Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
3.364 views

Dari Kompas untuk Nurcholish Madjid

Pengagum Nurcholish Madjid, ibarat memelihara dan membangga-banggakan pohon besar yang sudah tercerabut akarnya
Oleh: Nuim Hidayat 

 
SORE hari di Ramadhan ke-26 ini saya berkunjung ke toko Gramedia Depok.  Memang sudah menjadi kebiasaan saya, bila ada waktu kosong, saya sering ke toko Gramedia atau TM Book Store Depok. Untuk membeli buku atau sekedar mengamati perkembangan buku atau untuk menikmati bacaan-bacaan gratis di sana.
 
Ramadhan terakhir ini saya kaget menemukan 5 buku yang nampaknya sengaja diterbitkan untuk menghidupkan kembali pemikiran Nurcholish Madjid dan menghantam fatwa MUI tentang SePiLis (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme). Empat buku ditulis oleh pengikut setia Nurcholish, yaitu Budhy Munawar Rachman (penulis Ensiklopedi Nurcholosh Madjid), satu buku ditulis Ahmad Gaus AF. Buku Budhy berjudul :  “Argumen Islam untuk Pluralisme”,  “Argumen Islam untuk Liberalisme”,  “Argumen Islam untuk Sekulerisme dan Sekulerisme”, “Liberalisme dan Pluralisme”. Sedangkan buku Ahmad Gaus AF berjudul “Api Islam Nurcholish Madjid”.
 
Empat buku Budhy diterbitkan Grasindo (kelompok penerbit Kompas) dan buku Ahmad Gaus diterbitkan penerbit Kompas. Buku Budhy diberi kata pengantar Dawam Raharjo, buku Ahmad Gaus oleh Yudi Latif.
 
Buku “Api Islam Nurcholish Madjid” telah dibedah pada 2 September 2010 lalu di Universitas Paramadina, dengan nara sumber (tertera dalam undangan) : Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta), Prof. Didik J. Rachbini (Ketua Yayasan Paramadina), Dr. Budhy Munawar-Rachman (Penyunting) “Ensiklopedi Nurcholish Madjid”) dan Dr. Abd. Moqsith Ghazali (Peneliti The Wahid Institute).
 
Melihat buku-buku yang memuji-memuji Nurcholish yang saat ini nampaknya sengaja diproduksi besar-besaran terus terang saya tidak tertarik untuk membacanya.
Karena lebih dari 17 tahun lalu saya sudah mengenal karya-karya Nurcholish.
 
Ketika menjadi mahasiswa S1 di Institut Pertanian Bogor, saya sudah membaca beberapa buku Nurcholish. Sempat saya saat itu sedikit kagum terhadap tulisan Nurcholish bila bicara tentang ilmu, peradaban, sejarah, politik Indonesia dan lain-lain. Tapi bila ia bicara tentang hal-hal mendasar seperti masalah tauhid, Kristen, Yahudi dan lain-lain, Nurcholish kelihatan ‘tumpul’ terhadap keagungan aqidah Islam. Tidak banyak beda bila kita baca buku-buku orientalis, kadang-kadang juga ada informasi-informasi yang menarik tentang ilmu pengetahuan, peradaban dan lain-lain.
 
Ketika mahasiswa, saya beberapa kali mengikuti acara seminar besar di Universitas Indonesia.  Salah satunya adalah seminar yang dinamakan ‘PEDATI’ (Percakapan Cendekiawan Tentang Islam).  Saat itu kebetulan dalam sebuah sesi yang bicara adalah Nurcholish dan beberapa pembicara lain. Yang saya kaget, ketika selesai Nurcholish bicara, ia langsung ngeloyor pergi. Sehingga seorang wartawan senior berujar: “Tuh kan, dia pergi nggak mau dengar pembicara lain.”
 
Ternyata, hal yang sama saya terjadi berulang kali. Salah satunya adalah sebuah seminar di Universitas Paramadina. Kejadiannya hampir mirip, ia bicara ungkapkan pikirannya kemudian pergi. Ia akan bersemangat bicara dalam sebuah forum, bila ia sendiri yang bicara. Seperti saya saksikan (saat menjadi wartawan) ketika Jacob Oetama memberikan forum di Hotel Santika, menghadirkan Nurcholish sebagai pembicara tunggal.
 
Dari beberapa kali mengikuti langsung acara-acara Nurcholish, saya melihat ada “kesombongan” dalam diri Nurcholish. Beberapa ceramahnya  seringkali hanya mengungkap pernyataan dan hipotesa-hipotesa orientalis. Meskipun dengan pintarnya seringkali hipotesa dari orientalis itu tidak kutip namanya. Ketika ia bicara tentang fundamentalisme, fanatisme dan lain-lain (bila ia menulis kadang-kadang pendapat orientalis ia cantumkan namanya).
 
