Ini adalah pertanyaan utama setiap orang: apakah Amerika ingin damai di Afghanistan? Data berikut mungkin dapat membantu untuk sekadar sebuah kesimpulan rasional.

Pada awal tahun 2009, pasukan Amerika sudah mencapai 30.000 tentara di Afghanistan, dan meningkat menjadi 68.000 tentara hingga akhir tahun. Ini menunjukkan peningkatan 110 persen tenaga militer.

Pada bulan Desember 2009, presiden AS Obama mengumumkan 30.000 lebih pasukan tambahan untuk Afghanistan, menunjukkan 30% peningkatan lebih lanjut. Pada bulan Januari tahun ini di Konferensi London Untuk Afganistan, AS mendukung rencana Hamid Karzai untuk ber-reintegrasi dan rekonsiliasi dengan Taliban.

Namun dua minggu kemudian, pada tanggal 13 Februari, Pentagon meluncurkan operasi militer besar-besaran di Marjah di distrik Nad Ali, provinsi Helmand, melanggar komitmen mereka sendiri dalam misi perdamaian di negara itu.

Sekarang AS sudah bicara tentang serangan ke Kandahar. Sejauh ini, Amerika telah membangun base di 700 titik, sebagian besar berada di Kandahar dan Bagram. Mereka mengalokasikan ratusan juta dolar setiap tahunnya untuk pembangunan lebih banyak lagi base di Afghanistan. Mengingat fakta-fakta ini, tak seorang pun dapat mengatakan Amerika menginginkan perdamaian di Afghanistan.

Di Afghanistan, tampaknya para penguasa Gedung Putih dan jenderal di Pentagon tidak begitu tertarik akan perdamaian, tetapi hanya ingin melemahkan momentum perang. Mereka tidak pernah berniat untuk mengakhiri perang.

Itu sebabnya di satu pihak, Robert Gates, mengatakan bahwa Taliban tak dapat diajak kompromi atau sekarang bukan waktu yang tepat untuk berbicara dengan Taliban, tetapi di sisi lain, mereka menawarkan uang, pekerjaan dan bonus pensiun bagi jajaran Taliban jika mau bekerja sama. (sa/qmh)