Jalan ke Surga,” juga tidak mencantumkan nama penulis dan alamat penerbit.
Polres Sumenep Selidiki Penyebaran VCD dan Buku Pelecehan Islam
Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyelidiki kasus penyebaran buku dan VCD yang isinya melecehkan ajaran Islam di wilayahnya.
Kasat Intelkam Polres Sumenep, AKP Endri Prasetyo Utoro, Selasa, menjelaskan, pihaknya telah menerima informasi tentang adanya orang tak dikenal yang menyebarkan buku dan VCD pada masyarakat.
"Kami gerak cepat untuk menyelidiki kasus penyebaran buku dan VCD tersebut, karena isinya sensitif, yakni melecehkan ajaran Islam," katanya di Sumenep.
...Kami gerak cepat untuk menyelidiki kasus penyebaran buku dan VCD tersebut, karena isinya sensitif, yakni melecehkan ajaran Islam, kata Kasat Intelkam Polres Sumenep...
Untuk sementara, kata dia, pihaknya telah menerima informasi adanya kasus penyebaran buku dan VCD yang menjelekkan ajaran Islam oleh orang tak dikenal di tiga lokasi, yakni dua desa di Kecamatan Pasongsongan dan satu desa di Kecamatan Dasuk.
"Kami telah membentuk tim untuk menyelidiki kasus penyebaran buku dan VCD itu. Saat ini, anggota masih di lapangan," katanya mengungkapkan.
Informasi sementara yang dilaporkan anggotanya, kata dia, orang yang menyebarkan buku dan VCD itu naik sepeda motor dan mengenakan helm standar, sehingga wajahnya tidak diketahui.
"Ada pun modus penyebarannya adalah menyerahkan pada anak sekolah dan warga di rumahnya. Kami berharap warga yang menerima buku dan VCD serupa untuk melaporkan pada kami," kata Endri menuturkan.
Ada pun tiga lokasi penyebaran buku dan VCD yang melecehkan ajaran Islam adalah di Desa Soddara dan Panaongan, Kecamatan Pasongsongan, dan Desa Mantajun, Kecamatan Dasuk.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Sumenep KH Syafraji belum dapat dikonformasi mengenai tindak lanjut dari ditemukannya buku dan VCD yang melecehkan agama Islam tersebut.
Dusta Pendeta Markus Besar Sekali!!
Dalam VCD kesaksian Pendeta Markus yang sampai di redaksi voa-islam.com, rekaman VCD penghujatan itu berdurasi 90 menit, menampilkan ceramah kesaksian di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW).
Dalam ceramahnya yang kental dengan logat Suroboyoan, pendeta Muhammad Ali Makrus alias Markus itu banyak mengeluarkan kesaksian dusta, adu domba dan penodaan terhadap Islam dan kaum muslimin. Perhatikan kutipan ceramah Markus berikut:
...Ketika habis dari Madinah, saya keluar ke Afghanistan. Saya dipersiapkan untuk menjadi Laskar Jihad. Sebelum saya menjadi Laskar Jihad, saya benar-benar dibentuk waktu itu ada di Ambon. Saya bersama Ustadz Ja’far waktu itu...
“Ketika habis dari Madinah, saya keluar ke Afghanistan. Saya dipersiapkan untuk menjadi Laskar Jihad. Sebelum saya menjadi Laskar Jihad, saya benar-benar dibentuk waktu itu ada di Ambon. Saya bersama Ustadz Ja’far waktu itu. Karena Laskar Jihad ini merupakan sebuah laskar yang dipersiapkan betul untuk menghadapi kelompok-kelompok orang Kristen.
