Selasa, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 6 April 2010 11:09 wib
3.510 views
Indonesia-Turki Gelar Simposium Internasional Mukjizat Al-Qur'an
Said Nursi memberi pesan pada umat Islam sedunia untuk menerangkan Islam yang sebenarnya
Hidayatullah–-Mahasiswa Indonesia-Turki di Mesir menggelar simposium Mukjizat Al-Qur’an dalam perspektif Syeikh, Badiuzzaman Said Nursi. Simposium terselenggara atas kerjasama Senat Mahasiswa Fakultas Bahasa Arab dengan Cultural Turkish Society dan mendapat dukungan dari KBRI Kairo yang diselenggarakan di Pesanggarahan Jawa Barat, Nasr City, Kairo (3/4/2010).
Acara menghadirkan beberapa cendekiawan, diantaranya; Direktur Cultural Turkish Society Mesir, Ahmad Mostafa ,Dr. Asraf Rafa, yang juga Peneliti Studi Pemikiran Said Nursi, Dr. Abdul Rahim Al-Saih, Guru Besar Akidah Filsafat Universitas Al-Azhar, Mahkamah Mahdin, MA, mahasiswa Program Doktoral Universitas Al-Azhar Kairo, Muhammad Widus, MA serta Toyib Arifin, Mahasiswa Studi Tafsir Universitas Al-Azhar.
Direktur Cultural Turkish Society Mesir, Ahmad Mostafa menilai, Kitab “Rasail Nur” karangan Syeikh Badiuzzaman Said Nursi dapat digolongkan sebagai kitab yang dapat menyelamatkan kehidupan manusia, didalamnya banyak kandungan yang menyeru kepada sikap dan prilaku untuk tidak bertindak fanatik dalam beragama.
“Buku monumental karangan Said Nursi mengedepankan toleransi dan dalam merajut kehidupan tidak mencelakakan hati manusia bahkan merangkul dan membimbing manusia ke jalan yang benar,” ujar Ahmad Mostafa.
Sementara itu, Prof. Dr. Sangidu, M.Hum, Atase Pendidikan yang mewakili Duta Besar RI menjelaskan bahwa buku karangan Syeikh Badiuzzaman Said Nursi termasuk buku garda depan yang harus dikaji, diselami dan diambil hikmah-hikmah kearifan untuk disemai dalam realitas kehidupan.
Lebih jauh, Sangidu menghimbau agar para mahasiswa Indonesia dapat menjalin hubungan bersaudaraan dengan pelajar asing lain di Mesir.
“Pelajar dan mahasiswa RI dapat secara berkesinambungan membangun hubungan cinta dan persaudaraan dengan pelajar dan mahasiswa asing khususnya Mesir dan Turki, “ himbaunya.
Dr. Abdul Rahim Al-Saih, Guru Besar Akidah Filsafat Universitas Al-Azhar menyampaikan bahwa pesan yang termaktub dalam kitab “Rasail Nur” memberi isyarat yang jelas terhadap misi kehidupan manusia di bumi yaitu memberikan pengabdian secara totalitas kepada Allah SWT karena Allah SWT yang telah menciptakan kita di muka bumi. Sebab penciptaan manusia dan alam semesta di muka bumi adalah penghambaan dan ibadah kepada Allah SWT semata.
“Allah menciptakan manusia tanpa perlu berdialog dengan ciptaanNya. Manusia hanya mengetahui setelah lahir bahwa dirinya diberikan Akal pikiran, Hati yang bersih dan Fisik yang sempurna, dan dengan ketiga bekal tersebut diharapkan mampu memakmurkan bumi,” tutur Guru Besar Al-Azhar yang tekun menggeluti pemikiran Said Nursi ini.
Pembicara selanjutnya, Dr. Asraf Rafa, yang juga Peneliti Studi Pemikiran Said Nursi menerangkan bahwa pesan pemikir Said Nursi memberi kesempatan umat Islam sedunia untuk menerangkan Islam yang sebenarnya. Dalam kandungan pemikiran Said Nursi, katanya, tidak terbatas untuk masyarakat Turki saja, melainkan dapat diterapkan juga dalam kehidupan masyarakat Persia, Arab dan benua lainnya. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap individu Muslim adalah memperkuat proses mencapai ilmu pengetahuan dengan menambah wawasan peradaban yang datang dari Eropa dan AS. Dalam melihat realitas kehidupan, diharapkan nalar ‘aql qur’ani’ pemikiran Al-Qur’an dapat menyentuh langsung problem-problem kehidupan tersebut.
“Gambaran yang paling mudah menjadikan Al-Qur’an sebagai tuntunan, bila kita berpegang teguh dengan aturan Al-Qur’an secara konsisten ibarat sebagai anak kecil yang memegang tangan sang Ibu, sang anak kecil merasa aman dari berbagai gangguan, cobaan bahkan rayuan dari keluar rumah hingga kembali lagi ke rumah,” tutur Dr. Asraf.
