Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.663 views

Bullying, Problem yang Masih Terus Berlanjut

BULLYING. Satu kata yang seringkali menjadi perbincangan setiap tahunnya. Bullying berasal dari kata 'bully', yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya “ancaman” yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kekuasaan terhadap orang lain yang lebih lemah dengan tujuan untuk menyakiti orang tersebut.
 
Dewasa ini, bullying menjadi sebuah istilah populer yang bermakna kekerasan di kalangan pelajar. Seorang pelajar dikatakan sebagai korban bullying ketika ia diketahui terkena tindakan negatif oleh seorang pelajar atau sekelompok pelajar lain. 
 
Tindakan tersebut termasuk melukai atau membuat korban merasa tidak nyaman baik secara verbal, fisik maupun tindakan lain seperti memasang muka dan melakukan gerakan tubuh yang melecehkan atau mengasingkan korban dari kelompoknya.
 
Tak mengherankan, saat ini dunia pendidikan kembali digemparkan oleh kasus bullying. Disadari atau tidak, kasus semacam ini kerap kali terjadi di dunia pendidikan yang sampai saat ini belum ada tindakan nyata untuk mencegahnya sehingga kasus bullying berulang kali terjadi setiap tahunnya. 
 
Bahkan lebih mirisnya, hari ini bullying yang terjadi sudah mengarah ke ranah kekerasan fisik. KPAI mencatat dalam kurun waktu 9 tahun dari 2011 sampai 2019, ada 37.381 pengaduan. Untuk Bullying baik di pendidikan maupun sosial media mencapai 2.473 laporan.
 
Bahkan Januari sampai Februari 2020, setiap hari publik kerap disuguhi berita fenomena kekerasan anak. Seperti siswa yang jarinya harus diamputasi, kemudian siswa yang ditemukan meninggal di gorong gorong sekolah, serta siswa yang ditendang lalu meninggal.
 
"Tentunya ini sangat disadari dan menjadi keprihatinan bersama.
 
Kalau melihat skala dampak yang disebabkan dari 3 peristiwa diatas, memperlihatkan gangguan perilaku yang dialami anak. Gangguan perilaku tersebut perlu diantisipasi sejak awal," kata Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, Jasra Putra, Sabtu (8/2/2020).
 
Menurut Jasra pemicu bullying sangat banyak. Seperti tontonan kekerasan, dampak negatif gawai, penghakiman media sosial.
 
"Dan itu kisah yang berulang, karena bisa diputar balik kapan saja oleh anak, tidak ada batasan untuk anak anak mengkonsumsinya kembali," tuturnya.
Jasra menambahkan, Fenomena paparan kekerasan sangat represif masuk ke kehidupan anak dari berbagai media. Tentunya fenomena jaman ini, perlu menstimulan sekolah untuk membaca kondisi kejiwaan setiap siswanya. Artinya sangat tidak cukup sekolah hanya memiliki 1 guru konseling.
 
"Bahwa kedepan guru konseling bukan profesi sampingan, apalagi dibebankan juga dengan mengajar," tuturnya. (inilah.com)
 
Bullying kian kerap terjadi dikalangan pelajar mulai tingkat SD sampai SMA sekalipun ,contoh nya kasus bullyng yang pernah viral dibeberapa tahun lalu yaitu kasus audrey siswi SMP PONTIANAK ,yang menjadi korban dari kekerasan bullyng ,pengeroyokan serta penganiayaan oleh 12 orang siswi SMA. (tribunnews, 10/4/2019). Kasus ini menjadi viral setelah dilakukan sebuah petisi di change.org dengan tagar #JusticeForAudrey yang sudah menjadi trending topik dunia.
 
Lebih parahnya lagi, pelaku yang mengeroyok berperilaku seolah-olah tidak bersalah dalam hal ini. Bahkan dari video yang tersebar di media, pelaku dengan santainya berpose di kantor polisi bahkan mengupload videonya di sosial media. Mereka juga mengaku tidak takut melakukan bullying karena merasa memiliki “bekingan”.
 
