Tiga Aktivis Gereja Kansas Lakukan Hujatan di Depan Islamic Center AS

Sebuah kelompok dari gereja baptis Westboro Kansas mengadakan demonstrasi anti-Islam di Islamic Center Amerika di Dearborn.

Pada saat para orang tua menitipkan anak-anak mereka di pintu Muslim American Youth Academy di masjid Islamic Center, tiga anggota dari Gereja Baptis Westboro berdiri di halaman depan masjid di sepanjang Jalan Altar, membawa poster-poster yang berisi hujatan, "Imam Muslim adalah pedofil," dan "Tuhan membenci Umat Islam."

Di sisi lain dari jalan masuk juga berlangsung aksi demo tandingan dengan jumlah anggota yang lebih besar sekitar 25-30 orang. Mereka berasal dari berbagai kelompok.

Beberapa dari mereka mengatakan bahwa mereka mewakili umat Muslim yang marah tentang apa yang mereka lihat sebagai serangan yang penuh kebencian terhadap iman mereka.

Demonstran lainnya mengenakan topi Kristen dan sebagian besar mereka mengatakan bahwa mereka ada di sana untuk mengecam apa yang mereka anggap sebagai aksi hujatan terhadap Islam tersebut sebagai tindakan tindak Kristiani.

Polisi Dearborn menjaga dengan ketat jalannya demonstrasi, menjaga kedua kelompok tetap terpisah. Demo hanya berlangsung setengah jam, dari jam 8 pagi sampai jam 8.30.

Setelah meninggalkan Dearborn tiga orang yang mewakili gereja Kansas pergi ke Wayne State University, di mana mereka memprotes kelompok mahasiswa Yahudi. Situs gereja Kansas ini menyatakan mereka anti-Yahudi serta sentimen anti-Katolik. [eramuslim/fq/pressandguide]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Eramuslim lainnya:

• Berjilbab, Muslimah AS Ditolak Masuk ke Arena Skating Indoor
• Dalam Islam, Madonna Menemukan Kedamaian
• Asy-Syarif Bisa Dengar dan Berbicara Kembali Setelah Minum Air Zam-Zam
• Peneliti Inggris: Wanita Kulit Putih Terdidik Cenderung Masuk Islam
• Laporan: CIA Jadikan Amerika Tempat Aman Bagi Penjahat Nazi
• Pejabat Intelijen Israel: Roket Hamas bisa Jangkau Tel Aviv
• Veteran Militer AS Semakin Banyak yang Bunuh Diri
• Tifatul, Pejabat Paling Ngetop di Twitter