Rabu, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 26 Mei 2010 09:27 wib
2.973 views
Maksud Hati Pergi ke Gaza, Peter Malah Mendapat Hidayah
Peter mengucapkan Syahadat Ahad malam (23/5) di depan markas IHH (Insani Yardim Vakfi) sesudah mengikut shalat maghrib
Sahabat Al-Aqsha & Hidayatullah.com—Seorang peserta kafilah kapal kemanusiaan dua malam yang lalu memutuskan memeluk Islam. Peter Veana, 63 tahun, berasal dari the Isle of Wight, Inggris, adalah alumnus konvoi kemanusiaan Viva Palestina yang berhasil masuk ke Gaza bulan Januari 2010 lalu, dan kini ikut lagi dalam konvoi “Armada Kemerdekaan” menuju Gaza.
Peter mengucapkan Syahadat Ahad malam (23/5) di depan markas IHH (Insani Yardim Vakfi) sesudah mengikut shalat maghrib berjamaah di Masjid Sultan Muhammad Al-Fatif. Karena itu, beberapa orang yang hadir langsung mengusulkan untuk memberi nama Islam kepadanya, Muhammad Fatih.
Pengucapan syahadat Peter dibimbing oleh Adnan, sahabatnya asal Pakistan yang bersama-sama dengannya saat ikut Konvoi Viva Palestina awal tahun ini. “Banyak rekan serombongan yang mengajak saya masuk Islam, tetapi Adnan yang paling getol,” kata Peter kepada Sahabat Al-Aqsha & Hidayatullah.com.
Waktu yang panjang selama konvoi karena jadual perjalanan yang sering molor menunggu negosiasi-negosiasi dengan pemerintah Mesir dan Israel, memberikan cukup waktu bagi Peter untuk mendengarkan berbagai penjelasan tentang Islam.
Pengucapan Syahadat Peter di depan markas IHH disaksikan oleh Fahmi Bulent Yildirim yang sedang lewat di depan Peter dan kawan-kawan. Karena saat itu kerumunan peserta kafilah semakin ramai, maka acara spontan menyambut Peter memeluk Islam menjadi semakin meriah.
Gemuruh teriakan takbir berkali-kali menyemarakkan jalan di depan markas IHH. Bendera-bendera Palestina dan Turki ikut menyaksikan. Seorang staf IHH berkeliling membawa nampan berisi camilan manis khas Turki, sambil mengumumkan keIslaman Peter.
Ketika ditanya kenapa perlu 4 bulan untuk meyakinkannya agar mengucap kalimat Syahadat, Peter menjawab, “Sejak tiba di Gaza saya mengalami pendalaman-pendalaman pemikiran yang sangat cepat.”
“Bahkan,” lanjutnya, “saya sudah sering ikut berwudu dan mengerjakan shalat bersama kawan-kawan Muslim saya.”
Menurut Peter… eh Fatih, sejak berkenalan serius dengan Islam dalam konvoi ke Gaza 4 bulan silam, pancainderanya seperti semakin sensitif merasakan perubahan-perubahan peradaban. “Saat ini di segala aspek kehidupan Barat, dari mana saya berasal, sedang menuju kerusakan dan kehancuran. Lihat saja bagaimana Barat mendiamkan pembantaian terhadap Gaza,” jelasnya Fatih. “Sedangkan Islam, di mata saya semakin terlihat keindahannya di segala aspek kehidupan.”
Fatih bukan cuma berpikir dan beretorika. Selama sebulan terakhir ia berkeliling di the Isle of Wight, menyampaikan kepada penduduk kota tempat tinggalnya itu, memutar film, berceramah, menyebar brosur dan mengumpulkan dana sebesar 20 ribu poundsterling untuk dibelikan semen ke Gaza.
Keesokan siangnya, sesudah ia bersyahadat, dan sesudah semalam suntuk di dalam bis dari Istanbul ke Antalya, Sahabat Al-Aqsha & Hidayatullah.com bertanya kepada Fatih, bagaimana rasanya bangun tadi pagi sebagai seorang Muslim? “Saya merasa sedang berjalan semakin dekat kepada Allah, kepada kebenaran. Semua sekarang terlihat jelas…”
Lalu seorang peserta kafilah dari Malaysia mendatangi Peter, memeluknya, seraya berkata, “Peter, kamu sekarang lebih mulia dari kami, karena kami berlumuran dosa, sedangkan kamu bersih seperti bayi… Selamat, dan jangan lupa doakan kami.” [Laporan Dzikrullah, Santi Soekanto, Surya Fachrizal/hidayatullah.com]
Peter Veana (melihat ke arah kamera) kini Muhammad Fatih, beberapa saat sesudah bersyahadat di depan Markas IHH. Foto: Sahabatalaqsha.com & Hidayatullah.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!