Selasa, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 17 November 2009 16:33 wib
7.597 views
Mengaku Rasul Online, Sakti Alexander Kabur Diburu Polisi
Sejak memproklamirkan kerasulannya secara online di mailing list, blog dan situs komunitas, (1/10/2007), khalayak di dunia maya mulai tak asing dengan nama Sakti Alexander Sihite, alumnus Fakultas Hukum spesialis Tata Negara Universitas Indonesia angkatan 1997.
Pria kelahiran 1977 itu mengaku memperoleh 'wahyu' kerasulan tahun 2005, setelah mendapat induksi energi yang berisi pesan bahwa dirinya dipilih Tuhan untuk menyampaikan ajaran ketauhidan yang sejati. Pengakuannya, induksi energi itu dirasakan sangat kuat dan membuat dirinya lemas selama satu atau dua hari. Badannya menggigil kedinginan meskipun udara tidak dingin.
Sekitar bulan Juli 2007 saya kembali mengalami apa yang saya sebut sebagai induksi energi yang sangat kuat itu. Kali ini induksi terjadi sangat intensif, nyaris setiap hari...
"Ada semacam cekaman rasa takut yang mengguncang, meskipun saya tidak melihat ataupun mengetahui ada ancaman yang perlu saya takuti," ujarnya.
Tahap kerasulan selanjutnya, induksi itu datang hampir setiap hari. "Sekitar bulan Juli 2007 saya kembali mengalami apa yang saya sebut sebagai induksi energi yang sangat kuat itu. Kali ini induksi terjadi sangat intensif, nyaris setiap hari. Setiap kali itu berlangsung, dada saya terasa sakit. Jantung rasanya seperti dibakar," jelasnya.
Sakti bukan tidak sadar resiko deklarasi kenabian itu. Ia sudah berpikir matang-matang, tindakan itu pasti akan menuai kecaman, caci maki, dan hujatan. Tetapi, Sakti tak peduli, karena ia meyakini kondisi itu juga sudah tertulis di Al Qur'an.
"Puncak kerasulan saya berlangsung pada 13 September 2007. Responnya seperti yang sudah saya perkirakan dari awal. Mayoritas menolak dengan kasar. Tapi itu tidak masalah," ujarnya.
Di samping penentangan dari keluarga, rasul di dunia maya itu pun panen hujatan dari kaumnya di situs jejaring sosial Facebook atas nama Sakti A Sihite. Halaman depan facebook tersebut dihiasi dengan latar belakang hitam dengan tulisan "Rasulullah Sakti AS." Dari 320 umat di facebook tersebut, Sakti banyak dicaci-maki dengan kata-kata kasar, bahkan ada pula yang menyarankan Sakti untuk langsung berobat ke Rumah Sakit Jiwa. "Ke Grogol aja," kata pemilik akun bernama Anizur Pandu.
Anehnya, meski mendeklarasikan diri sebagai rasul, Sakti tidak membawa ajaran baru dan mengimani i Nabi Muhammad sebagai penutup nabi-nabi. Bahkan ia mengklaim dirinya hanya membenarkan apa yang sudah tertulis di dalam Al Qur'an.
MUI Sebut 'Sakti si Rasul' Sesat dan Harus Dilarang
Kontan saja, deklarasi rasul Sakti tersebut mengundang kecaman dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Secara MUI tegas menyatakan 'deklarasi' rasul yang dilakukan Sakti A Sihite adalah sesat. Karena yang dilakukan Sakti dinilai sudah kelewat batas.
"Itu masuk kategori sesat, harus dilarang dan dibawa ke pengadilan," kata Ketua MUI, KH Ma'ruf Amin.
Menurut Ma'ruf yang dikatakan Sakti itu sangat-sangat tidak benar. Apalagi soal pernyataan bahwa Sakti mengaku rasul tapi bukan nabi. "Tidak ada rasul sesudan Nabi Muhammad SAW. Rasul itu pasti nabi. Kalau nabi, tidak mesti rasul," keras Ma'ruf Amin.
Ma'ruf mempertegas, MUI sudah memiliki pedoman dan kategori untuk menyatakan suatu ajaran atau seseorang masuk kategori sesat. Dan untuk kasus Sakti A Sihite, itu sudah harus segera dilarang.
MUI juga akan menerjunkan tim untuk menginvestigasi aktivitas Sakti Sihite, lalu meminta polisi untuk bertindak. "Kami akan meminta pihak berwajib untuk menghentikan kegiatannya, kalau mengaku rasul," ujarnya.
MUI sudah memiliki pedoman untuk menyatakan suatu ajaran atau seseorang masuk kategori sesat. Dan untuk kasus Sakti A Sihite, itu sudah harus segera dilarang...
Takut ditangkap polisi, ‘rasul’ Sakti pun kabur
Merespon keresahan warga, Kepolisian Resor Jakarta Utara bergerak ke rumah kos milik Sakti untuk melakukan penangkapan. Namun, upaya petugas ini sudah telat. Sakti telah pergi bersama seseorang menggunakan mobil pada pukul 09.00 WIB, Selasa 17 November 2009.
Dalam penggerebekan yang dilakukan di rumah kos kamar J6, Jalan Swasembada Timur 23, RT 11 RW 6, No 6, Keluruhan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, petugas menemukan sejumlah brosur berjudul “Panggilan Pada Kebenaran.”
Dalam brosur itu Sakti menuliskan testimoni, “Tuhan telah menurunkan kerasulan kepada saya. Maka wajib bagi bapak-bapak, ibu-ibu dan saudara sekalian untuk beriman dan taat kepada saya.”
Menurut pemilik rumah kos bernama Sri Mulyani, Sakti A Sihite sudah tinggal di rumah kosnya sekitar satu tahun. Pada kartu tanda penduduknya diketahui bahwa Sakti beragama Islam.Sampai sore ini, Sakti yang mengaku Rasul itu jadi buronan polisi. [taz/viva]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!