Jum'at, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 13 November 2009 18:15 wib
4.912 views
Diterpa Banyak Kasus, Polri Gelar Doa Bersama
Jakarta (voa-islam) - Ada yang berbeda dengan pelaksanaan shalat Jumat di Mabes Polri, Jumat (13/11/2009) siang. Usai shalat digelar, sang Imam langsung memimpin jemaah untuk berdoa bersama. Doa diiringi tahlilan singkat tersebut dimaksudkan agar institusi Polri diberi kekuatan untuk menghadapi kecaman dan fitnah yang selama ini menyudutkan.
Dalam shalat Jum'at di Masjid Al Ikhlas Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, bertindak sebagai Imam, Umay Djafar memimpin jalannya doa. Tampak seluruh jamaah yang terdiri dari bintara, tamtama, perwira pertama, menengah, hingga perwira tinggi, khidmat mengikuti setiap doa yang dilantunkan.
Allah Ta’ala mengecam orang yang kembali kepada-Nya ketika dalam kondisi terjepit saja, namun sesudah diselamatkan mereka kembali durhaka...
Dalam doanya, Umay memohon kepada Tuhan agar selalu memberi kekuatan kepada polisi agar kuat menghadapi cobaan selama ini.
"Ya, Allah, kami keluarga besar Polri memanjatkan diri dengan ke hadirat-Mu, yang saat ini menghadapi tantangan," doa Umay.
Umay juga berdoa agar Polri diberi perlindungan dan kekuatan jiwa terhadap tuduhan dan fitnah yang selama ini menyudutkan. "Mantapkan tekad kami sebagai Polri yang profesional. Tolong dan ridhoi kami. Hindarkan kami dari fitnah, Ya Allah. Berikan pada kami bimbingan dalam berpikir dan bertindak menyikapi ujian dan permasalahan saat ini sebagai upaya untuk membenahi diri mereformasi institusi," pintanya.
Seperti diketahui beberapa minggu terakhir, institusi Polri mendapat sorotan banyak pihak. Sebagian besar mengecam dan menyudutkan polisi. Mulai dari kisruh Cicak lawan Buaya, dugaan kriminalisasi terhadap petinggi KPK, keterlibatan petinggi Polri terkait kasus Bank Century, hingga disebut-sebutnya sejumlah oknum pejabat Polri yang masuk dalam rekaman pembicaraan Anggodo Widjojo.
Tidak diketahui secara pasti, apakah kecaman terhadap Polri dan hilangnya kepercayaan publik terhadap profesionalitas polisi sebagai ujian atau hukuman. Tapi memang sepantasnya, sebagai orang beragama Islam ketika dirundung masalah ia kembali kepada Allah dengan bertaubat dari kesalahan, memperbaiki diri dengan memurnikan ibadah dan doa kepada-Nya. Tapi janganlah ingat kepada Allah ketika dalam kondisi terjepit saja.
Karena Allah Ta’ala mengecam orang yang kembali kepada-Nya ketika dalam kondisi terjepit saja, namun sesudah diselamatkan mereka kembali durhaka.
"Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap kafir. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar" (Qs. Luqman 32).
Fitrah manusia mengakui akan ketuhanan Allah, sebagai tempat bergantung segala sesuatu. Namun, panggilan fitrah ini sering tertutupi kesenangan dan syahwat duniawi. Maka, ketika dalam kondisi makmur sentosa, mereka kembali durhaka. Memang orang-orang yang ingkar mengenal Allah ketika dalam kondisi susah saja. (PurWD/dbs)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!