Sabtu, 24 Sya'ban 1446 H / 25 September 2010 10:51 wib
4.166 views
Pakistan Minta AS Bebaskan Ilmuwannya yang Dipenjara
Ilmuwan Muslimlah asal Pakistan itu diculik Amerika bersama anak-anaknya dan dijatuhi hukuman penjara 86 tahun oleh pengadilan AS

Hidayatullah.com--Pakistan bertekad memperjuangkan pemulangan seorang ahli syaraf yang dijatuhi hukuman penjara 86 tahun oleh pengadilan Amerika hari Kamis karena mencoba membunuh personil Amerika di Afghanistan.
Berbicara di depan parlemen hari Jumat, Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani menyebut Aafia Siddiqui sebagai "puteri bangsa Pakistan" dan menyatakan tekad akan mendesak Amerika agar membebaskannya.
Sebelumnya, warga Pakistan melakukan unjuk rasa di depan Konsulat AS di Karachi, Pakistan, Kamis 23 September 2010 untuk menuntut pembebasan Aafia Siddiqui.
Sebagaimana diketui, pemerintah Amerika Serikat mengakui telah "menculik" Afia Siddqui bersama anak-anaknya. Afia dituduh mencoba membunuh tentara Amerika Serikat. Afia diculik FBI 4 tahun lalu di Afganistan.
Amerika juga pernah mengaku, anak Afia kini berada di tahanan mereka.
"Kami menerima surat dari kantor kejaksaan negeri New York selatan, Amerika Serikat, Michael J Gracia, pada Jumat malam, yang mengaku menahan putera tertua Aafia Siddiqui, Ahmed, yang akan berumur 12 tahun pada November," kata Fauzia, saudara perempuannya, kepada kantor berita Jerman Deutsche Presse-Agentur dpa.
Siddiqui hilang pada 2003 beserta tiga anaknya di kota pelabuhan Karachi, Pakistan selatan, setelah namanya muncul di daftar Amerika Serikat berisi tersangka terkait Al-Qaidah. Tuduhan yang sering dilontaskan AS untuk para aktivis Islam.
Keluarganya menyatakan ia ditangkap badan sandi Pakistan dan diserahkan kepada tentara Amerika Serikat. Pengadilan New York bulan Februari menyatakan Siddiqui bersalah atas dakwaan berusaha membunuh, menyerang dan dakwaan lain. Jaksa mengatakan, ilmuwan merebut pistol seorang tentara Amerika dan menembak agen-agen FBI ketika ia sedang diinterogasi di Afghanistan tahun 2008. Pengacara Siddiqui berpendapat tidak ada bukti fisik ia menyentuh senjata itu.
Perkara Siddiqui menimbulkan kemarahan umum di Pakistan. Kedua majelis parlemen Pakistan secara bulat memutuskan menuntut pemulangan segera Siddiqui, yang menyandang gelar PhD dari Institut Teknologi Massachusetts.
Hukuman yang efektif seumur hidup itu memicu protes di seluruh Pakistan. Di Karachi, kota terbesar Pakistan dan kota asal Siddiqui, hari Jumat polisi menembakkan gas air mata guna menghentikan perjalanan sekelompok besar demonstran menuju konsulat Amerika. Setidaknya lima demonstran ditangkap. [bbc/hid/hidayatullah.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!