Milisi "preman" pro rezim Suriah terlibat dalam pencurian dan aksi vandalisme sebagai bagian dari upaya untuk menghukum seluruh lingkungan yang menentang presiden Bashar al-Assad.
Menurut saksi mata dari berbagai penjuru Suriah, milisi preman yang setia kepada rezim, yang juga disebut "shabiha" menyerbu rumah dan mencuri furnitur serta peralatan warga.
Puluhan video juga menunjukkan preman merusak kunci toko dan merampok barang-barang yang dipajang di toko.
Seorang ibu rumah tangga di distrik Rif Dimashq mengatakan bahwa preman dan pasukan keamanan menyerbu rumahnya dan mencuri perhiasan dan uang.
"Mereka bahkan mencuri pakaian, sepatu, dan makanan kaleng," ujarnya. "Mereka juga memecahkan semua perabotan dan mainan anak-anak saya. Mereka juga melemparkan Al-Quran ke lantai. "
Mereka melakukan itu, dia menjelaskan, untuk menyerang balik suaminya yang ikut ambil bagian dalam aksi protes anti-pemerintah baru-baru ini yang mendesak Assad untuk melepaskan kekuasaan.
Para saksi mata juga mengatakan sebagian besar loyalis rezim, yang melakukan tindakan pencurian, melakukannya karena mereka percaya rezim pasti akan jatuh cepat atau lambat, sehingga mereka mencoba mendapatkan keuntungan dari kurangnya keamanan dan kekacauan yang melanda negara itu sejak aksi protes meletus di Maret 2010.
Pada hari Senin lalu, loyalis rezim dilaporkan membakar rumah salah satu aktivis di Rif Dimashq, kemudian membakar semua mobil di jalan dan menulis slogan pro-Assad dan anti-revolusi di dinding-dinding kota.
Di Homs, warga juga menegaskan bahwa kelompok-kelompok preman pro rezim telah menyerbu rumah dan mencuri furnitur. Dalam beberapa kasus, mereka mencuri segala sesuatu dan meninggalkan rumah benar-benar kosong.
Para saksi mata juga mengatakan bahwa kelompok-kelompok itu terlibat dalam aksi pencurian dan vandalisme karena mereka diberi lampu hijau oleh aparat keamanan untuk melakukannya.(fq/aby)