Senin, 24 Sya'ban 1446 H / 27 September 2010 10:41 wib
2.216 views
Anggaran Pendidikan Madrasah akan Masuk APBN 2011
Mendiknas berpendapat seharusnya madrasah masuk dalam kategori pendidikan nasional sehingga memperoleh anggaran dari pemerintah

Hidayatullah.com--Dikotomi pendidikan umum dan pendidikan diniyah (pendidikan yang diselenggarakan ummat Islam) nampaknya akan segera berakhir. Kementrian Pendidikan Nasional (Diknas) akan memasukan anggaran pendidikan yang diselenggarakan ummat Islam (madrasah) akan dimasukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Prof. Dr.Muhammad Nuh saat memberikan ceramah dan dialog dengan peserta muktamar Persis di Tasikmalaya, Ahad (26/9).
Dihadapan ribuan peserta yang khusuk menyimak,Mendiknas mengatakan bahwa pendidikan nasional tidak hanya pendidikan umum namun semua pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat , termasu madrasah-madrasah yang dikelola ummat Islam.
”Kita sebenarnya tidak membedakan antara pendidikan umum dengan madrasah diniyah karena semua itu menjadi satu kesatuan dalam lingkup pendidikan nasional,”ujar mantan rektor ITS tersebut.
Menurut Muhammad Nuh madrasah diniyah turut andil yang tidak kecil dalampembangunan nasional termasuk dalam sejarah perjungan merebut kemerdekaan. Ia lantas mencotohkan banyak tokoh-tokoh besar lahir dari rahim madrasah (pesantren).
Untuk itu pihaknya akan mengusulkan agar anggaran pendidikan madrasah bisa masuk APBN 2011 sehingga tidak ada lagi kesenjangan antara pendidikan umum baik negeri maupun swasta dengan pendidikan madrasah yang mayoritas masih minim sarana dan prasarananya.
Mendiknas berpendapat seharusnya madrasah masuk dalam kategori pendidikan nasional sehingga memperoleh anggaran dari pemerintah yang proporsional atau disamakan dengan pendidikan umum.
Pemisahan pendidikan umum dengan madrasah pendidikan nasional dikawatirkan akan membuat pendidikan di Inodesia tidak maju.Banyaknya madrasah yang gulung tikar karena tidak adanya biaya operasional bisa menjadi inkasi tidak meratanya pendidikan di tanah air.
Meski diakui banyak ilmuwan dan cendekiawan lahir dari madrasah namun itu nampaknya belum bisa membuat madrasah sejajar dengan pendidikan (sekolah) umum.
Hal tersebut masih diperparah dengan anggapan sebagian masyarakat bahwa belajar di sekolah umum masih lebih baik dibandingkan di madrasah.Sehingga madrasah hanya menjadi pilihan alternatif bukan yang utama.
Minimnya perhatian pemerintah terhadap tingkat kesejahteraan guru pengajar di madrasah dinilai M.Nuh tidak seimbang dengan pengorbanan mereka.Untuk Mendiknas mengajak pemerintah dan swasta juga masyarakat untuk bisa memuliakan tenaga pendidik (guru).Untuk pihaknya juga akan mengupayakan agar pemerintah bisa memberi tambahan insentif bagi tenaga guru terutama yang swasta seperti guru madrasah.
Dirinya juga sangat mengapresiasi terhadap pemerintah daerah yang member insentif bagi tenaga guru seperti yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, meskipun masih jauh dari cukup.Namun itu sudah menujukan suatu itikat baik baik dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
Disinggung berapa besarnya anggaran pendidikan untuk madrasah dalam APBN 2011 nantinya,M.Nuh belum bisa memastikan.Namun Mendiknas meminta hadirin untuk berdoa agar rencana tersebut bisa terwujud. [man/hidayatullah.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!