Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.022 views

Kenaikan BPJS: Bukti Solidaritas yang Tak Berbalas

 

IURAN BPJS kembali naik hingga dua kali lipat untuk golongan I dan II dan berlaku mulai 1 Juli 2020, sedang golongan III akan naik pada 2021. Iuran kelas I ditetapkan Rp 150.000 per orang per bulan untuk Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP). Iuran kelas II ditetapkan sebesar Rp 100.000 per orang per bulan. Sementara, kelas III ditetapkan Rp 25.500 dan akan menjadi Rp 35.000 pada tahun 2021 dan seterusnya detikFinance (15/5).

Sebagaimana dilansir oleh CNBC Indonesia (14/5), Pelaksana Tugas Deputi 2 Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Abetnego Tarigan menuturkan bahwa kenaikan BPJS ini merupakan bentuk solidaritas rakyat kepada negara, yang menjadi penting dalam kondisi seperti ini. "Jadi justru semangat solidaritas kita di dalam situasi ini. Yang menjadi penting itu perlu dimonitor oleh masyarakat, setelah ini dijalankan hal-hal buruk apalagi yang masih terjadi," ujarnya.

Melihat fakta yang kian miris di tengah kondisi krisis ini maka wajar jika Din Syamsuddin, sekretaris umum Majelis Ulama Indonesia periode 2000-2005, sampai mengeluarkan pernyataan bahwa penetapan kenaikan iuran BPJS ini adalah sebagai bentuk kezaliman yang nyata. "Keputusan itu merupakan bentuk kezaliman yang nyata, dan lahir dari pemimpin yang tidak merasakan penderitaan rakyat," tuturnya (VIVA.co.id 15/5).

Setidaknya ada dua poin yang bisa kita soroti dari peristiwa ini. Pertama, sejak awal kemunculannya BPJS memang banyak menuai kontradiksi. Menjadi wajar sebab negara sejatinya menyerahkan tanggungjawab atas jaminan kesehatan masyarakat kepada masing-masing pribadi. Kedua, tidaklah etis bagi negara “memalak” rakyat ditengah kondisi krisis seperti ini. Sudahlah untuk memenuhi kebutuhan hidup susah apalagi menanggung iuran BPJS yang kian meninggi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa BPJS memang merupakan pengalihan tanggungjawab negara kepada setiap individu secara mandiri. Fasilitas kesehatan dikapitalisasi dan rakyat dituntut untuk memenuhi sendiri kebutuhan mendasarnya ini. Sungguh dalam pengaturan Islam hal yang demikian itu tidak akan pernah kita temui.

Aturan Islam menuntut negara bertanggungjawab penuh dalam menjamin kesehatan masyarakat. Hal ini nampak jelas pada pengadaan fasilitas-fasilitas kesehatan oleh negara yang disediakan secara gratis ketika Islam diterapkan secara komprehensif pada masanya. Sebut saja rumah sakit yang dibangun di Kairo oleh Khalifah Al-Mansyur pada tahun 1248 M yang mempunyai kapasitas hingga 8000 tempat tidur. Layanan berupa obat-obatan dan makanan diberikan secara gratis, disamping juga pakaian, bahkan uang saku yang cukup selama perawatan. Perawatan terhadap pasien juga tidak mengenal batas waktu. Perawatan terus dilakukan hingga pasien benar-benar sembuh dan sehat. Rumah sakit ini juga tidak pernah membedakan ras, warna kulit, dan  agama. Bahkan selain masjid juga disediakan kapel bagi yang beragama Kristen. Lantas darimana pembiayaannya? Dari pengelolaan secara mandiri sumber daya alam yang melimpah di setiap negeri kaum muslimin, yang kemudian dikumpulkan dan dikelola secara apik dalam pos-pos baitul maal.

