Rabu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 9 Maret 2011 18:00 wib
2.340 views
Ceramahnya Dianggap Kontroversial, Masjid Leyton Nonaktifkan Seorang Imam
Dr Usama Hasan harus mengakhiri karirnya sebagai da'i dan imam Masjid Leyton, di timur Inggris setelah 25 tahun mengabdi. Manajemen masjid memecat Hasan karena ceramahnya yang dianggap "bertentangan" dengan nilai-nilai yang selama ini diyakini umat Islam.
Imam Hasan yang selama ini menjabat sebagai wakil ketua Masjid Leyton menerima intimidasi bahkan ancaman akan dibunuh setelah pada bulan Januari lalu, ia memberikan ceramah tentang evolusi dan mengatakan bahwa perempuan berhak untuk menolak mengenakan jilbab, yang membuat banyak jamaah masjid marah.
Sekitar 50 orang jamaah memprotes Imam Hasan dan menyebarkan selebaran yang isinya mengecam Imam yang juga dosen senior jurusan teknik di Universitas Middlesex itu. Para pemrotes itu juga mendesak pihak masjid untuk mengenakan sanksi pada Imam Hasan.
Publik mengetahui bahwa Imam Hasan sudah dinonaktifkan setelah situs-situs Islamis memublikasikan surat pernyataan yang dikeluarkan oleh sekretaris masjid Mohammad Sethi. Surat tertanggal 24 Februari 2011 itu menyatakan bahwa pandangan-pandangan yang dikemukakan Hasan sudah melanggar konstitusi "Masjid Trust" dan keputusan untuk menonaktifkan Hasan demi "keselamatan dan keamanan semua pihak."
Namun pernyataan itu dijawab oleh Imam Suhaib Hasan, Ketua Masjid Leyton yang juga ayah dari Usama Hasan. Dalam pernyataan yang diunggah ke situs Masjid Leyton, Imam Suhaib Hasan mengatakan bahwa puteranya adalah korban dan "agenda kejam yang sudah direncanakan" oleh "sebuah faksi" dalam kepengurusan masjid.
Imam Suhaib juga mengatakan bahwa keputusan untuk memecat puteranya tidak sah, karena pertemuan yang menetapkan keputusan itu tidak memenuhi kuorum. Ia juga menyebutkan bahwa ancaman dan aksi protes dilakukan oleh komunitas Muslim dari luar komunitas Muslim di masjid itu.
Dalam sebuah selebaran yang dibagikan oleh mereka yang memprotes Imam Hasan, tertulis bahwa muslim yang mempercayai evolusi adalah "murtad" dan "harus dieksekusi". Tidak tercantum identitas nama atau kelompok yang membuat selebaran tersebut.
Sebuah petisi anti-Hasan juga muncul di dunia maya, dan sudah mendapat dukungan lebih dari 1.100 orang. Petisi itu bertuliskan bahwa mereka "ngeri" dengan pandangan Hasan tentang evolusi dan meminta pihak masjid memecat Hasan sebelum masjid itu menjadi "sarang ekstrimisme modernis".
Setelah muncul ancaman dan intimidasi itu, Hasan mendapat pengamanan ekstra termasuk istri dan empat anaknya. Ia mengatakan, tidak akan meninggalkan masjid, meski ia tidak memberikan ceramah atau khutbah Jumat lagi di masjid itu.
"Saya tidak akan pergi. Saya sudah di sini selama 25 tahun dan saya khawatir masjid ini akan jatuh ke tangan para ekstrimis. Ada beberapa masjid di negara ini yang jadi seperti itu. Para pendukung saya di sini tidak menginginkan itu terjadi dan meminta saya untuk tetap di sini," kata Imam Hasan.
Meski demikian, Ia menyampaikan permohonan maaf atas pernyataan-pernyataannya tentang evolusi, dan ia menyatakan mencabut pernyataannya itu. "Masalah penonaktifan saya akan dibahas dalam komisi dewan penyantun jika persoalannya tidak segera diselesaikan," tukas Hasan.
Polemik soal Imam Hasan menjadi perhatian para pemuka Muslim di Inggris. Ketuka organisasi Muslim4UK Inayat Bunglawala mengatakan bahwa masih ada "ketidaktahuan yang luas" tentang evolusi di kalangan umat Islam.
"Banyak imam-imam tradisional yang memahami evolusi hanya berdasarkan buku-buku kuno dalam bahasa Arab, hanya sedikit yang memiliki landasan pemahaman berdasarkan ilmu pengetahuan. Saya terkejut, bagaimana bisa mereka dengan kuat menentang evolusi tanpa banyak membaca terlebih dulu. Itu bertentangan dengan hal yang paling pertama diperintahkan Al-Quran, yaitu 'bacalah'," kata Bunglawala. (ln/guardian)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!