Ada beberapa alasan sehingga saya menjadi tidak tertarik sama sekali buku Nurcholish. Bagi saya, lebih baik banyak-banyak membaca buku Syaikh Yusuf al-Qaradhawi, Syaikh Abul Ala al Maududi, Syaikh Said Hawwa dan lain-lain yang banyak memberikan penguatan iman, ilmu dan semangat dakwah.
Untuk masalah sejarah Indonesia, lebih baik membaca buku Mohammad Natsir, Hamka, Mohammad Roem, Saifuddin Zuhri, Endang Saefuddin Anshori dan tokoh-tokoh Islam yang sholeh lainnya.
 
Intelektual-intelektual pengagum Nurcholish baik yang bergelar profesor, doktor, master, sarjana muda atau yang tidak bergelar sebenarnya telah melupakan hal yang mendasar dalam membaca pemikiran Nurcholish. Ibaratnya mereka memelihara dan membangga-banggakan pohon besar yang sudah tercerabut akarnya. Untuk membaguskan pohon besar itu maka batang dan daun-daunnya agar tidak layu dicat ulang dengan warna-warni yang menarik.
 
Orang yang memahami ilmu tumbuhan tentu tahu, mana pohon, batang dan daun-daun yang benar dan mana pohon yang palsu. Itulah aqidah.  Para ulama mengatakan bahwa aqidah ibarat akar. Sesuatu yang tidak nampak tapi ia menentukan hidup matinya sebuah pohon.
 
Para ulama ahlus sunnah wal jamaah, berdasarkan al-Quran dan Sunnah,  telah sepakat bahwa selain agama Islam, tidak dirihai Allah dan tidak dapat masuk surga di kehidupan setelah mati nanti.  Jadi kalau Nurcholish dan pengikutnya ngotak-ngatik akalnya mengatakan bahwa selain Islam diridhai Allah dan dapat masuk surga, jelas dalilnya tidak ada dalam al Quran dan Sunnah. Dan tidak ada satupun ulama besar yang sholeh, dari dulu sampai dengan sekarang mendukung pendapat Nurcholish itu.
 
Yang mesti diingat bahwa selain Allah punya sifat Rahman dan Rahim, Allah juga tidak segan-segan mengazab makhluk dengan azab yang keras. Di dunia ini aja kita lihat manusia ada yang buta seumur hidup, ada yang meninggal kena tsunami, puluhan tahun kena penyakit kanker, penyakit ganti hati dan lain-lain. Apakah dengan fenomena seperti ini kita berani mengatakan Tuhan tidak adil dan tidak sayang kepada makhluk-Nya? Itu semua adalah rahasia Allah.
 
Maka, permasalahannya sekarang kita percaya al-Qur’an atau nggak. Bila percaya al-Qur’an yang dibawa Nabi Muhammad saw maka kita masuk golongan Islam. Bila tidak percaya, kita masuk golongan kafir. Dalam al-Qur’an, Allah sudah berjanji hanya menyayangi orang-orang yang benar mengabdi kepada-Nya, yaitu orang-orang Islam (sifat rahim Allah) di akherat nanti. Kita tahu, para Nabi semuanya Muslim. Tidak ada seorang pun Nabi yang membawa agama selain Islam.
Pengikut-pengikut Nurcholish telah melupakan bahwa misi Rasulullah Muhammad saw adalah menyebarkan Islam di muka bumi ini. Untuk menyebarkan Islam itu kadang Rasulullah berdebat dengan orang kafir, para pendeta, berdakwah, berjihad terus menerus dan lain-lain. Dan Rasulullah saw telah menyatakan bahwa :
 
Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada seorang pun baik Yahudi maupun Nashrani yang mendengar tentang diriku dari umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa, kecuali ia akan menjadi penghuni neraka.” (HR Muslim)
 
Anehnya, para pemuja seperti Budhy Munawar Rachman, yang saat ini Program Officer Islam and Develompment, Asia Foundation (AS). Nurcholish tidak mengambil pelajaran dari kisah pernikahan anak perempuan Nurcholish dengan seorang pria Yahudi di New York, bahkan terus mengembangkan ide pernikahan beda agama dan SePiLis.
 
Dan anehnya Ahmad Gaus juga ikut-ikutan Budhy mempromosikan Nurcholish. Judul buku Gaus, “Api Islam Nurcholish Madjid” saja bisa dipersoalkan.  Orang bisa bertanya, “Bagaimana mungkin ada apinya (semangat) sementara aqidah Islamnya Nurcholish sudah rusak? Walhasil dibalik itu semua, memang ada raksasa rupa-rupanya di balik penerbitan buku-buku liberal ini.
 

Penulis adalah dosen Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Hidayatullah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X