Rabu, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 10 Februari 2010 16:21 wib
6.523 views
Gerakan PKI Saat ini Multiwarna dan Lebih Susah Diidentifikasi
Hidayatullah.com--Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak pernah berhenti menjadikan Indonesia sebagai negara komunis. Jika tahun 1965 gerakan komunisasi nampak jelas dengan warna “merah”nya, justru sekarang multiwarna. Hal itulah yang membuat PKI sulit diidentifikasi. Pernyataan tersebut disampaikan Prof. DR. Aminuddin Kasdi dalam diskusi “Menyikapi Bangkitnya Neo Komunis Pada Era Reformasi”.
Diskusi yang diadakan di Rumah Makan Handayani, Jl. Gubeng Kertajaya Surabaya pada (9/2) dihadiri peserta dari berbagai elemen, seperti Bakesbang Propinsi Jatim, MUI, FPI, FUI, perwakilan dari Kristen, dan sejumlah ormas di Jatim. Adapun sebagai penggagas acara, Pusat Kajian Komunitas Indonesia CICS, Drs. Arukat Djaswadi.
Dalam uraiannya, penulis buku “Kaum Merah Menjarah” ini mengatakan, jika dulu pada Orde Lama, PKI jelas bergerak lewat Nasakom-nya, kini telah berkolaborasi dengan berbagai elemen serta berintegrasi dengan sejumlah partai politik. Padahal, menurut Kasdi, dalam kamus PKI, tak ada kawan abadi, yang ada kepentingan abadi.
Tak hanya Kasdi, dalam kesempatan itu para peserta juga menyampaikan pandangannya seputar geliat gerakan palu arit itu. Seperti MUI, PKI adalah berideologi komunis yang berarti antituhan (atheis). Karena itu, PKI tidak hanya musuh pemerintah dan Islam, tapi juga musuh semua agama.
“PKI adalah atheis, anti tuhan. Karena itu, PKI musuh pemerintah dan semua agama,” tegas Drs. A. Rachman Azis, M.Si.
Aziz menyayangkan ketidakseriusan pemerintah dalam mencegah bangkitnya komunis. Bahkan, pemerintah justru menempatkan mereka dalam pos-pos strategis. “Ada orang komunis yang menjadi staf khusus Presiden, begitu juga ada malah menjadi anggota Komnas HAM,” ujarnya.
Karena itu, peserta diskusi memutuskan untuk mengingatkan pemerintah bahaya ancaman bangkitnya komunisme. Dan dalam waktu dekat ini, mereka akan menemui Setneg (Sekretaiat Negara) dan Menkoninfo (Menteri Komunikasi dan Informasi). “Jika ke Setneg lebih pada pemberitahuan ancaman bahaya komunis, sedang pada Menkoinfo meminta agar facebook PKI ditutup,” ujar Arukat.
Secara terpisah, Ketua CICS, Arukat Djaswadi kepada hidayatullah.com mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudoyono sekarang dikelilingi orang-orang komunis. “Ada sekitar empat orang komunis di sekitar SBY,” tegas Arukat.
Lebih lanjut dia mengatakan, mereka akan berbuat sekecil apapun jika ada peluang. “Tujuannya, paling tidak untuk melemahkan,” ujarnya.
Ketika ditanya, apakah Presiden SBY mengetahui hal tersebut. Dia menjawab pasti tahu. “Tapi, itu sudah konspirasi besar,” tegasnya. Sehingga, jika tak hati-hati, SBY bisa ditelikung, baik dari dalam, maupun dari luar.
Arukat juga mengatakan, pada peristiwa 28 Januari lalu, aksi demonstrasi 100 hari pemerintahan SBY juga ditunggangi para komunis. Mereka memanfaatkan 100 hari pemerintahan SBY. Lihat saja pada waktu itu, banyak buruh berdemonstrasi. Warna merah juga di mana-mana.
Menurutnya, hal itu dilakukan karena PKI ingin mendapatkan legitimasi, baik secara de facto dan de jure dari pemerintah. “Sebab, secara revolusi tidak mungkin, jadi lewat persuasif dan ranah politik,” imbuhnya. [ans/www.hidayatullah.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!