Poin berikutnya, memaksa rakyat hadir untuk negara di saat negara sedang sulit adalah tindakan yang sangat tidak etis. Kondisi ini berbalik 180⁰ dari kewajiban negara yang sesungguhnya yang kini kian berusaha untuk ditepis. Negara yang pada hakikatnya berkewajiban menjadi penopang hidup rakyat, pengurus urusan mereka, penjamin kesejahterannya justru wajib hadir secara mutlak untuk meringankan beban rakyat di tengah kondisi krisis. Bukan malah berbantah dengan dalih keuangan negara yang semakin menipis.

Di sisi lain kita dapati proyek pemindahan ibu kota dan kartu prakerja dengan anggaran fantastis masih berjalan. Bukankah merupakan sebuah ketidaktepatan? Negara yang sedang minim pemasukan harusnya menggunakan anggaran dengan bijaksana dan penuh pertimbangan, bukan malah salah memprioritaskan. Selama ini yang senantiasa digaungkan adalah agar masyarakat menjaga kesehatan dan keselamatan dengan berbagai cara yang bisa mereka upayakan, namun jika negara memang menempatkannya sebagai sesuatu yang sangat penting lantas kenapa anggaran tidak dialokasikan? Dialokasikan pada kebutuhan yang lebih mendesak seperti penanganan Covid-19 dan penjaminan kesehatan masyarakat untuk menekan jumlah korban dan angka kematian.

Tiadalah sebanding pemindahan ibu kota dan kartu prakerja disandingkan dengan nyawa. Ditambah lagi fakta bahwa kebijakan kartu prakerja banyak menuai kontra. Bagaimana tidak, selain dari sejumlah uang yang masih harus dibayarkan oleh para peserta, materi yang didapatkan pun dirasa tiadalah setara, tersebab materi serupa banyak bersliweran di youtube yang bisa didapati secara gratis adanya.

Di tengah kondisi pandemi yang semkain runyam dan tak kunjung bisa dipastikan kapan akan berakhir, telah nyata dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, utamanya ekonomi. Banyak di antara mereka yang sumber penghasilannya tak lagi didapati. Tiada lain sebab terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan dirumahkan yang sejak lama telah disoroti. Sedang kebutuhan hidup tak pernah mengenal toleransi, maka “memalak” rakyat di kondisi seperti ini sungguh perbuatan yang keji.

Jika kita melihat pada pengaturan Islam, maka sepanjang sejarahnya tidak akan kita temui adanya “pemalakan” yang dilakukan oleh negara kepada rakyat sebagai bentuk solidaritas rakyat kepada negara. Dalam sistem Islam negara dalam wujud para pemimpinnya menyadari betul posisinya sebagai pelayan rakyat, bukan sebaliknya. Ketaqwaannya pada Allah ﷻadalah jaminan pelayannya terhadap rakyat. Ia sadar betul bahwa kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap kepala yang berada di bawah naungan kepemimpinannya. Dengan demikian maka negara akan hadir dengan sungguh di setiap pengurusan urusan rakyat.

Jika keseriusan pelayanan negara pada rakyat telah diwujudkan secara tuntas, maka kepuasan rakyat atas pelayanan negara akan berbuah pada kecintaan dan solidaritas. Solidaritas murni tanpa adanya pemaksaan negara yang bersifat culas. Sebab kita tahu betul jika terdapat pemaksaan di dalamnya, maka menjadi jelas ialah bukti solidaritas yang tak berbalas. Hadanallahu waiyyakum.*

Muntik A. Hidayah

Aktivis Dakwah Kampus dan Pegiat Literasi

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News
Berikan Pelatihan Pengurusan Jenazah, Ibu-ibu: 'Ternyata, Selama Ini Kita Salah'

Berikan Pelatihan Pengurusan Jenazah, Ibu-ibu: 'Ternyata, Selama Ini Kita Salah'

Jum'at, 29 Mar 2024 13:12

Pejuang Palestina Terlibat Pertempuran Jarak Dekat Dengan Pasukan Israel Di Sekitar RS Al-Shifa Gaza

