Senin, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 29 Maret 2010 06:58 wib
19.715 views
Ruhut vs Susno: Siapa yang Omong Doang?
“Susno itu hanya omdo, omong doang!” kata Ruhut Sitompul.
BEBERAPA waktu lalu, mantan Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Susno Duadji mengungkap terdapat lima nama makelar kasus dalam tubuh Bareskrim Polri, yakni sejumlah penyidik dan dua orang jenderal. Mereka adalah Brigjen Edmond Ilyas dan Raja Erizman, serta satu orang di luar Bareskrim.
Kasus tersebut berawal saat PPATK temukan transaksi mencurigakan dalam rekening Gayus Tambunan yang hanya seorang pegawai Ditjen Pajak bergolongan III.
Pro dan kontra pun berkembang. Jaksa Agung Hendarman Supanji, menyatakan berpandangan yang sama dengan Susno Duaji terkait penanganan kasus Gayus Tambunan. Sebagaimana Susno, Hendarman juga mensinyalir adanya kejanggalan yang mencurigakan dalam proses penanganan kasus yang dilaporkan PPATK itu. Atas dasar kecurigaan inilah, saat ini Jaksa Agung telah meminta eksaminasi (pengujian kembali) kasus, yang dilakukan oleh tim independen kejaksaan yang tidak terkait dengan penanganan perkara itu.
Lantas, dukungan mengalir deras dari banyak pihak, antara lain pihak keluarga, Kompolnas, Petisi 28, Ketua Umum Mahkamah Konstitusi, Jaksa Agung Hendarman Supanji, dan ormas-ormas Islam: Muhammadiyah, Forum Umat Islam (FUI), Ikhwanul Muslimin, Gerakan Reformasi Islam (GARIS), Tim Pembela Muslim (TPM), MER-C, dll.
Pihak pertama yang mendukung, tentu saja keluarga Susno. Pihak keluarga sangat mendukung sikap berani Susno untuk membersihkan citra Polri. Anak pertama Susno, Indira menuturkan, ayahnya sangat mencintai institusi Polri sehingga dapat terwujud polisi yang bersih dan berwibawa. Indira juga bangga atas sikap ayahnya yang tetap kritis pada hal-hal yang menyimpang dari insitusinya.
Kompolnas mendukung Susno Duadji yang mengungkap bahwa beberapa perwira tinggi Polri diduga korupsi Rp25 miliar saat menangani kasus manipulasi pajak. Anggota Kompolnas, Novel Ali, menilai sikap Susno Duadji sebagai bentuk perlawanan atas ketidakterbukaan di tubuh polri selama ini.
...Ketua MK, Mahfud MD mendukung langkah Susno Duadji yang ingin membongkar adanya makelar kasus di kepolisian. Apa yang dilakukan Susno bisa menjadi momentum untuk pembenahan Polri...
Senada, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mendukung langkah Susno Duadji yang ingin membongkar adanya makelar kasus di kepolisian. Menurutnya, apa yang dilakukan Susno bisa menjadi momentum untuk pembenahan Polri. Mahfud berjanji akan membantu Susno untuk menegakkan hukum. Menurut Mahfud, makelar kasus adalah pengkhianat bangsa terbesar karena pekerjaannya yang memperjualbelikan hukum dan keadilan, karena hal ini bisa menghancurkan negara. Dukungan terhadap Susno ini disampaikan usai menjadi pembicara dalam pengajian akbar di Surakarta, Sabtu (20/3) malam.
Tak ketinggalan, Petisi 28 memberikan dukungan kepada Susno Duadji terkait sikap Susno yang membongkar markus dalam Polri. Dukungan politik dan moral ini diberikan karena Susno dinilai telah membantu rakyat untuk membuka data kepada KPK dan institusi hukum, karena ia mantan Kabareskrim dan sekarang masih menjadi perwira tinggi. Hal ini disampaikan aktivis Petisi 28 Haris Rusli dan Boni Hargens dalam acara diskusi di Doekoen Coffee, Minggu (21/3).
Dari akar rumput, sejumlah organisasi Islam menyatakan dukungannya kepada Susno Duadji untuk membongkar dugaan adanya praktik makelar kasus pajak di Mabes Polri. Mereka pun siap memberikan perlindungan kepada Susno. Ormas-ormas itu antara lain: Muhammadiyah, Forum Umat Islam (FUI), Ikhwanul Muslimin, Gerakan Reformasi Islam (GARIS), Tim Pembela Muslim (TPM), MER-C, dll. Dukungan diberikan karena mereka menilai apa yang dilakukan Susno adalah upaya amar makruf nahi munkar. Dalam jumpa pers di Kantor Mer-C, Jl Kramat Lontar No J-15, Jakarta Pusat, Kamis (25/3/2010), ormas-ormas Islam itu menyatakan siap menjaga, mengawal dan melindungi Susno.
...Ormas-ormas Islam mendukung Susno Duadji untuk membongkar dugaan adanya praktik makelar kasus pajak di Mabes Polri, karena apa yang dilakukan Susno adalah upaya amar makruf nahi munkar...
