Pemerintah Libya membebaskan 37 tahanan politik, Selasa malam. Mereka yang dibebaskan dari penjara itu, adalah yang dituduh mempunyai hubungan dengan kelompok-kelompok Islam.

Sesudah para tahanan dibebaskan, mereka bertemu dengan keluarganya, dan mereka mencium serta memeluk keluarganya yang sudah menunggu, saat mereka berjalan meninggalkan penjara Abu Salim, yang letaknya tidak dari kota Tripoli.

"Pernyataan pembebasan ini berkaitan dengan langkah-langkah pemerintah Libya yang menginginkan rekonsiliasi nasional dan perdamaian ," kata Mohamed Allagi, ketua komite hak asasi manusia dari Yayasan Gaddafi.

Badan amal Gaddafi ini dipimpin oleh Saif al-Islam,salah seorang putra pemimpin Libya Muammar Gaddafi, yang menurut beberapa analis, mengatakan bahwa Saif Islam akan mempunyai peluang lebih besar untuk dapat sukses dalam memimpin Libya di masa yang akan datang. Ada tanda-tanda Muammar Gaddafi akan mewariskan tahta kekuasaannya kepada putranya, yaitu Saif al-Islam. Tanda-tanda itu sudah mulai nampak, di mana Saif menjalan diplomasi yang sangat penting dalam berbagai peristiwa politik, termasuk pembebasan para dalang peristiswa pemboman pesawat AS PANAM di Lockerby.

Sekarang Saif al-Islam telah berkampanye untuk rekonsiliasi dengan kalangan Islamis yang bersedia meletakkan senjata mereka. Langkah-langkah moderat yang dijalankan oleh Saif ini banyak mendapatkan sambutan, dan mereka para aktivis Islam, menilai pembebasan sejumalh aktivis Islam itu sebagai langkah awal bagi usaha rekonsiliasi.

Sebanyak 37 tahanan, semua mengenakan kostum tradisional Libya, diberi minuman di sebuah tenda di halaman penjara, sebelum disambut oleh keluarganya, diantara keluarga yang menyambut banyak di antara mereka menangis, kata seorang wartawan Reuters di penjara.

Lima dari tahanan dituduh mempunyai hubungan dengan LIFG(Fighting Grup Libya Islam), yang berusaha menggulingkan Gaddafi dengan kekuatan senjata, kata Abdelhakim Belhadj. Dan, diantara yang dibebaskan terdapat mantan pemimpin LIFG.

Belhadj mengatakan sisa tahanan masih beradad dalam tahanan, karena mereka bersimpati dengan gerakan Islam, tetapi tidak menjadi LIFG anggota. Lebih dari 700 tahanan kini telah dibebaskan di bawah kebijakan rekonsiliasi, yang sekarang dilakukan oleh Saif al-Islam. Namun, masih lebih dari 300 yang berada di belakang jeruji penjara, karena dianggap mempunyai hubungan dengan gerakan Islam, ujar seorang pejabat Libya. (nm/wb)