Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
3.238 views

PPDB Bikin Galau, Apa Obatnya?

 
Oleh:
 
Dwi Nesa Maulani || Komunitas Penulis Jombang
 
 
GALAU, stres, dan frustasi itulah yang dialami anak-anak yang menjalani proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Terlebih PPDB di DKI Jakarta, menjadi sorotan banyak orang karena terjadi karut marut. Menurut Ketua Komnas Anak, Arist Merdeka Sirait PPDB di ibu kota menghilangkan hak anak atas pendidikan.
 
Sebagai contoh Arista, siswi yatim piatu berprestasi terancam tidak bersekolah karena tidak masuk SMA negeri. Ada juga seorang anak yang meninggal akibat ditolak sekolah dambaannya. Di samping ia punya penyakit asam lambung. Arist juga menerima pengaduan ada setidaknya enam anak yang berniat bunuh diri karena tidak masuk sekolah incarannya.(kompastv, 1/7/2020)
 
Itu segelintir contoh kondisi anak-anak korban kezaliman PPDB. Tidak hanya di Jakarta tetapi kekisruhan juga terjadi di berbagai daerah. Tidak hanya tahun ini tapi juga tahun-tahun sebelumnya. Seolah menjadi siklus tahunan. Musim PPDB adalah musim anak galau, orangtua gelisah.
 
Padahal sistem zonasi memiliki tujuan yang mulia yaitu agar terwujud pendidikan yang berkualitas merata. Tidak ada lagi sekolah favorit dan sekolah 'buangan'. Namun kenyataan yang terjadi tak seindah angan-angan. Dalam prakteknya, protes dan kecaman masyarakatlah yang didapat. Siswa saling sikut untuk mendapat bangku di sekolah favorit atau di sekolah negeri. Di negari ini memang persoalan jumlah peserta didik lebih besar dari daya tampung sekolah masih menjadi PR besar. Itulah mengapa sistem zonasi dilahirkan. Karena negara tidak mampu memberikan fasilitas dan kualitas pendidikan yang merata bagi anak-anak bangsa. 
 
Perlu kita sadari bahwa sistem zonasi adalah aturan buatan manusia. Seperti kata pepatah 'tak ada gading yang tak retak'. Manusia tidak ada yang sempurna. Akalnya pun tak sempurna. Sepandai-pandai manusia dalam membuat aturan pasti ada cacatnya. Sepintar apapun pemerintah dalam membuat aturan tidak akan mampu mengakomodasi semua keinginan dan kebutuhan rakyatnya. Apalagi jika aturan itu sarat dengan kepentingan segelintir orang. Jadi meskipun sistem zonasi dibenahi, masih sangat memungkinkan terjadi kekisruhan.
 
Di DKI Jakarta, PPDB berdasarkan usia menuai banyak protes. Menurut Arist kebijakan batas usia yang diterapkan Dinas Pendidikan DKI Jakarta dinilai bertentangan dengan Permendikbud Nomor 44 Tahun 2019. Sehingga perlu dibatalkan dan diulang kembali agar berkeadilan. Sedangkan Dinas Pendidikan DKI Jakarta berkilah bahwa seleksi siswa berdasarkan usia sudah tepat dan bisa mengakomodasi seluruh lapisan masyarakat. Karena kondisi demografi ibu kota yang berbeda dengan wilayah lain. Pihaknya sudah mengkaji dan mengevaluasi sebelum pelaksanaan PPDB. Demikian contoh aturan yang dibuat manusia sangat berpotensi menimbulkan perbedaan. Lalu bagaimana solusinya?
 
Allah SWT telah memberikan kepada manusia seperangkat aturan untuk dijalankan di seluruh aspek kehidupan. Tak terkecuali masalah pendidikan. Jika akar permasalahan ini karena ketidakmampuan negara memberikan fasilitas pendidikan untuk semua anak usia sekolah, Allah SWT punya solusi. Islam mewajibkan negara untuk memenuhi kebutuhan pendidikan secara gratis. Negara wajib membiayai infrastruktur, sarana dan prasarana, serta menggaji guru dan dosen. Karena dalam Islam pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi, di samping kebutuhan kesehatan, dan keamanan. Dalilnya adalah sabda Nabi SAW, " Imam adalah bagaikan penggembala dan dialah yang bertanggung jawab atas gembalaannya itu.” (HR Muslim). Hadits ini merupakan perintah atau kewajiban pemimpin atas rakyatnya.
 
Jika gratis, darimana sumber pembiayaannya? Sistem pendidikan Islam yang dipadukan dengan sistem ekonomi Islam dan sistem politik Islam akan mampu memberikan sekolah gratis. Semua biaya pendidikan bersumber dari Baitul Mal (kas negara) dari pertama, pos fai' dan kharaj yang merupakan kepemilikan negara,  seperti ghanimah (harta rampasan perang), khumus (seperlima harta rampasan perang), jizyah (pungutan dari non muslim), dan dharibah (pajak atas muslim). Kedua, pos kepemilikan umum, seperti tambang minyak dan gas, hutan, laut, dan hima. 
 
Itulah seperangkat aturan Islam yang akan mampu mengobati kegalauan akibat proses PPDB yang sengkarut saat ini. Semua anak butuh pendidikan gratis, berkualitas, dan mudah diakses. Bukan sebagian anak yang lulus seleksi zonasi saja. Jika saja negara mau menjalankan aturan Allah SWT ini. Generasi negeri ini akan lebih berkualitas.*

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X