Sebuah kelompok hak asasi Amerika telah mengajukan gugatan terhadap mantan Menteri Pertahanan AS Donald Rumsfeld atas keterlibatannya dalam menyiksa mantan tahanan di penjara Amerika di Irak dan Afghanistan.
American Civil Liberties Union (ACLU) mengangkat kasus penyiksaan tersebut pada hari Kamis kemarin (13/1) setelah mengajukan banding ke pengadilan di Distrik Columbia, dengan menyatakan bahwa Rumsfeld dan beberapa pejabat militer senior AS cukup menyadari adanya kasus penyiksaan yang melibatkan sembilan tahanan antara tahun 2002 dan 2004 di penjara Amerika di kedua negara itu, AFP melaporkan.
Kasus ini awalnya bergulir pada bulan Desember 2006, tetapi kemudian ditarik oleh pengadilan federal pada Maret 2007 dengan alasan bahwa mantan sekretaris pertahanan dan pejabat teras ata militer Amerika lainnya kebal dari penuntutan.
Kelompok hak asasi manusia berbasis di AS ini menyatakan bahwa menurut hukum konstitusi dan internasional, penyiksaan adalah sangat dilarang dan komandan wajib untuk bertindak ketika mereka tahu atau seharusnya tahu adanya pelanggaran tersebut.
ACLU berpendapat bahwa Rumsfeld (78 tahun) dan pejabat militer lainnya berulang kali telah diberitahu tentang adanya pelecehan dan penyiksaan di fasilitas penahanan di Irak dan Afghanistan oleh Palang Merah Internasional dan laporan lainnya serta pengaduan oleh organisasi hak asasi manusia, sehingga dirinya dan pejabat militer lainnya secara langsung bertanggung jawab atas pelanggaran yang terjadi.
Kelompok ini lebih menyentuh pada kasus yang melibatkan seorang tahanan diidentifikasi sebagai Ali.V, menambahkan bahwa tahanan, yang kemudian dibebaskan tanpa tuduhan, "dipukuli, disiksa, dan mengalami pelecehan seksual."
Sementara itu, tiga hakim di sebuah pengadilan banding di District of Columbia mengatakan kasus ini hanya memiliki sedikit kesempatan untuk berhasil.
Pernyataan penuntutan ini datang pada saat kelompok aktivis HAM, masing-masing mengenakan kerudung hitam dan pakaian berwarna oranye mewakili para tahanan di kamp penjara AS di Teluk Guantanamo menggelar unjuk rasa di depan ruang sidang pada hari Kamis kemarin untuk memprotes kelalaian atas kasus penyiksaan yang terjadi.
Rumsfeld saat ini sedang mempersiapkan peluncuran buku memoirnya yang berjudul "Known and Unknown", yang akan beredar di AS pada tanggal 8 Februari mendatang.(fq/prtv)