Jika kita melihat perilaku mereka, tentu dada kita akan merasa sesak. Mengapa ada generasi yang berbuat keji seperti itu? Sudah tak punya malukah mereka? Atau, sudah hilangkah keimanan dalam dada mereka? Namun perlu kita ketahui bersama, sebenarnya mereka semua adalah korban dari kesalahan penerapan sistem saat ini. Mengapa demikian?
 
Pertama, pendidikan yang sekuler (memisahkan agama dari dunia pendidikan) menjadi akar persoalan yang mempengaruhi perilaku siswa yang semakin sulit diatur. Siswa yang tidak diberikan pendidikan yang tidak bersinergi dengan pendidikan agama menjadi hasil dari sekularisasi di dunia pendidikan. Alhasil, output yang dihasilkan dari pendidikan ini adalah siswa yang jauh dari pemahaman agama, dan terkikis akidahnya, bahkan berani melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama.
 
Kedua, media/tontonan saat ini juga cenderung sekuler bahkan tanpa filter. Anak bebas mengakses tontonan yang sangat tidak mendidik seperti film tawuran, pacaran, seks bebas, dll. Tentu semacam ini akan menjadi faktor dari perbuatan asusila yang menyerang generasi bangsa saat ini. Pada akhirnya tontonan seperti itu mudah ditiru dan dipraktekkan dalam kehidupan nyata.
 
Ketiga, tidak adanya ketakwaan individu, masyarakat, dan negara. Penerapan sistem sekuler-liberal di segala bidangnya akan melahirkan generasi yang sekuler dan liberal. Mereka diberi kebebasan dalam menjalani kehidupan yang mereka inginkan. Tentu, kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan tanpa batas dalam segala aspek. Termasuk aspek bertingkah laku. Ditambah lagi dengan adanya payung hukum HAM, maka akan menjadikan generasi berbuat semaunya bahkan berbuat kekerasan sekalipun dengan dalih Hak Asasinya.
 
Maka, jangan heran jika potret generasi saat ini jauh dari harapan. Generasi yang seharusnya menjadi tonggak peradaban, kini berubah menjadi generasi brutal tanpa arah. Generasi diserang dari berbagai arah dengan suntikan paham sekularisme. Dan ini sudah menjadi Problem Akut Didunia, tak Hanya Di Indonesia melainkan tingkat dunia.
 
Islam memandang bahwa menjaga generasi bukan hanya tugas orang tua maupun guru, akan tetapi juga butuh peran negara dan masyarakat. Negara memiliki andil yang sangat besar dalam menyaring segala tontonan di media apapun yang berpengaruh besar terhadap pembentukan generasi. Tak hanya sekedar memfilter media, namun negara juga punya tanggung jawab besar untuk melindungi generasi dari segala ancaman yang akan terjadi.
 
Begitupun masyarakat, mereka juga memiliki andil yang besar untuk menasehati, mengajak pada kebaikan, dan mencegah tindakan yang buruk. Sebab, jika hanya orangtua yang berperan dalam menjaga generasi muda, sedangkan lingkungan masyarakat dan negaranya tidak mendukung, maka tidak menutup kemungkinan anak akan terkontaminasi dengan pengaruh buruk dari lingkungan sekitar.
 
Oleh sebab itu, peran orangtua sangat penting dalam membentuk generasi yang baik. Dukungan sistem kehidupan yang diterapkan negara dan kontrol masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang kondusif juga sangat diperlukan. Tentu, sistem kehidupan yang berasal dari Al-Khaliq (Sang Pencipta) yang akan membawa kebaikan dan rahmat bagi seluruh alam.
 
Sedangkan penerapan aturan Islam secara sistematis secara sempurna akan melahirkan individu yang bertakwa serta mencetak generasi yang memiliki visi hidup yang jelas (visioner) yang akan menjadi tonggak bagi peradaban bangsa. Generasi yang diliputi rasa iman dan takwa tidak akan berani melakukan tindakan amoral dan keji karena di dalam hati mereka sudah tertanam kebaikan, dan diliputi rasa takut kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Wallahu a’lam bish-shawwab.*
 
Nurul Hariani
Mahasiswi UINSU Medan dan Aktivis Muslimah Dakwah Comunity

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X