Rabu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 1 Mei 2013 21:12 wib
3.400 views
Bom Konspirasi Masih Mengancam Amerika
Rabu, 01/05/2013 09:56:31 | Agusdin Syah | Dibaca : 268
Houston (SI ONLINE) – Bom rupanya masih menjadi ancaman bagi kota-kota besar Amerika. Satu gedung pengadilan di kota terbesar keempat di AS, Houston, sempat dikosongkan pada Selasa (30/4), setelah ada laporan mengenai ancaman bom, demikian laporan media setempat.
Gedung Pengadilan Kotapraja Houston menerima ancaman bom pada pukul 14.30 pada Selasa, demikian laporan surat kabar The Houston Chronicle --yang mengutip Juru Bicara Kantor Polisi John Cannon.
Sebagian warga diminta mengosongkan beberapa ruang pengadilan di gedung tersebut dan para pekerja diminta memeriksa daerah tempat kerja mereka untuk mencari kalau-kalau ada barang yang mencurigakan.
Tak ada peledak yang ditemukan setelah petugas keamanan gedung menggeledah bangunan itu, kata Xinhua, Rabu pagi. Polisi tiba untuk melakukan operasi pencarian kedua, kata laporan The Houston Chronicle.
Pernyataan bersih diberikan pada pukul 14.45, sebelum gedung tersebut kembali dioperasikan secara normal, kata laporan itu.
Bom Boston Kemungkinan Konspirasi
Organisasi penegakan hak asasi internasional menginisiasi petisi untuk meminta kepada Presiden Amerika Serikat Barrack Obama menjamin hak sipil dan peradilan yang adil untuk Dzhokar Tsarnaev.
Hingga Rabu (24/4) sekitar pukul 15.00 WIB, petisi yang diterbitkan di laman change.org tersebut sudah mencapai angka 6.000 tanda tangan. Petisi tersebut dilayangkan kepada Presiden Barack Obama. Ditulis dari Chicago atas nama Anita Temisheva.
"Kami tidak ingin melihat darah korban Boston sia-sia dengan penangkapan Dzhokar yang belum terbukti menjadi pelaku ledakan. Semua informasi yang terserap internasional sudah menghakimi Dzhokar sebagai pelaku (ledakan),'' tulis Temisheva dalam petisi tersebut.
Aksi mendukung Dzokhar juga terjadi di Twitter. Komunitas dunia jaringan ini mengampanyekan penangguhan penahanan untuk Dzokhar. Sebuah tanda dukungan bertuliskan #freejahar, menganggap Djohar adalah sebagai korban manipulasi intelijen AS.
Situs Infowar (29/4) melansir pernyataan mantan Presiden Amerika Geogr W Bush dalam wawancara dengan ABC News bahwa kemungkinan Bom Boston adalah konspirasi.
Diwawancara Dianne Sawyer dari ABC Newsm Bush mengatakan bahwa pemboman Boston mengingatkannya pada 9/11, Bush menjawab, "Pada awalnya saya sangat prihatin bahwa mungkin ada suatu skenario terorganisir, sebelum menambahkan bahwa ia berpikir serangan itu mungkin konspirasi.
Konspirasi yang dimaksud adalah teori konspirasi yang dipercaya banyak orang merupakan konspirasi yahudi melibatkan agen-agen Amerika FBI, CIA dan Mossad dalam peristiwa peledakan gedung kembar WTC tang terkenal dengan peristiwa 9/11. Jadi Bom Boston kemungkinan adalah bom konspirasi untuk menggugah kembali pencitraan negative terhadap Islam yang sudah mulai meredup.
Tamerlan Tsarnaev – seorang yang diduga merupakan pembom Boston dan tebunuh dalam pemburuan oleh agen-agen polisi Amerika - diduga merpakan didikan CIA. Infowars menegarai bahwa Tamerlan pernah menghadiri lokakarya yang disponsori oleh Yayasan Jamestown (CIA-linked), seperti dilaporkan kantor berita harian Izvestia. Surat kabar Rusia mengutip dokumen yang dihasilkan oleh Kontra Departemen Kementerian Dalam Negeri Georgia menyatakan bahwa LSM "Dana Kaukasus" mengadakan lokakarya pada musim panas 2012 dan Tamerlan Tsarnaev hadir.
Rekaman video dari lokasi baku tembak antara polisi dengan dugaan pembom Boston (Tamerlan) berisi audio dari tersangka yang berteriak berulang-ulang "Kami tidak melakukannya!" Meskipun tidak berarti jelas, kata-kata di bawah ini tampaknya diteriakkan oleh tersangka karena mereka di bawah tekanan tembakan polisi.
- 24 detik: "bersantai"
- 26 detik: "bersantai", "chill out"
- 31 detik: "bersantai"
- 37 detik: "kami tidak melakukannya"
- 41 detik: "kami tidak melakukannya"
- 45 detik: "kami tidak melakukannya"
- 1 menit 9 detik: "hey petugas"
Meskipun digambarkan sebagai "baku tembak," audio menunjukkan tembakan hanya satu arah saja yaitu polisi yang menembaki tersangka pemboman dan tidak ada suara tembakan balasan.
Sebuah posting Facebook dikaitkan dengan Dzhokhar Tsarnaev meskipun tidak dikonfirmasi berbunyi, "Ini akan menjadi pesan terakhir sebelum polisi mendapatkan saya. Mereka menjebakku. Ayah maafkan aku. Saya menyesal telah datang untuk ini. "Ibu para tersangka Zubeidat Tsarnaeva terus bersikeras bahwa anaknya tidak bersalah , mengatakan kepada Associated Press, "Ini semua kebohongan dan kemunafikan."
Pengadilan Sipil
Gedung Putih akhirnya menegaskan bahwa tersangka selamat bom Maraton Boston tidak akan dipelakukan sebagai "kombatan musuh", sebaliknya akan diadili sistem peradilan sipil Amerika Serikat.
"Dia tidak akan diperlakukan sebagai kombatan musuh," kata Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney, menyusul seruan dari sejumlah tokoh Republik agar Dzhokhar Tsarnaev (19) mendapat status sama dengan tahanan "Perang melawan Teror". "Kita akan mengadili teroris ini melalui sistem peradilan sipil kita," kata Carney seraya menegaskan UU AS melarang warga negara AS diadili oleh sistem peradilan militer.
Dua senator Republik John McCain dan Lindsey Graham memimpin seruan agar remaja itu dinyatakan "kombatan musuh" sehingga bisa diperlakukan sama dengan tahanan-tahanan penjara militer Guantanamo.
Dzhokhar kini dirawat di satu rumah sakit di Boston karena terluka termasuk di tenggorokannya, namun kabarnya telah bisa berkomunikasi dengan satu tim penyidik khusus yang biasa menangani target-target bernilai tinggi, lewat tulisan.
Remaja berusia 19 tahun ini awalnya tidak dibacakan hak hukumnya atau tidak ditawari didampingi pengacara, karena pihak keamanan berkilah demi alasan keamanan yang dikecualikan secara khusus.
Namun pernyataan Gedung Putih mengenai statusnya ini mambuat dia akhirnya akan diadili di pengadilan sipil, demikian AFP.
Red : Agusdin
Sumber : Ant/Rep/infowar
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!