Terus lahirlah FPI itu sendiri. Pada saat itu di Jawa Timur masih kosong, belum ada gerakan FPI sama sekali. Sehingga Habib Rizieq waktu itu memanggil saya. Disampaikan bahwa seluruh dewan pengurus yang ada di FPI meminta saya untuk memimpin, menjabat FPI di Jawa Timur. Karena tugas FPI ini harus diserahkan kepada orang yang punya gelar habaib. Kalau tidak ada embel-embelnya habaib, ndak boleh. Akhirnya saya pimpin. Karena pemimpin FPI harus memiliki banyak kriteria, salah satunya tidak pernah kenal kompromi sama sekali, bengis, licik, picik. Itu sudah saya program. Pada tanggal 10 Januari tahun 2004 saya dilantik…”
Inilah bukti kedustaan Pendeta Markus dalam VCD kesaksian yang menggegerkan Madura:
Pertama, Pendeta Makrus Ali mengaku, sebelum jadi pendeta, dirinya adalah seorang habib yang bergelar Habib Ali Makrus At-Tamimi. Kesaksian ini dusta besar, karena di kalangan Arab, tidak ada habib yang memakai nama fam “At-Tamimi.” Gelar “At-Tamimi” itu bukan untuk kalangan habib, tapi kalangan “Sayyid.”
Kedua, Pendeta Markus sebelum jadi pendeta dia adalah ulama pentolan Laskar Jihad dan Front Pembela Islam (FPI). Markus mengaku ikut mendirikan Laskar Jihad bersama Ja’far Umar Thalib di Ambon. Ini adalah kedustaan yang nyata, karena Laskar Jihad tidak dibentuk di Ambon, melainkan didirikan dan dideklarasikan di Jakarta tanggal 17 April tahun 2000.
Ketiga, Pendeta Markus mengaku pernah kuliah empat tahun di Madinah pun murni kebohongan. Karena logat Arabnya selalu keliru dalam mengutip ayat Al-Qur’an. Misalnya: kata “ruhulloh” dibaca “roholulloh”, padahal anak TK Islam semuanya tahu bahwa huruf Arab itu tidak ada yang berbunyi “ho.” Kata “hattaa” dibaca “haataa”, surat “az-zukhruf” dibaca “as-sukruf,” dan seterusnya. Mungkinkah orang yang tidak bisa berbahasa Arab belajar di Arab?
Keempat, Pendeta Markus menceritakan bahwa ia dipercaya untuk melihat sumur Zamzam di Madinah karena ia memiliki gelar habib. Dusta ini sungguh menggelikan, karena semua orang tahu kalau sumur Zamzam itu ada di Mekkah, bukan di Madinah.
...Pendeta Markus menceritakan bahwa ia dipercaya untuk melihat sumur Zamzam di Madinah. Dusta ini sungguh menggelikan, karena semua orang tahu kalau sumur Zamzam itu ada di Mekkah, bukan di Madinah...
Kelima, Pendeta Markus menuding Ka’bah Baitullah dihuni oleh 8.888 jin yang dipimpin oleh jin yang bernama Huda Al-Fitiri. Karenanya umat Islam yang mencium Hajar Aswad ketika ibadah haji sama dengan mencium jin yang harus diperiksakan ke psikiater. Uraian ini tidak ada dasarnya sama sekali, melainkan halusinasi yang ditanamkan kepada jemaat gereja supaya bersikap alergi Islam.
Dari mana Pendeta Markus tahu kalau Ka’bah dihuni oleh 8.888 jin? Literatur kitab apa yang dibacanya? Jika tidak dari literatur, berarti tudingan itu hanya halusinasi pendeta Kristen yang mengaku bisa melihat dan menghitung jumlah jin. Padahal jin adalah makhluk gaib yang tidak bisa dilihat dengan mata kepala.
Yang bisa melihat jin adalah bangsa jin sendiri. Jika Pendeta Markus mengaku bisa melihat dan menghitung ribuan jin, apakah ia hendak mengatakan bahwa pendeta adalah bangsa jin yang bisa melihat makhluk halus?
Menuduh Al-Qur’an Salah dan Menyimpang
Selain memfitnah umat Islam dan akidahnya, Pendeta Markus juga membual jemaat dengan informasi keliru tentang Al-Qur’an dengan uraian sbb:
“… Terjadi kesalahpahaman. Contoh kecil, kalau kita melihat acara Idul Adha. Menurut Islam yang disembelih adalah Ismail, tapi menurut orang Kristen yang disembelih adalah Ishak… Tidak satupun ayat yang menyampaikan bahwa yang disembelih itu adalah Ismail. Tidak ada satupun ayat. Justru yang disembelih oleh Ibrahim menurut Al-Qur’an adalah Ishak. Jadi Al-Qur’an tidak pernah ngomong Ismail. Di dalam kitab suci Al-Qur’an yang diomongkan yang disembelih itu bukan Ismail.”
