Kamis, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Februari 2013 20:53 wib
4.569 views
Orangtua dan Guru Harus Waspadai Peringatan Valentine sebagai Momen Kebebasan Seks
Kamis, 14 Februari 2013
Hidayatullah.com—Para orangtua dan guru sebaiknya ikut mewaspadai anak-anak mereka dalam peringatan Valentine’s Day. Sebab, biasanya dalam peringatan seperti ini, sering disalah gunakan. Demikian disampaikan movitator pendidikan Jawa Timur yang juga Ketua Dewan Pendidikan Surabaya, Isa Ansori.
“Yang patut diwaspadai dari peringatan Valentine adalah bahwa telah terjadi pembiasan makna dari yang disebut dengan kasih sayang. Kasih sayang telah dimaknai sebagi moment yang sakral bagi remaja untuk melakukan pergaulan bebas yang menyimpang dari norma agama,” ujarnya dalam rilis yang dikirim ke kantor redaksi hidayatullah.com, Kamis (14/02/2013).
Untuk mencegah budaya-budaya rusak seperti ini, para orangtua dan guru punya kesempatan besar melakukan upaya pencegahan. Setidaknya memberi penanaman kesadaran tentang tanggung jawab diri para remaja. Misalnya bagaimana harus menghargai tubuh mereka sendiri. [Baca juga: Remaja Islam yang Berwawasan Pasti Tak Ikut Rayakan Valentine]
“Ini amatlah sangat penting. Karena dengan menyadari perlunya tanggung jawab dan menghargai tubuh dari hal - hal yang merendahkan sangatlah penting. Khususnya melakukan penjelasan masalah kesehatan reproduksi dan dampaknya bila dilakukan penyalah gunaan,” tambahnya.
Melalui lembaganya Hotline Pendidikan, belum lama ini ia melakukan riset tentang prilaku remaja Surabaya. Data yang didapat, selama tahun 2012 ada 84 kasus remaja usia 14 - 18 tahun mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.
“Itu artinya dalam satu bulan rata - rata ada 7 anak yang mengalami kehamilan. Dan itu sifatnya fluktuatif tiap bulannya. Rata rata kehamilan yang ditangani berkisar umur 2 - 3 bulan pada bulan April – Mei, “ ujarnya.
Di antara momen khusus para remaja yang melakukan kesempatan seks bebas seperti ini menurut Isa adalah momen peringatan kasih sayang alias Valentine’s Day.
Yang menanrik kata Isa, para korban hamil tak diinginkan mereka harus menghadapi ujian nasional (Unas) k dengan cara " mengaburkan " kehamilannya.*
Rep: Panji Islam
Red: Cholis Akbar
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!