Alhamdulillah, Allahu Akbar! Sahabat Al-Aqsha telah menunaikan amanah masyarakat Indonesia untuk rakyat Gaza sebelum Ramadhan
Hidayatullah.com & Sahabat Al Aqsha--Tadinya, Sahabat Al-Aqsa berencana ke Gaza di bulan suci Ramadhan, namun dengan izin Allah, jaringan keluarga-keluarga Indonesia pendukung kemerdekaan Masjidil Aqsa dan Palestina ini berhasil masuk ke Jalur Gaza lebih awal. Misinya: menyampaikan amanah masyarakat Indonesia langsung ke tangan rakyat Gaza guna membangun sumur-sumur air minum dan dana penyantunan anak-anak yatim.
“Alhamdulillah, amanah masyarakat Indonesia sudah kami sampaikan ke rakyat Gaza!” kata M. Fanni Rahman, relawan Sahabat Al-Aqsa, saat dijemput di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta sore tadi (22 Juni 2010).
Fanni berhasil masuk ke Gaza bersama relawan-relawan Dompet Dhuafa, MER-C, dan beberapa wartawan Indonesia.
Sudah hampir 4 tahun Gaza dikepung dan diisolasi secara internasional oleh Israel. Kondisi kemanusiaannya semakin memburuk. Akhir Mei lalu, dua pasangan relawan Sahabat Al-Aqsa, Dzikrullah Pramudya dan Santi Soekanto, termasuk diantara sekitar 700 relawan kemanusiaan dari 36 negara yang diserang tentara Israel, di atas kapal Mavi Marmara yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Menyalurkan Bantuan
Fanni yang meninggalkan Indonesia 4 Juli 2010 lalu, menembus sepuluh pos militer dan sebuah gerbang perbatasan Mesir, dan tinggal selama lima hari di Gaza. Ia menyerahkan dana sebesar 35,555 Euro dan USD1,827 langsung kepada dua lembaga sosial, keluarga-keluarga serta anak-anak yatim. “Dana itu termasuk sebagian dana tertunda masuk karena Mavi Marmara diserang Israel tempo hari,” tukas Fanni.
Kedua lembaga sosial itu adalah Al-Jam’iyah Al-Islamiyah bi-Rafah Filistin (Islamic Society, Rafah Palestine) dan Jam’iyah Al-Khairiyah Al-Ijtima’iyah (Social Charitable Association) serta penyerahan dana untuk keluarga-keluarga dhuafa dan yatim di kamp pengungsi Jabaliyah.
< Fanni menyerahkan dana ke Naser Bahrum Pimpinan Islamic Society Rafah Palestine
Dalam misinya ini, Fanni telah menentukan dua titik yang akan dibangun sumur air minum. “Yang satu di sebuah kamp pengungsi Rafah, yang satu lagi di kamp pengungsi Jabaliyah,” jelas Fanni. Menurutnya, pilihan itu jatuh ke kedua titik itu karena Jabaliyah merupakan kawasan paling parah yang diserang Israel 1,5 tahun yang lalu, yang sampai hari ini belum direhabilitasi.
“Ribuan pengungsi di Jabaliyah masih menggantungkan keperluan air minumnya sehari-hari dari Rafah yang berjarak 15 kilometer,” kata Fanni.
Sedangkan titik yang di Rafah, menurut Fanni, dipilih karena kawasan itu terbukti paling baik dan besar kandungan air minumnya. Diharapkan sumur itu bisa menyuplai daerah-daerah lain di Gaza.
Kedua sumur air minum itu, termasuk pengeboran, pemipaan, dan pemompaannya rencananya akan menghabiskan biaya 22,200 Euro. “Dana untuk kedua sumur itu sudah kami serahkan kepada kedua lembaga sosial yang sudah terpercaya bekerja untuk berbagai lembaga Islam dari banyak negara,” kata Fanni.
Sahabat Al-Aqsa masih menyimpan sejumlah dana untuk satu sumur lagi, yang rencananya akan ditentukan titiknya pada bulan Ramadhan ini dengan bantuan lembaga sosial di Gaza. Termasuk diantara dana itu yang sedang ditunggu proses transfernya dari Yayasan Dana Sosial Al-Falah.
Sedangkan untuk dana anak yatim, selama kunjungan Fanni di Gaza diserahkan dengan dua cara: pertama, lewat kedua lembaga sosial tadi, kedua, langsung ke anak-anak yatim beserta keluarga kerabat yang mengasuhnya. Dana untuk anak yatim yang disalurkan itu sebesar 9,090 Euro.
Rencana Ramadhan
Direktur Operasional Sahabat Al-Aqsa, Amirrul Iman, yang menyambut Fanni di bandara sore tadi, menyatakan, “Insya Allah, program Sahabat Al-Aqsa bulan Ramadhan tetap akan berjalan sesuai rencana di tiga titik: Gaza, Masjidil Aqsa, dan Damaskus.”
Menurut Amirrul, Ramadhan ini di Gaza, selain menentukan satu titik sumur air minum lagi Sahabat Al-Aqsa juga akan mengadakan buka puasa bersama para pengungsi dan anak yatim.
Sedangkan di Damaskus, di mana terdapat sekitar 500 ribu orang pengungsi Palestina, Sahabat Al-Aqsa sedang berusaha mengumpulkan dana untuk membantu pembangunan Klinik Perawatan dan Pengobatan Gigi di kamp pengungsian Yarmuk. “Klinik yang akan beroperasi gratis untuk para pengungsi Palestina itu membutuhkan biaya sekitar 1,2 miliar rupiah (USD133 ribu).” Saat ini bangunan klinik itu sudah jadi tapi masih kosong dan memerlukan bantuan bagi seluruh interior serta kelengkapan medis dan kantornya.
Untuk masyarakat di sekitar Masjidil Aqsa, terutama anak-anak yatimnya, Sahabat Al-Aqsa akan bekerja sama dengan IHH (Insani Yardim Fakvi, lembaga sosial Turki yang tempo hari mengkordinasi Freedom Flotilla to Gaza) untuk mengadakan berbuka puasa bersama. “Insya Allah, buka puasa bersama juga akan kita adakan di Gaza dan kamp pengungsian di Damaskus,” jelas Amirrul yang sudah dua kali melakukan misi kemanusiaan ke Damaskus ini.
Kepada masyarakat, dipersilakan menyalurkan INFAQ TERBAIKNYA ke: Sahabat Al-Aqsa atau ke Hidayatullah.com Peduli Palestina