Demi Pilkada, Artis Rame-rame Bagi Janji Manis

Jakarta (voa-islam.com) - Ayu Azhari, Ratih Sanggarwati dan Emilia Contesa bertarung jadi calon wakil bupati dan bupati. Mulianya, jika terpilih janji membangun dan memajukan daerahnnya. Sungguh?

"Saya nggak daftar bupati karena saya kasih kesempatan kepada putra daerah," ujar Ayu Azhari, baru-baru ini, seusai verivikasi di Sukabumi, Jawa Barat.

Ayu pun memilih menjadi calon bupatinya saja. Meskipun hanya enjadi orang nomor 2 nantinya, Ayu tetap mengutaakan perubahan Sukabumi menjadi lebih maju. "Untuk mendukung t membuat perubahan dan saya sambil belajar," ungkapnya.

Ayu sangat serius. Kabarnya ia sampai menghabiskan Rp10 miliar untuk dana kampanyenya. Ayu yang enggan menyebut jumlah nominalnya mengatakan, "Dana banyak, dari langit, turun," jawabnya singkat.

Namun dana tersebut diakui Ayu ada berkat tabungan pribadinya. "Ya iyalah sendiri, memang dari mana lagi," katanya,

Meskipun Ayu tak menyebutkan, ketua Fraksi PDIP DPRD Jabar Agus Welianto menyatakan, "Kurang lebih Rp10 miliar."

Emilia pun berjanji menaikan taraf hidup masayarakat Banyuwangi. "Tukang sampah yang tidak dibayar pihak Pemda. Kedua banyak demo buruh yang selalu berkelanjutan sampai sekarang. Ketiga banyak uang lauk-pauk buruh yang tidak dibayar. Jadi dengan hal-hal seperti itu saya merasa terpanggil. Saya ingin membenahi," tuturnya.

Ratih Sanggarwati berbeda dengan Ayu Azhari. Menjadi calon Bupati Ngawi Jawa Timur, ia hanya menghabiskan Rp5 miliar saja.

"Wah saya sih Rp5 miliar saja. Setengahnya Ayu Azhari yang Rp10 miliar. Tapi wakil saya kan bisa nambahin Rp3 miliar," ungkap Ratih saat ditemui di kawasan Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (25/1).

Ratih pun siap membangun Ngawi. Tak hanya dengan modal uang, tetapi modal visi, misi dan tindakan kongkretnya. "Saya lima tahun ini mau menanam, kemajuan Ngawi nggak akan terbayar dengan Rp5 miliar. Saya ingin rakyat Ngawi maju," ungkapnya.

Untuk memuluskan kampanyenya, Ratih mengajak artis-artis ternama. "Ada Cici Paramida, Kristina, Opick, dan Uje. Mereka bilang 'Maju terus Mbak, nanti kita bantu'. Itu yg bikin saya besar untuk maju terus. Pokoknya rugi kalau rakyat Ngawi nggak pilih saya. Kapan lagi Ngawi punya bupati mantan model dan ayu lagi," kataya dalam canda tawa.

Usai terpilih nantinya, Ratih tak memikirkan gaji bupati yang hanya Rp5,8 juta tiap bula. "Gajinya kan Rp5,8 juta, tapi penghasilan lain saya bisa dari bisnis busana saya dan ceramah-ceramah, kan?," terangnya.

Emilia Contesa pun tak mau ketinggalan. Sempat menolak menjadi calon bupati Banyuwangi, ibunda artis Denada Tambunan ini sekarang malah mencalonkan diri.

Emilia mengatakan, "Seperti yang sudah saya bilang, Banyuwangi adalah tanah tumpah darah saya, tempat lahir saya dan seluruh keluarga saya berasal dari Banyuwangi. Bagi saya, selain tiga hal tadi ada yang saya ingin kembangkan."

Emilia pun berjanji menaikan taraf hidup masayarakat Banyuwangi. "Tukang sampah yang tidak dibayar pihak Pemda. Kedua banyak demo buruh yang selalu berkelanjutan sampai sekarang. Ketiga banyak uang lauk-pauk buruh yang tidak dibayar. Jadi dengan hal-hal seperti itu saya merasa terpanggil. Saya ingin membenahi," tuturnya.

Jika nantinya terpilih, Emilia tidak akan bekerja sendiri tapi lebih kolektif, Ia bakal mempunyai staf ahli yang artinya bukan kerja. Contohnya nyatanya, ia berjanji akan mengurus sekolah dan pendidikan secara gratis. Begitu pula kesehatan.

Emilia yang harus bersaing dengan tiga yang mencalonkan itu berjanji tidak ada yang berbau korupsi. "Ini sudah harga mati buat saya. Saya ingin punya pasangan yang punya hati amanah, sama pasangan saya tidak mencuri uang rakyat," paparnya.

Ditambahkannya, "Bagi saya itu benar, tapi bagi saya arti kebahagiaan adalah berarti lain karena saya ingin membahagiakan orang lain juga. Saya juga ingin menjaga nama saya dan saya ingin meninggal dalam keadaan terhormat."

Kepemimpinan dalam Pandangan Islam

Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan seseorang sehingga ia memperoleh rasa hormat (respect), pengakuan (recognition), kepercayaan (trust), ketaatan (obedience), dan kesetiaan (loyalty) untuk memimpin kelompoknya dalam kehidupan bersama menuju cita-cita.

Dalam Islam karena kepemimpinan erat kaitannya dengan pencapaian cita-cita maka kepemimpinan itu harus ada dalam tangan seorang pemimpin yang beriman. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 28 :

“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).”

Untuk dapat menghasilkan pemimpin yang dapat memikul amanah yang dipercayakan kepadanya, menurut Imam Al-Mawardi dalam kitabnya, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, diperlukan seseorang yang kokoh iman dan takwanya, mulia akhlaknya, mampu bersikap adil dan jujur, berilmu dan cerdas (fathonah), berkompeten, konsekuen memikul tanggung jawab (amanah), sehat jasmani dan rohani, memiliki keberanian menegakkan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar. Syarat terakhir yaitu keberanian karena tanpa keberanian, segala sifat-sifat terdahulu tidak akan dapat dijalankan secara efektif.

Tentang hadits yang terkait dengan kepemimpinan, Rasulullah SAW pernah bersabda : “Orang yang bakal paling dikasihi oleh Allah dan yang paling dekat di sisi-Nya kelak pada hari berhisab ialah pemimpin yang adil, dan orang yang bakal paling dibenci Allah pada hari berhisab dan bakal menerima siksa azab yang sangat pedih adalah para pemimpin yang dzalim.” (HR Tirmidzi).

Di lain hadits, Rasulullah SAW memperingatkan bahwa “Barangsiapa yang pernah memimpin lebih dari sepuluh orang kelak akan dibawa pada hari berhisab dengan kaki tangannya terbelenggu dan hanya keadilan yang pernah diamalkannya sajalah yang dapat melonggarkan rantai belenggu tadi, sedang kedzaliman yang pernah dibuatnya kelak akan membawanya kepada kehancuran.” (HR Darimi).

Dari sini pilihlah artis idola anda yang akan maju dalam pilkada nanti, sesuaikan dengan konsep kepemimpinan dalam islam?? (Ibnudzar/dbs)