Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
28.324 views

Tafsir Gaya Salaman Anies Baswedan

Oleh: Yons Achmad
(Kolumnis, tinggal di Depok)


Jokowi undang  kandidat capres, diantaranya Anies Baswedan, Prabowo dan Ganjar makan bersama di istana. Setelahnya,  beredar foto rilis istana. Satu yang menjadikan heboh, terutama di media sosial adalah gambar yang cukup berbeda. Prabowo dan Ganjar, dalam foto terlihat menunduk dihadapan Jokowi saat bersalaman, sementara Anies Baswedan tak menunduk, saling pandang, bertatapan mata dengan Jokowi. Dari foto itu, muncul tafsir beragam.

Foto datang dari istana.  Kemudian beredar dikalangan wartawan (jurnalis) dan beredar pula di media sosial. Tentu bukan muncul begitu saja. Semua terencana. Ada tafsir yang muncul. Misalnya dikesankan Anies Baswedan sebagai sosok yang kurang beradab, tidak menunduk seperti gaya salaman yang dilakukan Ganjar maupun Prabowo dihadapan Jokowi. Anies digambarkan orang yang etika dasar saja tidak punya, digambarkan tidak njawani, yang lebih liar lagi, sebut dia wajar begitu karena orang Yaman. Tapi benarkah asumsi demikian? Kita lihat.

Kali ini, kita sedikit pakai ilmu. Seperti kenyataan kita tiap hari, bahkan setiap menit atau detik, kita menyaksikan “pertempuran” berbagai pandangan dunia ini dalam beragam media komunikasi. Yang paling mutahir tentu media sosial. Kita bisa jadi beralih dari satu pandangan ke pandangan lain dalam sekejap mata. Kenyataannya, banyak yang bingung. Maka, memahami sesuatu dengan kaca mata ilmu tertentu menjadikan kita lebih waras.

Saya akan meminjam semiotika (ilmu tanda) untuk membedah kasus ini. Umberto Eco, filsuf, pemikir semiotika dan pengarang “The Name of the  Rose” itu menyebut dalam tanda ada sesuatu yang tersembunyi dan bukan merupakan tanda itu sendiri. Dalam konteks kekuasaan, biasanya memang aktif mengonstruksi realitas yang menguntungkan mereka saja.  Istilah konstruksi realitas sendiri, dalam ilmu sosial terkenal sejak Peter L. Berger dan Thomas Luckman menulis buku “The Social Construction of Reality (Tafsir Sosial atas Kenyataan), di mana individu, pihak tertentu, intens menciptakan realitas. Sampai kemudian  gagasan konstruksi sosial ini dikoreksi, misalnya oleh gagasan dekonstruksi (deconstruction). Yang paling menonjol gagasan ini diperkenalkan misalnya oleh Derrida, pengarang “Galaksi Simulakra”.

Dalam kesempatan ini, saya juga ingin membongkar realitas yang coba ditawarkan atau dipaksakan itu dengan perspektif dekonstruksi. Ketika pihak tertentu mengarahkan pada pilihan realitas yang sewenang-wenang, maka tugas kita adalah membongkar kesewenang-wenangan dan kebusukan yang coba dijalankan. Sebuah konsep filosofis menyadarkan kita bahwa yang kita lihat kadangkala bukanlah “realitas” melainkan representasi (sense datum) atau tanda (sign) dari realitas yang sesungguhnya.  Jadi, yang kita tangkap hanya tampilan (appearance) dari realitas di baliknya.

Terkait gaya salaman Anies Baswedan ini saya akan coba ikuti “Teori” Roland Barthes, semiolog terkemuka di ranah akademis humaniora terutama Ilmu Komunikasi.  Dikatakan bahwa semiotika, dia menyebutnya semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Konsep denotasi, konotasi dan mitosnya membantu kita untuk membongkar apa sebenarnya yang terjadi dalam perkara salaman gaya Anies Baswedan itu. Tentu dengan penyesuaian konsep seperlunya.

Di ranah denotasi (sebenarnya) sangat terbuka kemungkinan Anies Baswedan juga bersalaman dengan menunduk, bahkan pada realitas lain di beragam media, banyak beredar bagaimana Anies Baswedan menunduk bahkan mencium tangan orang-orang yang dituakan, termasuk mencium tangan para kiayi (ustaz). Jadi, persepsi Anies Baswedan yang dinilai kurang sopan, kurang beradab, tidak njawani batal dengan sendirinya. 

Pada kasus ini, konstruksi realitas yang coba ditampilkan (konotasi) adalah Anies gaya salamannya beda. Ditampilkan  tidak menunduk ke Jokowi, beda dengan Ganjar atau Prabowo. Saya kira hal ini justru bisa menjadi bumerang tersendiri. Motif yang coba  ditawarkan adalah  membidik  sisi negatif Anies. Dan bumerang yang dilontarkan mengenai muka sendiri.  Di sisi lain,  bagi mereka yang sepakat dengan angin perubahan. Justru, gaya salaman demikian menunjukkan bahwa Anies tak mau tunduk pada kekuasaan, oligarki dan simbol-simbol kekuasaan yang saat ini masih menggurita dan coba menerapkan strategi berdiri di dua kaki. Seperti kita paham betul, Antara Ganjar dan Prabowo. Keduanya dalam dekapan kekuasaan. Sementara Anies tidak.

Pada akhirnya, mitos yang coba digaungkan gagal total. Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang mencoba hadirkan “mitos” dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Dalam kasus ini,  mitos yang ingin diciptakan adalah menempatkan Anies Baswedan dengan citra negatif yang coba dilukiskan dalam rilis foto-foto istana tersebut dengan tuduhan macam-macam. Hasilnya, tak semudah itu “Ferguzo” menipu publik  dengan propaganda murahan. Pada akhirnya, operasi-operasi ideologis ini pada kasus-kasus berikutnya bakal terbongkar kembali asalkan publik “well educated” dengan bersikap kritis atas setiap  konstruksi realitas (politik) di negeri ini.

Semua kini menjadi berbalik. Lewat foto-foto di atas, citra Anies dengan kepala tegak, tidak membebek kekuasaan, independent, tidak tunduk pada oligarki tapi tetap tersenyum bahkan kepada lawan-lawan politiknya sekalipun memberikan kesegaran tersendiri. Hal ini menjadi tafsir harapan tersendiri bagi masyarakat (publik).  Pilihan memang tak bisa dipaksakan, kalau ingin tetap mandek atau sama seperti sediakala maka yang menunduk-nunduk pada kekuasaan itu pilihannya, tapi kalau publik menginginkan angin perubahan, tentu semua orang sudah tahu jawabannya. [PurWD/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X

Sabtu, 25/01/2025 16:22

Setelah Debu Perang Reda