Uraian ini keliru 180 derajat. Dengan sastra yang tinggi dan indah, Al-Qur’an memaparkan kisah pengorbanan Nabiyullah Ismail olah ayahandanya, Ibrahim AS dalam surat As-Shaffat 99-112. Pada ayat 99-111 dikisahkan tentang tahapan ujian Allah kepada Ibrahim untuk menyembelih anak kandung yang shalih. Karena keikhlasan, kesabaran dan kepatuhan Ibrahim kepada Allah sudah teruji, maka ketika hendak disembelih, Allah menggantikannya dengan seekor sembelihan (kambing) yang besar (bi dzibhin ‘adhim).
Pada kisah penyembelihan itu memang tidak disebutkan siapa anak shalih yang hendak dikorbankan Nabi Ibrahim. Tapi ini tidak bisa dijadikan hujjah bahwa yang disembelih itu bukan Nabi Ismail. Karena setelah kisah penyembelihan ini dilakukan, maka pada berikutnya diberitakan kelahiran Nabi Ishak.
“Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang saleh” (Qs As-Shaffat 112).
...Pendeta Markus menuding Ka’bah Baitullah dihuni oleh 8.888 jin. Dari mana Pendeta Markus tahu? Apakah pendeta bisa melihat jin? Padahal yang bisa melihat jin adalah bangsa jin sendiri. Jika Pendeta Markus mengaku bisa menghitung ribuan jin, berarti ia adalah temannya jin..
Jika Nabi Ishak lahir setelah terjadinya peristiwa penyembelihan, maka secara otomatis anak shalih yang dikorbankan Ibrahim itu bukan Ishak melainkan Nabi Ismail. Kesimpulan ini semakin jelas bila dibaca dalam nas Al-Qur’an dalam bahasa aslinya: “wa basy-syarnaahu bi ishaaqa nabiyyan minas-shalihin.” Huruf “wawu” dalam kata “wa basy-syarnaahu” (Dan Kami beri dia kabar gembira), dalam ilmu nahwu disebut "wawu ‘athfin lit-tartibi bil-ittishaal" (huruf wawu penghubung kalimat yang menunjukkan urutan kronologis peristiwa).
Sebaliknya, kisah pengorbanan Nabi Ibrahim (Abraham) yang paradoks justru terjadi dalam Alkitab (Bibel):
“Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu” (Kejadian 22:2).
Ayat ini dijadikan sebagai dasar oleh umat Nasrani untuk menunjukkan bahwa yang dikorbankan Abraham bukan Ismael melainkan Ishak. Padahal, penyebutan Ishak sebagai anak tunggal Abraham patut dipertanyakan. Karena Ismael dalam Alkitab berusia lebih tua 14 tahun dibandingkan Ishak. Ingat: Ismael dilahirkan ketika Abraham berusia 86 tahun (Kej 16:16) dan Ishak dilahirkan ketika Abraham berusia 100 tahun (kej 21:5).
Secara otomatis, Ismael pernah jadi anak tunggal Abraham selama 14 tahun. Sedangkan Ishak tidak pernah jadi anak tunggal Abraham, karena sampai akhir hayat Abraham, Ismael dan Ishak sama-sama masih hidup. Buktinya, mereka berdua bersama-sama menguburkan Abraham ke pemakamannya di gua Makhpela di padang Efron bin Zohar (Kej. Pasal 25:9).
Jika faktanya Ismael pernah jadi anak tunggal Abraham dan Ishak tidak pernah jadi anak tunggal Abraham, kenapa ada ayat yang menyebut Ishak sebagai anak tunggal Abraham?
Umat Islam dan Kristen harus cerdas dan dewasa. Jangan mudah dibodohi oleh para penipu ulung berwajah pendeta yang mengeruk keuntungan pribadi dengan jalan ceramah kesaksian dusta di rumah ibadah.
Waspadai pendeta Markus yang mengaku bernama Islam Habib Muhammad Makrus Ali At-Tamimi. bersambung [taz]
Baca berita terkait:
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!