Jum'at, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 11 Oktober 2019 22:35 wib
6.406 views
Tragedi Penusukan Wiranto dan Terkuaknya Fenomena Buzzer Petahana
Oleh: Ummu Azka
Menteri Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto hendak diserang oleh seseorang dengan menggunakan senjata tajam, saat melakukan kunjungan ke Pandeglang, Banten, Kamis (10/10). Wiranto sendiri bisa diselamatkan, sedangkan Kapolres Pandeglang mengalami luka tusuk di bagian punggung. Pelaku sudah berhasil ditahan. Sementara itu polri menduga bahwa pelaku terindikasi terlibat ISIS.(cnnindonesia.com)
Seperti rembulan di siang bolong. Kejadian ini berhasil mengejutkan banyak pihak. Netizen riuh, masyarakat resah. Beragam komentar datang membuli pelaku, namun tak sedikit yang mempertanyakan penjagaan aparat terhadap Menkopolhukam tersebut.
Meski masih dalam proses penyelidikan, setidaknya berita ini sudah mampu menjadi magnet bagi publik yang baru saja geram karena disuguhi oleh munculnya fenomena buzzer petahana. Nama Ninoy Karundeng yang mencuat ke permukaan, menjadi senjata makan tuan bagi para politisi kubu petahana. Mereka yang terciduk sering berkata lancang terhadap ajaran Islam dan para ulama, harus mengakui kekuasaan yang kini diraih nyatanya sarat dengan intrik dan minim prestasi.
Benarkah petahana mulai gerah dengan satu persatu kebusukan yang mencuat? Setidaknya ada kejadian yang harus di"sterilkan" dari berbagai pemberitaan tak sedap.
Ya, momen pelantikan Presiden dan wakil presiden. Tanggal 10 Oktober 2019 Jokowi dan wakilnya Bapak Ma'ruf Amin resmi dilantik. Beragam kontroversi yang membersamai mereka tak satu pun dapat menggagalkan majunya kedua tokoh ke kursi petahana. Maka wajar jika mencuatnya kasus Ninoy sebagai buzzer yang bernasib malang, telah membuat resah kubu petahana.
Berbagai drama dibuat, putar balik fakta yang biasa dilakukan penguasa, menciduk Ustadz Bernard sebagai tersangka. Sementara fakta di lapangan menyebutkan, bahwa ustadz Bernard justru menolong Ninoy saat massa memergokinya sebagai buzzer petahana.
Kini, saat perhatian publik tertuju pada buzzer petahana yang sangat berjasa dibalik kemenangan Jokowi-Ma'ruf, terjadilah drama penusukan Bapak Menteri seakan membuyarkan semuanya.
Kemana lagi opini publik akan dibawa?
Pernyataan Polri yang menyebutkan bahwa pelaku terindikasi ISIS , memberikan indikasi bahwa berkali-kali pemerintah ingin menyudutkan Islam.
Dari peristiwa di atas, kita sadari semakin rumitnya persoalan bangsa. Pemerintah berlaga seperti raja yang enggan mengurusi rakyatnya. Sementara rakyat yang mulai jenuh dengan situasi yang ada, sudah membuat ancang-ancang untuk berlari kencang ke arah perubahan.
Disinilah Islam menjadi cahaya yang tak tergantikan. Islam yang sesuai dengan fitrah manusia akan muncul sebagai jawaban bagi segala persoalan.
Fenomena buzzer di belakang politisi yang tak berkualitas, tak kan lagi ditemukan jika Islam berkuasa. Timbangan keimanan serta kinerja yang nyata akan jadi penentu bahwa hanya orang-orang yang layak saja yang akan diamanahi tampuk kekuasaan. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!