Selasa, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 5 April 2011 18:00 wib
3.798 views
Aktor Israel Pembela Palestina Ditembak Mati Orang Bertopeng
Selasa, 05 April 2011
Hidayatullah.com--Juliano Meir-Khamis, seorang aktor terkenal Israel dan Wakil Direktur Teater Kebebasan di Jenin, ditembak mati di mobilnya Senin (4/4), tepat di luar gedung teaternya di kamp pengungsi Jenin, di bagian utara Tepi Barat. Ia ditembak oleh orang bertopeng.
Menurut sumber, motif penembakan itu tidak jelas. "Kami sedang menyelidiki," tambah sumber itu.
Meir-Khamis, berayahkan Palestina dan ibu Yahudi-Israel, tinggal di Jenin bersama keluarganya selama tujuh tahun terakhir. Ia dikenal sebagai anti-Zionis dan penentang pendudukan Zionis Israel.
Dalam beberapa waktu ini ia memang telah menerima berkali-kali ancaman kematian berkaitan aktivitasnya dalam perdamaian dan karyanya di Jenin. Setelah gedung Teater Kebebasan yang awal --didirikan oleh ibunya, dihancurkan oleh pasukan Israel pada tahun 2002, Meir-Khamis membangun kembali gedung teaternya. Gedung itu kembali dibuka pada 2005, di bawah pengelolaan Meir-Khamis dan Zakaria Zubeidi, mantan pemimpin Brigade Syuhada Al-Aqsa di Jenin.
Dalam sebuah wawancara tahun 2004, Juliano Meir-Khamis berkata, "Kami punya mimpi untuk memiliki teater ... kami berharap bahwa teater ini akan menghasilkan pergerakan politik dan artistik dari para seniman yang menginginkan mengekspresikan suara mereka melawan diskriminasi perempuan, diskriminasi anak-anak, kekerasan terhadap warga sipil yang tidak perlu."
Ayah Juliano, Salibeh Khamis, adalah seorang pemimpin politik di Partai Komunis Israel dan seorang kiri terkenal. Ibunya, Irna Meir, seorang kiri Yahudi terkenal di Israel yang berjuang anti-Zionis. Ia menentang pendudukan Israel di Tepi Barat.
Gubernur Distrik Jenin, Qaddoura Mouseh, mengatakan bahwa pasukan keamanan Palestina telah memulai penyelidikan atas serangan itu. Ia mengatakan bahwa tidak mungkin si penyerang tidak tahu Juliano, yang merupakan orang terkenal dan kirahnya dikenal luas dalam gerakan perdamaian di Palestina.
Dia menambahkan bahwa pembunuhan ini merupakan konspirasi terhadap aspirasi damai rakyat Palestina.
Pejabat Perdana Menteri Palestina, Dr Salam Fayyad, sangat mengutuk serangan itu. "Kita tidak bisa berdiri diam dalam menghadapi kejahatan jelek ini. Ini merupakan pelanggaran berat yang melampaui semua prinsip dan nilai-nilai kemanusiaan dan itu bertentangan dengan kebiasaan dan etika ko-eksistensi."
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters di tahun 2009, Mer Khamis mengatakan, proyek-proyeknya menentang permusuhan terhadap Palestina karena terdapatnya "mentalitas ghetto" dan "kediktatoran tradisi" yang dibangun di bawah pendudukan Israel.
Kamp pengungsi Jenin, tempat lokasi Teater Kebebasan, didirikan pada tahun 1953 dan merupakan rumah bagi sekitar 16.000 warga Palestina. Wilayah ini menjadi saksi paling sengit selama puncak intifada kedua, atau perjuangan Palestina, pada tahun 2002.
Kalangan teater dan film di Israel juga menyatakan keterkejutan mereka pada pembunuhan itu.
"Aku terpaku, berhenti bernapas... Ia adalah profil yang sangat saya sukai ... Ini adalah sebuah pembunuhan absurd karena ia pergi ke sana untuk memberi," kata sutradara film Avi Nesher.*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!