Kamis, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 29 Oktober 2009 10:01 wib
7.704 views
Perguruan Santriloka Ajarkan Wihdatul Wujud
Mojokerto Jawa Timur, (voa-islam) - Perguruan Ilmu Kalam Santriloka meyakini akidah Wihdatul Wujud atau Manunggaling Kawulo Gusti (MKG), menyatunya antara Tuhan dengan hamba. Konsep ini dalam tradisi sufisme kuno dikembangkan Al-Hallaj.
Penuturan pengasuh Perguruan ini, Ahmad Naf'an yang sering dipangil Gus Aan alias KS Mustofa alias Pangeran Kuning, manusia memiliki kesempatan untuk menyatu dengan Allah. "Sifat wajib Allah itu kan ada 20. Kalau manusia bisa melakukan sifat-sifat wajib Allah itu, maka dia bisa menyatu dengan Allah," Penuturannya di Padepokan Santriloka, Kelurahan Kranggan Gang 5, Kota Mojokerto, Rabu (28/10/2009)nya.
Namun demikian, Gus Aan menyatakan manusia tidak mungkin menjadi Allah. Sebab Allah hanya satu. Hanya saja manusia bisa menyatu, karena kedekatan Allah dengan manusia, lebih dekat daripada urat nadi manusia.
Menurut Gus Aan, jika ada yang mengaku sebagai Allah, maka dia akan meminta orang itu membuatkan matahari lagi. "Karena itu Allah itu satu, tidak mungkin ada yang bisa menyamai. Tapi manusia bisa dekat dan menyatu dengan Allah," jelasnya.
Ajaran Wihdatul Wujud, dalam sejarah kewalian di Jawa, diyakini dan diajarka oleh Syekh Siti Jenar atau dikenal Syekh Lemah Abang. Keyakinan dan ajaran Syekh Siti ini ditentang dan dinyatakan sesat oleh wali sanga. Dan karena keyakinan ini, kerajaan Islam Demak menjatuhkan hukuman mati kepadanya.
Ajaran Wihdatul Wujud, dalam sejarah kewalian di Jawa, diyakini dan diajarka oleh Syekh Siti Jenar atau dikenal Syekh Lemah Abang.
Dalam salah satu ritual ibadah perguruan santriloka terdapat pengagungan khusus kepada Syekh Siti Jenar. Di samping melakukan wirid dan tawassul ke Rasulullah SAW, Mereka juga bertawassul ke Syekh Siti Jenar. Ritual tawassul ini dipaparkan perguruan Santriloka dalam situsnya santriloka.net, yang sekarang tidak bisa diakses.
Bukti lain perguruan Santriloka adalah pengagum Syekh Siti Jenar adalah penuturanGus Aan, Syekh Siti Jenar merupakan salah satu wali yang tidak meninggalkan unsur Jawa. "Syekh Siti Jenar merupakan salah satu wali yang kami tawassul saat wiridan," katanya. (PurWD/dbs)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!