Pejuang Palestina Terlibat Pertempuran Jarak Dekat Dengan Pasukan Israel Di Sekitar RS Al-Shifa Gaza

Kamis, 28 Mar 2024 22:02

Malaysia Dakwa Pemilik Toserba Dan Pemasok Kaus Kaki Bertuliskan ‘Allah’

Malaysia Dakwa Pemilik Toserba Dan Pemasok Kaus Kaki Bertuliskan ‘Allah’

Kamis, 28 Mar 2024 21:17

Euro-Med: Militer Zionis Israel 'Eksekusi' 13 Anak Di Sekitar Rumah Sakit Al-Shifa Gaza

Euro-Med: Militer Zionis Israel 'Eksekusi' 13 Anak Di Sekitar Rumah Sakit Al-Shifa Gaza

Kamis, 28 Mar 2024 20:28

Meta Diperintahkan Hapus Larangan Kata 'Syahid' Di Postingan Medsos

Meta Diperintahkan Hapus Larangan Kata 'Syahid' Di Postingan Medsos

Kamis, 28 Mar 2024 15:37

IHATEC dan GHCC Korea Jalin Kerja Sama Strategis Kembangkan Ekosistem Produk Halal

IHATEC dan GHCC Korea Jalin Kerja Sama Strategis Kembangkan Ekosistem Produk Halal

Kamis, 28 Mar 2024 08:36

Osama Hamdan: Kematian Wakil Komandan Al-Qassam Marwan Issa Belum Terkonfirmasi

Osama Hamdan: Kematian Wakil Komandan Al-Qassam Marwan Issa Belum Terkonfirmasi

Rabu, 27 Mar 2024 21:01

Ini Pesan KH Bachtiar Nasir kepada Calon Hakim Diklat Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI

Ini Pesan KH Bachtiar Nasir kepada Calon Hakim Diklat Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI

Rabu, 27 Mar 2024 18:00

12 Warga Gaza Tewas Tenggelam Saat Ambil Bantuan Kemanusiaan Di Pantai

12 Warga Gaza Tewas Tenggelam Saat Ambil Bantuan Kemanusiaan Di Pantai

Rabu, 27 Mar 2024 17:15

6.000 Kali Khatam Al-Qur'an, Begini Metode Yang Dilakukan Pesantren Nuu Waar AFKN

6.000 Kali Khatam Al-Qur'an, Begini Metode Yang Dilakukan Pesantren Nuu Waar AFKN

Rabu, 27 Mar 2024 16:29

Palestina Aman, Publik Dibohongi?

Palestina Aman, Publik Dibohongi?

Rabu, 27 Mar 2024 07:22

Puasa Jangan Lemas!

Puasa Jangan Lemas!

Rabu, 27 Mar 2024 07:09

Polemik Film ‘Kiblat’, MUI: Sutradara Film Horor Perlu Menempatkan Simbol Islam Secara Adil

Polemik Film ‘Kiblat’, MUI: Sutradara Film Horor Perlu Menempatkan Simbol Islam Secara Adil

Selasa, 26 Mar 2024 22:15

Tgk Yusran Hadi Ajak Umat Islam Untuk Bantu Saudara-Saudara Seiman Di Gaza Palestina

Tgk Yusran Hadi Ajak Umat Islam Untuk Bantu Saudara-Saudara Seiman Di Gaza Palestina

Selasa, 26 Mar 2024 21:20

Militer Zionis Israel Gunakan Amunisi Era 1950-an Di Tengah Kekurangan Pasokan Dalam Perang Di Gaza

Militer Zionis Israel Gunakan Amunisi Era 1950-an Di Tengah Kekurangan Pasokan Dalam Perang Di Gaza

Selasa, 26 Mar 2024 17:12


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X

Rabu, 27/03/2024 07:09

Puasa Jangan Lemas!