Selasa, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 15 September 2009 11:15 wib
6.428 views
Na'udzubillah, Takut Tak Bisa Lebaran, Ibu-Anak Tenggak Racun Celeng
Blitar (voa-islam) - Lebaran tidak harus dengan baju baru. Tidak pula dengan makanan yang berjejer di atas meja. Atau bagi-bagi duit ke tetangga. Tapi lebaran harusnya dimaknai dengan bertambahnya iman dan takwa.
Kesulitan ekonomi tidaklah menjadi penghalang orang untuk ber'iedul fitri. Karenanya, tidak boleh berputus asa karena tak ada biaya. Apalagi mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
Di Kediri, tepatnya di Dusun/Desa Minggirsari RT 01 RW 05 Kec Kanigoro, seorang ibu, Utami namanya, nekat mengahiri hidupnya dengan menenggak racun babi hutan (celeng) dan tikus, disebabkan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup mejelang lebaran.
Kesulitan ekonomi tidaklah menjadi penghalang orang untuk ber'iedul fitri. Karenanya, tidak boleh berputus asa karena tak ada biaya. Apalagi mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
Ironisnya, bunuh diri itu dilakukan bersama Danang Wahyu Pratama, anak semata wayangnya yang masih berusia 8 tahun. Utami tewas dalam perjalanan menuju RSUD Mardi Waluyo Blitar. Sementara anaknya berhasil diselamatkan, walaupun sebelumnya sempat tidak sadarkan diri dengan mulut berbusa. Saat ini dia masih dalam perawatan intensif petugas medis RSUD Mardi Waluyo Blitar.
Menurut laporan Antaranews, bunuh diri ini diketahui Kamis sore 10 September 2009. Korban ditemukan sekarat di atas tempat tidur bersama anaknya. Diduga, bunuh diri dilakukan saat suaminya, Triman (27) alias Gendut, pergi bekerja sebagai kuli bangunan di Srengat.
Diakui oleh Triman, sebelumnya mereka terlibat pertengkaran. Cek-cok itu dipicu niat korban hendak menjual instalasi listrik rumah mereka. Hasil penjualan listrik 900 watt sebesar Rp2 juta itu rencannya untuk menutup kebutuhan hidup, termasuk persiapan Lebaran. Karena dilarang, mereka kemudian bertengkar.
Bahkan pertengkaran itu diikuti dengan pisah ranjang. Korban juga mengaku selalu dilarang Triman ketika hendak menemui anaknya (Danang), termasuk juga tidak diperbolehkan memberi sesuatu apapun kepada Danang.
Nah, ketika sang suami pergi bekerja, diam-diam korban mendatangi anaknya. Diduga sudah direncanakan, korban meminumkan racun merek Timex itu kepada anaknya. Kemudian, setelah itu dirinya hingga tewas.
Kenapa harus bunuh diri?
Lemahnya iman rupanya tak mampu membentengi utami melakukan tindakan tercela itu. Anggapannya, mati sudah menyelesaikan seluruh persoalannya. Namun, sebenarnya, dia terjebak dalam kesulitan yang maha dahsyat di akhirat.
Bunuh diri amat dicela oleh Islam. Allah berfirman, (artinya), "Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa': 29)
Di dalam Shahihain, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang bunuh diri dengan sesuatu dia akan disiksa dengannya pada hari kiamat."
Dan siapa yang bunuh diri dengan mimun racun maka racun itu akan berada di tangnnya, dihirupnya di Neraka Jahannam kekal abadi selama-lamanya
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga menjelaskan bahwa siapa yang bunuh diri dengan besi, maka besi itu akan dia pegang lalu dia tusukkan sendiri ke perutnya pada hari kiamat di Neraka Jahannam kekal abadi di dalamnya. Dan siapa yang bunuh diri dengan mimun racun maka racun itu akan berada di tangnnya, dihirupnya di Neraka Jahannam kekal abadi selama-lamanya. . . . (HR. Ibnu Mardawaih)
Allah pun berfirman kepada seseorang yang melakukan bunuh diri, "Hamba-Ku telah mendahului keputusan-Ku, maka Aku haramkan surga untuknya."
Semoga Allah mengarunikan kesabaran kepada kita, ridla dengan ketetapan takdir-Nya, akhirnya kita dimasukkan ke surga-Nya. Amiin. (PurWD/dbs)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!