Di tempat terpisah, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mendukung sikap dan tindakan Susno Duadji yang berusaha membongkar praktik makelar kasus (markus) di Mabes Polri. Menurut Din, dugaan adanya markus di tubuh Polri menandakan borok dari lembaga penegak hukum khususnya Polri kian terungkap. Borok yang justru diungkap oleh orang dalam Polri yang tahu seluk beluknya. Ia menilai adanya markus ini sebagai fenomena gunung es kasus kejahatan yang melibatkan Polri. “Ini hanya sebagai fenomena gunung es, di luar dibongkarnya rekaman percakapan Anggodo beberapa waktu lalu,” jelas Din.
Siapa yang Omong Doang?
Sementara itu, pihak yang tidak setuju terhadap Susno, tentu saja mayoritas anggota Polri. Di luar Polri, Ruhut Sitompul adalah orang yang paling keras mengecam Susno Duadji. Politisi Partai Demokrat ini bahkan menuduh Susno sebagai orang yang “omdo” alias omong doang.
“Dia (Susno) itu hanya omdo, omong doang. Enggak pernah lapor ke kepolisian malah ke Satgas,” kata Ruhut di Restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (27/3/2010).
Kalau ditelaah, sebenarnya tudingan “omong doang” yang dialamatkan Ruhut kepada Susno ini sangat menggelikan. Terutama bila kita tengok daftar statemen Ruhut Sitompul, baik di berbagai media maupun saat rapat di gedung DPR RI yang disaksikan langsung oleh para pemirsa televisi seluruh nusantara.
Masih hangat dalam memori kita, pada musim kampanye Pilpres 2009, Ruhut dengan ceroboh menyetut etnis “Arab” yang berkonotasi merendahkan etnis Arab. Kecerobohan ini berbuntut panjang, hingga terpaksa Ruhut meminta maaf dan menarik ucapannya.
Kecerohohan serupa diulangi lagi dalam diskusi rutin Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (FKSK) di Jakarta, Rabu (16/12/2009), dengan sasaran etnis Cina. Ruhut terpaksa harus meninggalkan ruangan karena diusir peserta setelah menyebut kata-kata “Si Cina” yang berkonontasi menghina etnis Cina.
Dua kasus ini sebenarnya cukup untuk menilai apakah itu omong doang atau tidak? Tapi bila masih perlu tambahan data, mari kita lihat kasus selanjutnya.
...Tanpa etika dan moral, dalam sidang DPR yang katanya terhormat, Ruhut mengeluarkan makian dengan kata binatang: “Diam Kau, bangsat!” kepada pimpinan sidang...
Tanpa etika dan moral, dalam sidang DPR yang katanya terhormat, Ruhut tak malu-malu mengeluarkan makian dengan kata binatang: “Diam Kau, bangsat..!!” Makian “bangsat” ini dialamatkan kepada pimpinan sidang, Gayus Lumbuun dari Fraksi PDIP, pada saat adu mulut dalam rapat pansus angket Century, Selasa (6/12/2009).
Gara-gara makian “bangsat!” di gedung dewan itulah, maka muncul pelesetan terhadap anggota DPR, yang selama ini sering disapa “Anggota Dewan Yang Terhormat,” dipelesetkan menjadi “Anggota Hewan Yang Terhormat,”
Statemen berikutnya, menanggapi sikap parpol terhadap megaskandal Bank Century, Ruhut kembali menerapkan “politik hewani” dalam menuding orang-orang yang berseberangan dengannya. Ruhut menyebut PKS seperti anak macan, sedangkan Golkar dan PPP malu-malu seperti kucing.
Seharusnya, Ruhut Sitompul berkaca dulu sebelum menuding orang lain sebagai “omong doang.” Berkacalah kepada diri sendiri, apakah dirinya tidak termasuk orang bertipe omong doang?
Tahun lalu, kepada pers di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/12), Ruhut mengaku mendapat data dari BIN (Badan Intelijen Negara) soal adanya mantan menteri SBY yang berkhianat. Dua eks menteri di antaranya menjadi dalang dan membiayai aksi-aksi demo untuk menurunkan SBY. Motifnya, para mantan menteri yang tak terpilih lagi menaruh dendam. Menteri itu berasal dari kelompok profesional, bukan parpol. Sayangnya, sampai saat ini Ruhut tidak bisa membuktikan ucapannya itu.
...Ruhut menyebut adanya mantan menteri SBY yang berkhianat, menjadi dalang aksi-aksi demo untuk menurunkan SBY. Sampai saat ini Ruhut tidak bisa membuktikan ucapannya itu...
Bila tudingan yang diumbar di media ini tidak bisa dibuktikan, apakah itu bukan omong doang? Bila malu-malu menyandang gelar “omong doang,” mungkin istilah yang lebih pas adalah “banyak mulut!” [M. Abdul Gani]
Baca Berita Terkait:
- Ruhut vs Susno: Siapa yang Omong Doang?
- Ruhut Sitompul Stress, Dangdutan di Gedung DPR
- Ceroboh Sebut SARA, Ruhut Sitompul Tersandung Mulut
- Mulut si Ruhut Coreng Citra SBY dan Partai Demokrat
- "Bangsat" Ruhut Sitompul dan Anggota "Hewan" Yang Terhormat
- Politik Hewani: Ruhut Sebut PKS Anak Macan, Golkar dan PPP Kucing
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!