![](http://a.cdn.tendaweb.com/fckfiles/image/dunia_islam/warsi.jpg)
Menteri wanita pertama muslim di kabinet Inggris mengatakan bahwa perempuan harus memiliki hak untuk memilih apakah mereka ingin memakai burqa di depan umum atau tidak.
Sayeeda Baroness Warsi, ketua Partai Konservatif, mengatakan bahwa mengenakan burqa tidak akan mencegah perempuan muslim untuk ikut terlibat dalam kehidupan sehari-hari di Inggris.
Dalam wawancara dengan surat kabar Inggris, Guardian, Warsi mengatakan bahwa banyak wanita yang mengenakan jilbab dan sejenisnya mampu menjalankan bisnis yang sukses di Inggris.
Warsi (39 tahun), menolak klaim bahwa perempuan Muslim berada di bawah tekanan dengan memakai burqa, ia mengatakan banyak perempuan Muslim memilih untuk memakai hijab atas kesadaran mereka sendiri.
"Mengapa kita harus memberitahu perempuan apa yang harus ia pakai? Apakah itu inti dari sebuah pilihan? Jika wanita tidak memiliki pilihan atas apa yang akan dipakai maka mereka tertindas," katanya.
"Tapi jika seorang perempuan memiliki pilihan, dan ia memilih untuk memakai apa yang ia pilih untuk ia kenakan, maka dia tidak tertindas, kan? Dia memilih apa yang diinginkannya," kata menteri kabinet Inggris itu menambahkan.
"Hanya karena seorang wanita memakai burqa, itu tidak berarti dia tidak bisa terlibat dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.
Komentarnya tersebut senada dengan Sekretaris Lingkungan Caroline Spelman yang mengatakan memakai burqa dapat memberdayakan dan bermartabat bagi perempuan Muslim."
Damian Green, menteri imigrasi, juga mengatakan bahwa tidak akan ada larangan burqa di Inggris, sembari mengatakan bahwa langkah pelarangan burqa tersebut akan menjadi sesuatu yang bukan keinginan Inggris lakukan.
Sebelumnya anggota parlemen Inggris telah meluncurkan proposal untuk melarang pemakaian burqa di depan umum.
Namun sayangnya, Warsi sendiri yang seorang muslimah lebih memilih pilihan yang melanggar syariat, yaitu tidak menutup aurat dengan benar.(fq/prtv)