Lebih lanjut, ia mengatakan, Syeikh Said Nursi dalam menggagas pemikirannya, tidak hanya menghimpun dari nalar, tapi juga menguatkannya dengan teks-teks agama, ilham, pendekatan kalbu. Said Nursi berhasil membuat grand design pemikirannya dengan menghimpun seluruh ilmu pengetahuan sehingga lahirlah serial pemikirannya dalam kitab Rasail Nur yang sangat monumental.
Dalam paparan Mahkamah Mahdin, MA, mahasiswa Program Doktoral Universitas Al-Azhar menerangkan bahwa Said Nursi memiliki pandangan-pandangan yang jauh ke depan, hal ini dapat dibuktikan dari ilham yang diperolehnya yang dapat memprediksikan runtuhnya kejayaan Dinasti Khilafah Islam dan pudarnya penerapan syariat Islam sebelum Perang Dunia I. Nursi menegaskan pada saat situasi tersebut terjadi maka Al-Qur’an akan membela dirinya sendiri.
Muhammad Widus, MA menambahkan, bahwa Mukjizat Al-Qur’an dalam pemikiran Said Nursi dikerucutkan dalam empat pokok kandungan substantif yaitu Pengesaan Tuhan (Tauhid), Kenabian (Nubuwwah), Keadilan (‘Adalah) dan Kebangkitan (Hasyr).
Dalam penyampaian Toyib Arifin, Mahasiswa Studi Tafsir Universitas Al-Azhar menerangkan bahwa dalam mencermati pemikiran intelektual Said Nursi yang terangkum dalam “Kulliyat Rasail an-Nur”, khususnya dalam buku “Isyarah al-Ijaz fi Mazhan al-Ijaz”, nampak jelas dari sistematika penulisannya sesungguhnya Said Nursi hendak menulis sebuah tafsir lengkap, seandainya saja Said Nursi ditakdirkan untuk dapat menyelesaikan usaha tersebut, niscaya beliau akan meninggalkan karya tafsir balaghi dan filosofis yang komprehensif. Disisi lain, untuk memahami konsep kemukjizatan Al-Qur’an perspektif Said Nursi, dibutuhkan beberapa pendekatan multidisipliner, serta ketekunan, kejelian, keahlian dan proses yang berkesinambungan.
Menuntut Ilmu
Menurut Dr. Abdul Rahim Al-Saih, Said Nursi –di mana dalam masa pengabdiannya di Turki beberapa kali mendekam di dalam penjara tanpa alasan yang jelas—memberi pesan agar para pelajar dan mahasiswa yang saat ini masih dan sedang menekuni sejumlah rujukan utama ilmu pengetahuan, tidak perlu mencerca dunia karena keburukan yang melekat padanya dan tidak perlu mencintai dunia akan tetapi bagaimana upaya kita mengelola dunia agar bersama dunia ketaatan kita terhadap agama semakin meningkat, sikap dan prilaku keislaman kita dapat menyatu dengan realitas masyarakat, tidak menjadi asing di dalam komunitas masyarakat.
Menurut Nursi menganjurkan seruan Rasulullah SAW bahwa belajar dan menuntut ilmu. “Lihatlah peradaban dan kemajuan pembangunan di China, mereka bisa besar dan melejit tanpa mengandalkan teks-teks suci, tanpa doa-doa dan tanpa gerakan ibadah mereka mampu membangun peradaban negerinya. Saat ini kereta super jet dapat menempuh jarak tempuh 1000 KM dalam waktu dua jam,” kutip Abdul Rahim Al-Saih.
Aminuddin, Ketua SEMA Fakultas Bahasa Arab –PPMI Mesir sebagai penyelenggara Acara ini-- menerangkan bahwa pihaknya merasakan kebahagiaan yang sangat dahsyat atas atensi para peserta mengikuti simposium ini.
“Event ini dapat juga dimanfaatkan untuk memulai hubungan baik dengan lembaga peradaban Turki, Cultural Turkish Society dalam upaya bersama mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya pengembangan studi Keislaman dan mewujudkan iklim kondusif berkembangnya pemahaman Islam Moderat, tegas Aminuddin yang menyampaikan paparannya dengan bahasa Arab yang sangat fasih.
Simposium internasional kali ini selain presentasi makalah Mukjizat Al-Qur’an juga digelar pula pemutaran film dokumenter tentang perjalanan hidup Badiuzzaman Said Nursi, resensi karya-karya beliau dan perjuangan yang telah diberikan untuk umat Islam serta beberapa komentar para pakar dan peneliti terhadap karya-karya beliau. [s.alam, Mesir/cha/www.hidayatullah.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!