Agen FBI Dinilai Awasi Aktivis secara Tak Patut

FBI mengawasi kelompok seperti Greenpeace dan PETA secara tak patut. Bagaimana dengan kelompok Islam?

Hidayatullah.com—Sebuah laporan internal FBI mengatakan, praktek tidak layak dari para agennya. Hasil penyidikan internal menyatakan agen-agen Biro Penyidik Federal Amerika (FBI) melakukan pengawasan yang tidak dapat dibenarkan terhadap kelompok-kelompok aktivis politik dalam negeri setelah serangan teroris 11 September 2001 terhadap Amerika.

Laporan yang dikeluarkan pada hari Senin oleh Inspektur Jenderal FBI Glenn Fine menyebutkan para agen FBI secara tidak patut menyelidiki kelompok-kelompok seperti Greenpeace dan kelompok pendukung Perlakuan Etis terhadap Satwa (PETA).

Fine mengatakan FBI memulai penyelidikan mereka didasarkan pada informasi yang lemah atau bahkan tanpa alasan.

Salah satu penyidikan antara lain terhadap demonstrasi anti perang tahun 2002 di Pittsburgh yang disponsori Thomas Merton Center, organisasi lokal pendukung perdamaian.

Para pejabat FBI mengatakan mereka mencari seorang tersangka teroris pada demonstrasi tersebut. Ini klaim yang didukung Direktur FBI Robert Mueller sewaktu tampil di hadapan sebuah panel di Kongres pada tahun 2006.

Tetapi laporan inspektur jenderal FBI menyatakan pernyataan tersebut tidak benar, dan menyebut pengawasan terhadap demonstrasi itu tidak lebih dari penugasan tanpa perencanaan yang matang bagi seorang agen pemula FBI. Kalau terhadap aktivis lingkungan saja begitu, bagaimana dengan kelompok Islam? [voan1/hidayatullah.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Hidayatullah lainnya:

• DPR Ribut SKB, Menag Setuju Jadi UU
• Abbas-Peres Sempat Bertemu di New York
• MER-C Tangani 2.110 Pasien Korban Banjir di Pakistan
• 700 Cendekiawan Muslim Hadiri Konferensi WAMY ke-11
• Muhammadiyah: SKB Pendirian Rumah Ibadah Perlu
• Amerika Takut Diubah Menjadi Negara Islam
• Pertama, Duta Besar UEA untuk Palestina Tak Bermukim di Palestina
• Wahdah Islamiyah Canangkan ''Satu Rumah Satu Penghafal al-Quran''