Pasukan keamanan di bawah kendali Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki mengoperasikan sebuah penjara rahasia yang penuh dengan tahanan yang dipindahkan dari sebuah fasilitas di mana penyiksaan secara luas ditemukan di sana tahun lalu, menurut Human Rights Watch (HRW).
Kelompok hak asasi manusia internasional itu mengatakan bahwa mereka memperoleh dokumen-dokumen rahasia yang menggambarkan sebuah situs rahasia dalam sebuah kamp militer yang disebut Camp Justice, di lingkungan Kathamiya Baghdad. Kamp itu dijalankan oleh Brigade Angkatan Darat ke-56 Irak dan pasukan layanan kontraterorisme. Kedua lembaga itu berada di bawah kewenangan perdana menteri.
Laporan HNW menimbulkan kekhawatiran baru tentang adanya penyiksaan bagi tahanan Irak yang ditahan di Camp Justice dan menggambarkan upaya bersama antara para pejabat Irak untuk menyembunyikan tindakan pelecehan di fasilitas penahanan lainnya.
"Dengan brigade khusus ... tampaknya ada pola untuk melanjutkan penyiksaan dan saya berpikir bahwa bagian itu menjelaskan bahwa pemerintah belum mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah dan "belum mengakui adanya masalah," kata Samer Muscati, seorang peneliti HRW.
Dia mengatakan pejabat dari kantor perdana menteri tidak menanggapi permintaan berulang mereka untuk informasi kamp penahan tersebut atau melakukan pertemuan untuk membahas masalah ini.
Dalam sebuah laporan yang dirilis Selasa kemarin (1/2), HRW mengatakan bahwa hanya beberapa hari sebelum tim inspeksi internasional mengunjungi situs di dalam zona hijau November tahun lalu, pemerintah Irak mentransfer 280 tahanan, tersangka terorisme hampir semua dari mereka merupakan tersangka terorisme, ke Camp Justice.
HRW juga menemukan dokumen dari dua pekan lalu yang menunjukkan seorang perwira brigade ke-56 mencega pengawas penjara HRW dari mengunjungi para tahanan di Camp Honor, pangkalan militer di zona hijau. Juru bicara Pemerintah tidak bisa dihubungi untuk mengomentari laporan tersebut.
Laporan itu mengatakan bahwa sekitar 80 dari 280 tahanan di Camp Justice tidak memiliki akses ke pengacara atau kerabat dan inspektur penjara tidak diizinkan untuk melakukan kunjungan ke fasilitas yang dikendalikan oleh brigade ke-56.
Dalam wawancara dengan HRW, mantan tahanan di Camp Justice menjelaskan adanya aksi pemukulan dan penyiksaan yang terus berlanjut hingga akhir musim panas lalu, setelah pengungkapan luas adanya penyiksaan di sana. (fq/csm)