Sekelompok pemuda Saudi bekerjasama dengan sejumlah agama, media dan tokoh olah raga mendesak presiden AS untuk membantu dengan pembebasan seorang warga Saudi bernama Homaidan al-Turki, yang dihukum dalam suatu pengadilan yang kontroversial dengan hukuman 28 tahun penjara atas tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap pembantu rumah tangganya.

Para pemuda Saudi tersebut telah meluncurkan film pendek berdurasi lima menit sebagai bagian dari kampanye untuk mendorong pembebasan al-Turki.

Film bertajuk "Obama Release Homaydan" ini dimulai dengan pernyataan ulama terkemuka Saudi Dr. Salman al-Audah yang berkata, "Ini adalah seruan untuk Presiden AS Barack Obama" diikuti dengan munculnya Syaikh Hassan Al-Saffar, seorang ulama Syi'ah Saudi terkemuka, yang mendesak Obama untuk membantu membebaskan al-Turki sesuai dengan konstitusi AS, dan menyerukan persidangan al-Turki dengan sebuah pengadilan yang adil.

Syaikh al-Saffar menambahkan bahwa jika Presiden Obama membantu untuk melepaskan warga Saudi dari penjara nasional, dirinya akan dihargai secara luas di dunia Arab dan akan memberikan kontribusi untuk meningkatkan hubungan antara Amerika dan dunia Muslim.

Seorang kolumnis terkenal, pengusaha terkemuka dan anggota Dewan syura Saudi Najib Al-Zamil juga menyumbangkan pesan dalam film itu dengan mengatakan bahwa "Amerika Serikat didirikan pada prinsip-prinsip untuk melindungi manusia dan memberinya hak dan martabat agar tercipta keadilan, cinta, ketertiban dan kesejahteraan. "

Al-Zamil menuntut agar kasus al-Turki untuk dipertimbangkan kembali berdasarkan nilai-nilai fundamental Amerika.

Tokoh terkemuka Saudi lainnya yang ditambahkan suara mereka untuk film kampanye itu termasuk Nawaf Al-Timyat, pemain sepak bola terkenal yang pensiun pada tahun 2008, dan wartawan terkenal Turki al-Dakhil yang sering memandu pada program wawancara populernya 'Spotlights' di Channel News Al Arabiya.

Al-Turki ditangkap di AS

Al-Turki sedang belajar untuk menyelesaikan gelar pasac sarjananya di Amerika dan ditangkap bersama istri dan pelayan mereka di warga Indonesia pada tanggal 18 November 2004 karena diduga melanggar peraturan imigrasi.

Pembantu rumah tangga asal Indonesia selama penangkapan tahun 2004 tidak mengecam al-Turki atas tuduhan pelecehan apapun, hanya pada bulan November 2005 ketika pemerintah AS menangkap al-Turki, PRT asal Indonesia tersebut mengaku dilecehkan seksual oleh al-Turki.

Sementara di tahanan polisi, pembantu rumah tangga al-Turki menyatakan dirinya mengalami serangan seksual dan pelecehan serta menyatakan dalam wawancara dengan aparat penegak hukum bahwa dia mengalami penyiksaan, eksploitasi, dan penyalahgunaan kerja selama empat tahun selama dia menghabiskan waktu dengan keluarga al-Turki.

Bukti Kontroversial

Pengadilan menemukan klaim dari pembantu al-Turki dan petugas FBI menyatakan bahwa klaim itu cukup untuk mendakwa al-Turki, tapi inkonsistensi dari investigasi mengangkat keraguan atas keadilan persidangan al-Turki.

Pengacara al-Turki berpendapat bahwa PRT Al-Turki diwawancarai 11 kali oleh polisi sebelum membuat tuduhan penyerangan seksual.

Keprihatinan lain yang masuk akal telah disosialisasikan oleh jaksa distrik Colorado Walker Miller saat mendengar pembelaan pengacara al-Turki.

Dalam kesaksiannya, Al-Turki menolak semua tuduhan terhadap dirinya dan mengatakan pemerintah telah menargetkan dia karena agama Islam dan ras, menurut situs www.homaidanalturki.com, sebuah website yang didedikasikan untuk membela kasusnya.

He insisted that the housekeeper was treated the same way any dedicated Muslim family would treat their daughter and defended his actions to District Judge Justin Mark Hannen, saying that:

Dia menegaskan bahwa PRT asal Indonesia itu diperlakukan sama setiap keluarga Muslim yang memperlakukan putri mereka.

"Pembatasan ditempatkan pada kontak dengan laki-laki bukan mahram juga sama seperti yang berlaku untuk anak perempuan saya dan wanita Muslim lainnya di komunitas kami." kata al-Turki dalam pembelaannya.

"Anda tidak bisa meminta seseorang dari agama yang berbeda untuk menjadi orang Amerika secara penuh. Anda tidak dapat meminta mereka untuk pergi menari, pergi ke bar. Kami adalah Muslim. Kami berbeda. Negara telah mengkriminalisasi perilaku dasar umat Islam. Menyerang perilaku dasar umat Muslim adalah titik pusat dari penuntutan, " tambahnya.

Pembela pengacara hak asasi manusia dan banyak pengamat bersikeras sidang itu bermuatan politik dan berpendapat bahwa FBI diam-diam telah mengikutinya sejak tahun 1995 dan ketika mereka menangkapnya jaksa membujuk PRTnya untuk menuduh dia telah melakukan pelecehan seksual setelah gagal mengumpulkan kasus terorisme terhadap dia.(fq/aby)