Hizbullah Lebanon dituduh mengeksploitasi agama untuk mengejar agenda politik di Suriah, ulama Syiah Libanon mengatakan kepada Al Arabiya dalam sebuah wawancara pada hari Sabtu.
Ali Al-Amin, ulama Syiah Libanon, yang merupakan mantan mufti dari kota Tirus dan Gunung Amil di Libanon selatan, mengkritik Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah yang menganjurkan penganut Syiah untuk berangkat ke Suriah untuk mempertahankan kuil suci Sayyida Zainab.
Sayyida Zainab adalah cucu Nabi Muhammad dan makam emas kubah nya dianggap salah satu situs tersuci Islam Syiah.
Membela kuil bukan “pembenaran yang sah” untuk campur tangan di Suriah, Amin mengatakan, Ia menambahkan bahwa jihadnya Syiah harus di tanah air dan tidak di wilayah konflik yang melanda negara tetangga.
“Jihad kami berada di Lebanon dan itu adalah untuk membangun negara kita di tengah persatuan nasional.” Ujarnya.
Setidaknya 80.000 orang telah terbunuh sejak dimulainya demonstrasi protes terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad, yang berubah menjadi perang sektarian.
Fakta menunjukkan bahwa para pejuang Hizbullah berjuang bersama pasukan rezim Suriah menghadapi pejuang pembebasan Suriah di desa-desa di dekat perbatasan Lebanon.
Awal bulan ini, Nasrallah membuat indikasi kuat bahwa kelompoknya siap untuk lebih banyak terlibat di negara Suriah ketika dia mengatakan bahwa ia tidak akan membiarkan rezim Suriah jatuh.
“Suriah memiliki teman sejati di wilayah ini yang tidak akan membiarkan Suriah jatuh ke tangan Amerika Serikat, Israel dan kelompok ‘takfiri’,” katanya, mengacu pada Muslim Sunni yang berjuang untuk menggulingkan Assad.
Sementara itu, kelompok Salafi di Lebanon menyatakan kemarahan atas kelambanan masyarakat internasional untuk mendukung perjuangan rakyat Suriah melawan rezim Assad.
Salafi Lebanon menyerukan kewajiban jihad di Suriah terhadap rezim Damaskus. (Arby/Dz)