Ulama Inggris Ajnem Choudary menyalahkan Inggris atas pembunuhan prajuritnya bernama Lee Rigby di Woolwich. Menurutnya, pembunuhan itu terjadi karena Inggris tidak menarik pasukannya di Afghanistan.
Choudary yang sempat beribadah dengan pelaku, Michael Adebolajo, mengatakan pula, serangan-serangan serupa seperti yang baru saja terjadi di Woolwich bisa muncul kapan saja. Choudary pun menilai, Inggris juga melakukan pembantaian terhadap warga Muslim di Afghanistan.
“Kita harus berpikir, ‘mengapa peristiwa ini bisa terjadi?’ Itu disebabkan karena kehadiran pasukan Inggris di negara Islam dan pembantaian yang mereka lakukan terhadap warga Muslim. Warga-warga Muslim juga berada dalam tekanan hukum keras yang diterapkan Inggris,” ujar Choudary, seperti dikutip Daily Mail, Jumat (24/5/2013).
Ulama garis keras itu mendeskripsikan Adebolajo sebagai seorang pria sempurna. Choudary pun mengklaim mengenal baik Adebolajo dari Sekolah Mulgrave.
Seperti diketahui, Adebolajo dan rekannya menyerang Rigby yang tersungkur di jalanan setelah ditabrak mobil. Adebolajo menikam prajurit Inggris itu dengan golok pemotong daging dan pisau. Seorang saksi mata mengatakan, prajurit malang itu ditikam sampai tewas dalam keadaan tidak berdaya.
Perdana Menteri David Cameron sangat mengecam peristiwa itu. Cameron menyebutnya sebagai peristiwa yang sangat menjijikkan dan merupakan “pengkhianatan terhadap ajaran Islam.”
“Mereka melakukan ini untuk memecah-belahkan kita. Mereka harus tahu bahwa peristiwa seperti ini hanya akan membuat kita bersatu dan menjadi semakin kuat,” ujar Cameron. (dailymail/Okz/HK)