Perdana menteri Turki, yang negaranya merupakan sekutu satu-satunya Israel di dunia Islam, Rabu kemarin (7/3) mencap negara Yahudi tersebut sebagai "ancaman utama bagi perdamaian" di Timur Tengah.

Komentar pedas Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan disampaikan dalam sebuah pertemuan sarapan pagi di Paris yang menandai semakin memburuknya hubungan antara Israel dan Turki, yang dulunya pernah dekat dalam hubungan militer dan politik.

"Jika suatu negara menggunakan kekuatan yang tidak proporsional di Palestina, di Gaza - menggunakan bom fosfor - kami tidak akan mengatakan 'bravo'," katanya, mengacu pada serangan ofensif Israel pada Januari 2009 terhadap Gaza yang dikuasai Hamas.

Operasi Cast Lead, yang katanya ditujukan untuk mencegah serangan roket pejuang Palestina yang berbasis di Gaza Israel, telah membunuh ribuan warga Palestina dan menghancurkan ribuan rumah.

Erdogan mengatakan pembenaran Israel untuk menyerang Gaza didasarkan pada "kebohongan" dan mengutip laporan penyidik PBB Richard Goldstone, seorang hakim Afrika Selatan yang menuduh baik Israel maupun Palestina terlibat dalam kejahatan perang.

"Goldstone merupakan seorang Yahudi dan laporannya sangat jelas," pemimpin Turki tersebut mengatakan kepada wartawan yang diundang untuk bertemu dengannya di hotel Ritz Carlton Paris."Hal ini bukan saja karena kami Muslim sehingga kita menerima posisi ini. Posisi kami adalah kemanusiaan.

"Israellah yang merupakan ancaman utama bagi perdamaian regional," kata Erdogan berbicara dalam bahasa Turki, yang ditranslit kedalam bahasa Prancis oleh juru bicaranya.(fq/aby)