Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
6.927 views

Puasa di Pesawat, Waktu Mana yang Dijadikan Patokan?

Syaikh Ali Jum’ah juga berpendapat bahwa seseorang yang berada di pesawat boleh berbuka saat matahari terbenam, walau ia melihat matahari tampak kembali

Hidayatullah.com--Sebagaiaman dilansir oleh situs resmi Dar Al Ifta Al Mishriya, Syaikh Dr.Ali Jum’ah, Mufti Mesir telah  memfatwakan beberapa masalah yang berhubungan dengan waktu puasa, jika seseorang sedang berada di pesawat.

Beberapa masalah yang dibahas menyangkut waktu yang dijadikan rujukan untuk berpuasa dan berbuka. Bagaimana pula jika matahari terbenam lebih panjang dibanding waktu normal. Bagaiman pula jika telah melihat matahari tenggelam, kemudian karena kecepatan pesawat melebihi kecepatan perputaran bumi, akhirnya matahari terlihat kembali?

Syaikh Ali Juma’ah menjawab dalam fatwa beliau yang bernomor 859 bahwa waktu yang dijadikan untuk patokan saat seseorang yang berpuasa berada di pesawat adalah waktu terbitnya fajar (shadiq) dan terbenamnya matahari, sesuai dengan nash al-Qur’an dan Hadits.

Beliau juga menjelaskan bahwa ketika seorang berada di tempat yang lebih tinggi, maka waktu  terbenam matahari lebih lama dari pada mereka yang tinggal di dataran lebih rendah. Sehingga para ulama sebelumnya separti Fakhruddin Az Zaila`i dan Ibnu Abidin memfatwakan bahwa orang yang berada di tempat yang tinggi tidak boleh berbuka, kecuali setelah melihat matahari terbenam, semisal mereka yang tengah berada di menara Iskandaria.

Jika terbenamnya matahari dijadikan patokan dalam berbuka, bagaimana jika waktu terbenamnya lebihnya lebih lama. Seseorang menceritakan bahwa ia pergi ke Kanada dari Mesir. Pesawat tinggal landas pukul satu siang. Perjalanan menuju Kanada sendiri memakan waktu 11 jam. Di masa itu matahari ternyata belum juga terbenam, hingga pesawat landing. Kalau berpedoman kepada tenggelamnya matahari, maka waktu puasa amat panjang.

Menjawab masalah ini Syaikh Ali Jum’ah tetap menyatakan dalam fatwa beliau yang bernomor 676, bahwa waktu berbuka adalah tenggelamnya matahari. Namun, jika berpuasa dalam kondisi demikian memberatkan, maka boleh meninggalkan puasa dan menqadha`nya di hari yang lain.

Nah, jika terbenamnya matahari menjadi patokan untuk berbuka, bagaimana jika seorang yang berpuasa di pesawat melihat matahari telah terbenam, namun kemudian terlihat kembali, karena kecepatan pesawat melebihi kecepatan rotasi bumi?

Masalah ini diakui oleh Syaikh Ali Jum’ah merupakan persoalan yang langka. Namun, jika keadaan ini terjadi, maka penumpang boleh berbuka saat melihat matahari terbenam. Dan tidak merusak puasa, jika ia melihat kembali matahari tampak. [tho/ift/hidayatullah.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Hidayatullah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X