Ahad, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 2 Agutus 2020 21:28 wib
2.672 views
Berkurban Wujud Ketaatan Totalitas
Oleh:
Hani Handayani, A.Md || Pegiat Literasi
PEMERINTAH menetapkan Idul Adha tahun ini pada tanggal 31 Juli 2020. Perayaan Idul Adha tahun ini akan terasa sangat berbeda dengan tahun sebelumnya, karena wabah Covid-19 ini belum hilang dan penyebaran virus ini masih terus mengalami kenaikan setiap harinya. Sehingga diharapkan pelaksanaan kurban disesuaikan dengan protokol kesehatan untuk mencegah penularan.
Di lansir dari bbc.com, sejumlah pedagang hewan ternak melaporkan berkurangnya pesanan hewan kurban untuk hari raya Idul Adha tahun ini, seiring pelaksanaan kurban yang harus beradaptasi dengan protokol covid-19.
Makna Kurban Bagi Masyarakat
Hari raya Idul Adha atau hari raya Kurban diperingati sebagai bentuk ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah SWT dalam pengorbanan terhadap putranya, Nabi Ismail. Dimana ketika akan dikorbankan Allah SWT mengganti Nabi Ismail dengan seekor domba jantan, sebagai gantinya.
Sementara itu, dikutip dari laman Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), hari raya Idul Adha atau Idul Kurban memiliki 3 makna penting sekaligus. Pertama, makna ketakwaan manusia atas perintah Sang khalik
Kedua, makna sosial dimana Rasulullah melarang kaum mukmin mendekati orang-orang yang memiliki kelebihan rezeki akan tetapi tidak menunaikan perintah kurban. Ketiga, makna kesejahteraan kurban dapat berbagi kepada umat muslim yang membutuhkan.
Dasar Perintah Berkurban
“ Siapa apa yang memiliki kelapangan rezeki, tetapi tidak berkurban, maka jangan sekali-kali mendekati masjid kami” (HR. At-Thabrani). Hadits ini menganjurkan bagi yang memiliki rezeki yang lapang untuk menyembelih hewan kurban.
Perintah ini juga Allah SWT sampaikan di dalam Alquran (Al-Kautsar: 2) yang artinya: “maka kerjakanlah sholat karena tuhanmu dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Juga di Surah Al-Hajj ayat 34 yang artinya: “ dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (kurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah di rezeki kan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu itulah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepadanya, dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk (patuh) pada Allah”.
Berkurban di Masa Pandemik
Saat ini, kondisi perekonomian mengalami kelemahan, dampak dari wabah Covid-19 yang menyebabkan banyak sektor usaha yang berhenti beroperasi disebabkan beberapa kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Kondisi ekonomi yang sulit ini membuat keikhlasan bagi yang ingin berkurban benar-benar diuji.
Maka, di masa era normal yang baru dengan segala keterbatasan yang ada, berkurban adalah bentuk rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan saat ini. Dimana tidak banyak orang yang bisa melakukan kurban pada tahun ini seperti tahun-tahun sebelumnya, karena terdampak Covid-19 dalam perekonomiannya.
Ketaatan yang Hakiki
Teladan yang telah dicontohkan Nabi Ibrahim adalah ketaatan Beliau secara total dalam kondisi menyegerakan melaksanakan perintah Allah, walau saat itu perasaan sayang seorang Ayah kepada anaknya sangatlah besar, tetapi hal itu tidak membuat Beliau untuk menunda perintah Allah.
Sementara saat ini, kondisi kaum muslim belum mampu melaksanakan ketaatan secara total dalam segala aspek kehidupan, aturan yang telah Allah tetapkan dalam Alquran, masih dipilih oleh sebagian umat Islam dalam pengambilan huhukum-hukumnya. Ibarat “hidangan prasmanan” yang disukai diambil yang tidak disukai ditinggalkan. Isi Alquran yang dianggap memberatkan ditinggalkan sedangkan isi hukum Alquran yang dirasa ringan diamalkan.
Maka seharusnya, ketaatan yang dicontohkan Nabi Ibrahim membuat kita lebih baik lagi dalam berkurban terutama dalam pengorbanan untuk Islam. sehingga aturan Islam bisa diterapkan di segala aspek kehidupan yang membuat umat muslim menjadi umat yang bertaqwa dihadapan Allah subhanahu wa Ta'ala. Wallahu a'lam.*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!